BeritaSimalungun-Menjadi seorang pilot merupakan salah satu profesi yang banyak didambakan oleh kalangan generasi muda, sebab dengan menjadi pilot, seseorang dapat terbang melintasi cakrawala.
Bila dulu pilot identik sebagai profesi kaum lelaki, kini semakin banyak perempuan yang berprofesi menjadi pilot. Di Indonesia, perempuan yang menjadi pilot sudah cukup banyak.
Namun, di Kabupaten Karo Popi Novia br Ginting mungkin adalah pilot perempuan pertama, yang bisa menjadi inspirasi untuk kebangkitan generasi muda, khususnya kartini-kartini dari Tanah Karo.
Pilot kelahiran Lau Baleng, 18 Oktober 1993 ini adalah anak dari Waktu Edison Ginting (WED) dan Pennoh br Pinem, perempuan asli berdarah Karo. Kini perempuan yang akrab disapa dengan Popi ini menjadi salah satu pilot di Maskapai Citilink.
Kesan pertama dari sosok pilot wanita pertama Karo ini cukup ramah dan bersahabat, saat dihubungi wartawan Sipayo.com melalui melalui telepon selulernya, Minggu sore, 14 Oktober 2017, untuk diwawancarai.
Di awal percakapan, Pilot Wanita Karo tersebut mengatakan, dirinya adalah lulusan sekolah penerbang Nusa Flying International Jakarta. Popi menempuh pendidikan di SD Katolik Lau Baleng, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 1 Lau Baleng, dan SMK Negeri Penerbangan Bogor.
Niat menjadi pilot muncul sejak Popi duduk di bangku SMP, bahkan gadis cantik ini saat diwawancarai juga memiliki saran tersendiri buat generasi muda.
“Jangan pernah menyerah dan teruslah berusaha, sebab seluruh usaha yang dilakukan tidak akan pernah mengkhianati hasil. Saya bisa menjadi seperti sekarang tidak terlepas dari buah perjuangan yang tidak instan dengan proses yang begitu rumit dan butuh perjuangan ekstra,” ujarnya.
Popi berpesan, bagi generasi muda yang bercita-cita ingin menjadi seorang pilot, hal pertama yang harus dan mutlak dilakukan adalah menjauhi narkoba dan jaga kesehatan, sebab modal utama menjadi pilot adalah memiliki kesehatan prima.
Berbicara tentang suka duka menjadi seorang pilot, Popi juga bercerita pengalamannya yang bisa berkeliling Indonesia dan bahkan bisa keliling dunia.
“Banyak mengetahui karakter dari setiap kota, dari Sabang hingga Merauke, ibarat kita sarapan di Bali, makan siang di Jakarta, dan tidur di Medan,” ujarnya.
Dan dibalik manisnya menjadi seorang pilot, Popi juga bercerita tentang duka yang ada didalamnya. “Dukanya menjadi seorang pilot disaat terbang cuacanya jelek, seperti hujan badai. Nah disitulah kita sebagai pilot harus benar-benar mempunyai skill dan harus bisa mengambil keputusan dan mengutamakan keselamatan para penumpang,” ujarnya.
Popi menambahkan, duka lain bila berprofesi sebagai seorang pilot, yakni jauh dari keluarga dan kehidupan sosial juga kurang mendukung, karena hampir setengah bulan diluar kota. “Jadi jangan harap bisa selalu hadir dalam acara-acara penting orang-orang terdekat,” ujarnya. (BS)
Sumber: sipayo.com
0 Comments