Untuk Veronica Tan, Sean, Tania, dan Daud : Jangan Kalian
Benci Indonesia, Stay Strong!
BeritaSimalungun.com-Saya masih menuliskan ini dengan tangan
gemetar. Mengikuti media sosial dan pemberitaan online, hari ini (Selasa 9 Mei 2017) Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok divonis dua tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Utara yang diketuai oleh Dwiarso Budi Santiarto dan dengan
anggota Jupriyadi, Abdul Rosyad, I Wayan Wirjana, dan Didik Wuryanto.
Saya marah, mau nangis, dan tak berhenti mengutuki institusi
peradilan dan bedebah-bedebah yang menekan dan mengintervensi kasus ini sejak
awal. Shame on you, Guys! You will get your karma soon, i promise!
Untuk Veronica Tan…
Kemudian saya teringat wanita ini. Wanita yang selama ini
mendampingi Ahok sejak 6 September 1997. Wanita yang jago bermain cello dan
berpenampilan bersahaja, jauh dari kesan Ibu pejabat dengan rambut sasakan dan
dandanan glamor. Wanita cerdas yang mendampingi lelaki hebat menapaki naik
turunnya kehidupan bersama-sama.
Entah apa yang ada di dalam batinnya saat ini, lah saya saja
yang cuma penonton dari jauh sedih. Saya membayangkan sekuat-kuatnya Veronica
Tan atau meskipun Ia sudah dijelaskan tentang kemungkinan terburuk yang bisa
terjadi tetap saja mana ada istri yang mau suaminya dipenjara selama dua tahun.
Apalagi tuduhan yang diberikan jelas tidak berdasar dan sarat dengan tekanan
dan muatan politis.
Kabar menyebutkan bahwa pengacara Ahok (saat saya menulis
ini) kehilangan kontak karena Ahok bersama jaksa. Ada reporter di media sosial
yang menyebutkan Ahok dibawa ke LP Cipinang.
Ya Allah, entah apa rasanya jadi
Veronica setelah suaminya selalu dituduh ini-itu, semua-semua dibilang salah
Ahok, agamanya dikafir-kafirkan, asal usul keturunannya dipersoalkan, difitnah
macam-macam, dan sekarang harus menjalani hukuman atas apa yang sebetulnya
bukan kesalahannya.
Entahlah apa rasanya Veronica melepas Ahok tadi pagi
berangkat ke pengadilan dan apa perasaannya siang ini menyadari mungkin nanti
malam atau malam-malam berikutnya Ahok tak lagi tidur di sisinya, melainkan
dalam sel tahanan.
Ahok memang akan mengajukan banding, namun saya pesimis
dengan sistem peradilan kita. Dan perjalanan menuju proses banding sampai di
tingkat kasasi itu panjang dan melelahkan. Artinya juga masih sangat lama bagi
Veronica untuk bisa bernafas lega dan hidup tenang bersama suami dan
keluarganya.
Bu Vero, Anda adalah wanita yang sangat cantik lahir dan
batin. Saya percaya itu meski tak mengenal Anda secara personal. Saya meyakini
bahwa di balik laki-laki yang hebat seperti Ahok ada perempuan yang tak kalah
dahsyatnya sebagai support system Beliau.
Kalau hari ini Anda ingin menangis
karena sedih, kecewa, marah maka lakukanlah. Tidak ada yang melarang dan
mencegah Anda melakukan itu. Saya pun ingin memeluk Anda dan anak-anak saat
ini.
Namun setelah itu ingatlah peran Anda belum berhenti sampai
di sini. Anda harus tetap memperhatikan Pak Ahok meskipun Ia dipenjara.
Makanannya, kesehatannya, dan psikologis Beliau. Sekuat-kuatnya Ahok tetaplah
Ia manusia biasa. Anda harus bangkit untuk suami, anak-anak, dan keluarga.
Entah bombardir apa lagi yang akan mereka munculkan setelah ini. Jadilah selalu
sandaran bagi Bapak dan anak-anak, doamu adalah cahaya dan ridho bagi suamimu…
Kami semua di sini juga selalu akan mendoakan dan mendukung
setiap langkahmu dan Pak Ahok, Bu. Maafkan kami yang belum sukses mendukung
Bapak ini. Kami mungkin terlambat dan kurang maksimal dalam membela sehingga kaum batil itu merajalela.
Untuk Nicholas Sean, Nathania, dan Daud Albeenner…
Nak, maafkan kami ya. Kami gagal mengawal ayah kalian yang
hebat dan tiada duanya itu. Kalian tentu marah, sedih, dan ketakutan. Mungkin
sebagian akan mengatakan itu resiko jadi anaknya Ahok. Lah kalian kan tidak
bisa memilih mau lahir dari orangtua mana.
Kalau ada teman atau orang yang menjelek-jelekkan atau
memanfaatkan vonis ini untuk berkata buruk tentang ayah kalian, jangan
dimasukkan hati. Mereka hanya orang yang kalau tidak bodoh, jahat, serakah,
atau sumbunya memang pendek.
Ayahmu bukan penjahat, justru banyak penjahat yang
ingin menjatuhkan ayahmu. Ayahmu adalah pejuang di era sekarang yang jelas
bekerja dan dicintai banyak orang. Tidak ada alasan untuk tak lagi sayang atau
tak lagi bangga dengan ayah kalian, justru harus makin berlipat sayang dan
bangganya!
Jangan benci dengan Indonesia ya sayang, kami tahu sistem
peradilan kami belum bisa adil dan fair. Kami tahu ayahmu adalah korban carut
marutnya sistem politik di negara ini. Kami tahu Indonesia terlambat
mengantisipasi bigot yang terus bergerak menggerogoti sumbu-sumbu kehidupan.
Apalagi untuk Sean yang bersekolah di kampus negeri. Tentu
ada segelintir teman, senior, bahkan mungkin dosenmu yang memandang sinis
ayahmu dan sibuk jadi bagian yang menuduhnya menistakan agama. Jangan surut
semangatmu.
Tetaplah belajar dengan baik dan berteman sepenuh hati dengan
siapapun seperti kerja keras dan sikap kemanusiaan yang ayahmu tunjukkan pada
kami. Manusia-manusia patologis selalu ada di mana-mana. Kamu harus tetap sabar
dan berjalan tegak!
Jagalah Ibu kalian dan jadilah support system yang baik
untuk Ayah dan Ibu. Kami di luar ini banyak yang mendukung dan cinta dengan
kalian, ikhlas sepenuh hati. Ayah kalian bukanlah pesakitan tapi justru yang
tersakiti. Ayah kalian bukan penjahat tapi justru yang dijahati. Ayah kalian
bukan penista tapi yang justru dinistakan.
Doa kami menyertai kalian, selalu…. We love you..
(Penulis Rahmatika-www.seword.com)
Ahok berswafoto dan disambut gembira pegawai LP Cipinang saat ahok ditahan usai sidang vonis 2 tahun penjara Oleh PN Jakarta Utara, Selasa 9 Mei 2017. IST |
Ahok berswafoto dan disambut gembira pegawai LP Cipinang saat ahok ditahan usai sidang vonis 2 tahun penjara Oleh PN Jakarta Utara, Selasa 9 Mei 2017. IST |
0 Comments