Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Terbongkar! Tumpeng ‘Selamat Ahok Dipenjara’ oleh Staff Sandiaga, Charlie Simarmata!




BeritaSimalungun.com, Jakarta-Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa ‘kesantunan’ menjadi sebuah topeng bagi Sandiaga Uno dan kawan-kawan. Ternyata ia memiliki seorang pembantu atau staff khusus yang tidak santun. Beredar sebuah foto yang menjadi viral karena ucapan syukur yang dilakukan oleh seseorang yang tidak dikenal. Namun ternyata netizen berhasil menguak siapa orang-orang yang ada di balik itu. Namun saya ingin menekankan kepada satu orang staff, bernama Charlie Simarmata.

Apa yang dilakukannya bukanlah hal yang pantas,mengapa? Karena Charlie dan teman-temannya merayakan kekalahan Pak Ahok, bukan hanya di Pilkada. Di dalam vonis hakim selama dua tahun, yang menurut banyak orang, vonis tersebut cacat secara hukum, mereka merayakan dengan melakukan tumpeng.

Setelah berpesta di Bar dengan wine, mereka berpesta dengan melakukan makan bersama dan tumpeng. Tidak lupa ada kertas bertuliskan “Selamat Ahok Dipenjara” menghiasi tumpeng tersebut. Restoran makan yang tidak diketahui lokasinya, menjadi tempat mereka merayakan kekalahan Pak Ahok dan tim kuasa hukumnya di persidangan. Ini adalah potret yang menjijikkan. Bukan hanya menjijikkan, namun membuat emosi para pendukung Ahok berkecamuk.

Menurut status Facebooknya, Charlie Simarmata merupakan Komisaris dari Konsultan Properti di Jakarta dan sekitarnya. Ia adalah lulusan dari Ilmu Komunikasi Universitas Sisingamangararaja Medan. Ia juga belajar marketing di SIMS Jakata, dan Teknik Komputer. Pria ini juga merupakan lulusan SMA Negeri Labuhan Deli Medan. Pria ini sudah menikah.

Status terakhirnya yang dicuitkan pada hari ini, 11 Mei 2017 sekitar pukul  7 pagi berbunyi demikian. “Sori Ya Bro, Jangan Paksakan Saya Harus Respec dan Berempati. Karena Saya Lagi Bahagia-Bahagianya. Morning All,” Chalie Simarmata.

Di satu sisi saya cukup salut dengan orang ini karena profile Facebooknya terbuka untuk umum, dan terbuka untuk dikomentari. Banyak sekali foto-fotonya sekarang mulai dikomentari oleh para netizen. Ketimbang hal yang positif, ternyata komentar negatif menghiasi Facebooknya.

Di satu sisi saya cukup salut dengan orang ini karena profile Facebooknya terbuka untuk umum, dan terbuka untuk dikomentari. Banyak sekali foto-fotonya sekarang mulai dikomentari oleh para netizen. Ketimbang hal yang positif, ternyata komentar negatif menghiasi Facebooknya.

Ini merupakan tekanan yang diberikan oleh rakyat. Tekanan mental dan moral sedang diberikan. Saya tidak tahu seberapa tahannya Charlie Simarmata dapat menahan setiap tekanan ini. Pria ini sepertinya bukan pria kere, melainkan pria mapan yang cukup berhasil. Terlihat dari pekerjaannya sebagai konsultan properti dan pemain properti juga tentunya.

Komentar pedaspun sering dimunculkan oleh Charlie, khususnya kepada para pendukung Ahok. Karangan bungapun dikomentari secara tidak jelas oleh orang ini. Begini isinya “Biasa Aja Bro, Tak Perlu Dengan Air Mata, Apalagi Karangan Bunga. Dahh Gitu Aja Tok...Tok...Tok...” Charlie Simarmata.

Kemungkinan besar ia memiliki masalah dengan karakternya di dalam menerima fakta, bahwa Ahok yang kalah justru memenangkan hati rakyat. Ini merupakan potret umum dari para pendukung Anies Sandi yang menyatakan iri hati dan dengki. Bagaimana mungkin Ahok yang kalah, mendapatkan karangan bunga lebih banyak dari Anies Sandi?

Pria beranak tiga dan beristri satu terlihat seperti keluarga pada umumnya, namun mengapa kebencian masih ada di dalam dirinya? Bukankah seharusnya keluarga itu sudah membahagiakannya? 

Setahu saya, ia adalah orang Kristen. Hal ini membuktikan mau Anda Kristen, Islam atau agama apapun, di dalam status ekonomi apapun tidak jaminan. Jika kebencian melanda kalian, kalian sejatinya tidak berbeda dengan kaum bumi datar. Agama hanyalah tempelan, status ekonomi hanyalah topeng, sejatinya kalian adalah bumi datar.

Seringkali saya mendapatkan e-mail bahwa para penulis Seword mengintimidasi agama tertentu, khususnya agama Islam. Namun sekali lagi saya sebagai salah satu penulisnya, ingin menyatakan hal itu salah besar. 

Kami disini memiliki beban untuk membela orang baik dan membongkar setiap kedok yang ada dari orang-orang yang menganggap dirinya santun dan agamis, padahal tidak jauh dari kelaliman dan kefasikan. Jadi izinkan saya sebagai penulis untuk menepis tudingan tersebut dengan pemberitaan yang memang jelas arahnya untuk membela orang baik. Jadi semua ini adalah masalah keberpihakan. – Anies Baswedan. Betul kan yang saya katakan? (H*)



Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments