Oleh : Putri Dewi Ayu Prastika
BeritaSimalungun.com-Di era dunia yang semakin modern
saat ini mengharuskan seseorang untuk terus menghasilkan kreatifitas agar dapat
berinovasi. Begitu pula yang dilakukan gadis kelahiran Pematang Siantar 20
tahun yang lalu ini, Sanaam Mayta Situmorang. Seorang Mahasiswi Ilmu Komunikasi
Stambuk 2015 Universitas Sumatera Utara.
Berkat ketekunannya dalam membaca dan
menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar, kini prestasi Sam panggilan akrab gadis
tersebut tidak bisa di pandang sebelah mata. Berasal dari latar belakang keluarga sederhana tidak menyurutkan
kreatifitas Sam untuk terus berkarya.
Lahir
sebagai seorang anak sulung dari tiga bersaudara, Sam mempunyai segudang
prestasi dan kontribusi besar untuk kehidupan sosialnya.
Selain aktif di
beberapa organisasi, prestasi akademik Sam juga memuaskan. Berawal dari
dukungan dan dorongan orang tuanya untuk menerapkan kebiasaan membaca,
menginpirasi Sam untuk menulis dan menghantarkannya memperoleh penghargaan dari
beberapa hasil karya tulis yang ia buat, seperti : puisi, cerpen, essay dan
buku.
Dari hobi menulis tersebut, Sam
banyak mengukir prestasi di bidang karya tulis. Diantaranya yaitu : National Short Story Competition “Masih Adakah Harapan Di Ujung Senja?”,
National Short Story Competition “Kutub Pelangi – Adakah Pelangi Dikutub –
Kutub Salju”, National
Short Story Competition “Maaf ,National Short Story Competition “Perjalanan
Meraih Mimpi” dan lain sebagainya.
Prestasi yang
paling membanggakan Sam ialah saat ini ia berhasil menjadi bagian
dari forum iternasional. Melalui proses seleksi yang sangat ketat Sam
terpilih menjadi salah satu delegasi Indonesia dalam International
Human Rights University Forum yang berfokus
pada masalah Hak Asasi
Manusia (HAM) dan
diikuti oleh delapan negara lainnya.
Selain itu, Sam yang lebih dikenal dengan nama pena DREAMR ini telah
menerbitkan dua buku yang berjudul Criminal
Love dan I Found Me.
“Tidak peduli kau memiliki warna yang berbeda, atau kau miskin diantara
mereka, mimpimu tidak bisa di anggap sebelah mata”. Begitulah salah satu
petikan kalimat yang terdapat dalam novel karya tulis Sam.
Menurutnya,
menulis merupakan realisasi dari imajinasi dan dapat menghibur disaat suasana
hatinya sedang tidak baik. Melalui menulis, ia dapat mencurahkan segala
keinginan dan perasaan yang ada dalam dirinya. Ia juga tidak akan membiarkan
waktu luangnya terbuang dengan sia-sia. Ia lebih suka memanfaatkannya dengan menciptakan sebuah karya.
“Bagaimanapun hasil karya tulis kita, itu semua merupakan hal yang ingin
kita curahkan dan dituliskan dengan menggunakan usaha dan kemampuan kita yang
terbesar. Jadi bagaimanapun hasilnya, baik atau buruk tidak ada yang boleh
menilai sebelah mata hasil karya kita," tegas Sam.
Telah banyak
pencapaian yang telah dilakukannya.
Meskipun demikian, Sam masih memiliki banyak mimpi lagi yang
hendak dicapainya. Salah satu cita-cita yang ingin dicapainya adalah menjadi
seorang dosen.
Ia memiliki kepedulian yang tinggi dengan generasi muda, menurutnya
generasi muda di Indonesia seharusnya dapat lebih maju, jauh lebih maju dari
yang sekarang ini.
Selain itu,
Sam juga
sangat berharap tulisannya dapat menginsiprasi dan dapat menjadi panutan bagi
remaja seusianya. (Penulis Mahasiswi Ilmu Komunikasi USU)
0 Comments