Bersama JR Saragih SUMUT BISA |
BeritaSimalungun-Bosan….Jenuh. Begitulah saya memberikan kata untuk menanggapi maraknya postingan-postingan jalan-jalan rusak di Kabupaten Simalungun. Saya sendiri paling sering dan tak henti-hentinya mengkritisi soal kerusakan jalan-jalan di Kabupaten Simalungun yang puluhan tahun tak ada perubahan (Filenya di www.beritasimalungun.blogspot.com). Lalu Bupati Simalungun-lah yang kerap jadi sasaran “tembak”.
Lalu pernah kah kita berpikir, kenapa sulit membangun infrastruktur di Kabupaten Simalungun? Tentunya banyak faktor atau penyebabnya. Kali ini saya berikan alasan pertama adalah minimnya dana APBD Kabupaten Simalungun.
Kemudian tak adanya lobi-lobi Anggota DPRD Sumatera Utara Dapil Kabupaten Simalungun yang mau memperjuangkan dana APBD Provinsi Sumatera Utara untuk Simalungun. Bahkan politisi-politisi (Anggota DPR RI) Dapil Sumut III (termasuk kabupaten Simalungun) tidak mau tahu dengan kondisi infrastruktur di Kabupaten Simalungun.
Gebrakan Anggota DPR RI, DPD RI dan DPRD Provinsi Sumatera Utara untuk pembangunan Kabupaten Simalungun nyaris tak terasa. Jadi buruknya infrastruktur di Kabupaten Simalungun selalu dilemparkan ke Bupati Simalungun (JR Saragih).
Bahkan secara pribadi saya membenci JR Saragih karena jalan lingkar Danau Toba hingga kampung saya hingga kini tak kunjung tuntas. Namun saat ini untuk menyalahkan Bupati Simalungun JR Saragih tak ada guna.
Kita lebih baik mencari solusinya. Langkah yang dilakukan JR Saragih untuk mencalonkan Gubernur Sumut tentu ada niat baik untuk Kabupaten Simalungun. JR Saragih akan merebut tampuk Sumatera Utara sehingga bisa melihat ketimpangan pembangunan di 33 kabupaten/kota se Sumatera Utara.
Langkah yang dilakukan JR Saragih harus didukung, terlepas dari ketidak sukaan anda soal buruknya pembangunan inrastruktur di Kabupaten Simalungun. Keberanian JR Saragih maju di Pilgubsu Juni 2018 adalah fakta dan buka retorika semata.
Siapa Tokoh Batak yang berani maju di Pilgubsu dengan berbagai kekuatan politik untuk bisa lolos ke KPU Sumut. Sekelas Gubernur Sumut Erry saja harus kandas karena tidak memiliki power politik.
Banyak politikus Batak yang berkiprah di Jakarta, namun tak bernyali untuk turun gunung di Pilgubsu.
JR Saragih lain dari sejumlah politikus Batak di Jakarta itu. JR Saragih yang hanya menjabat Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Sumatera Utara dan menjabat Bupati Simalungun Dua Periode berani dan percaya diri untuk merebut Sumut I.
Perjuangan JR Saragih dan Tim harus mendapat dukungan yang iklas dari Masyarakat Batak se Dunia, terlebih di Sumatera Utara. Politik identitas bukan tabu disaat Pilkada berlangsung. Politik identitas menunjukkan kekayaan Adat Budaya Indonesia yang harus dibalut dalam NKRI.
Majunya JR Saragih jadi cagubsu tentunya bukan hanya keinginan orang Batak semata, namun oleh dorongan masyarakat Sumatera Utara. Peluang JR Saragih untuk menduduki Kursi Sumut I terbuka lebar mengingat JR Saragih lebih menguasai geografis dan karakteristik masyarakat pemilih di Sumut.
Ephorus GKPS Pdt Martin Rumanja saat memberikan "Boras Tenger" saat JR Saragih hendak mendaftar ke KPU Sumut. IST |
Berdasarkan data penduduk dibawah ini, kedekatan historis kesukuan dan agama akan menjadi salah satu penentu kemenangan Pilgubsu 27 Juni 2018. Selain juga faktor kemampuan dan kecakapan kepemimpinan.
Dari data ini maka akan muncul prediksi Komposisi Jawa+Batak 42+32 = 74%, Simalungun, Toba, Karo, Mandailing, Fakfak = Batak =42%, Melayu+Lainlain = 5+7 = 12%, Suku Nias, Tionghoa, Minang dan Banjar sekitar 14%.
Lalu ada faktor agama juga akan menentukan pada Pilkada. Dua pasangan mempunyai basis lengkap (JR-Ance, Djarot-Sihar dan Edy-Ijeck pasangan tidak lengkap. Sedangkan para pemilih masih tertarik dengan faktor agama ini karena ini adalah Indonesia.
Jika dicoba menprediksi dengan pasangan, kita ambil setengah dari data sukunya dan sepertiga dari data bukan sukunya: 1. Djarot-Sihar 21+16+2+1+2=42%, 2. JR Saragih-Ance 21+11+2+1+2=37%, 3. Edy-Ijeck sisanya 21%.
Namun factor etnis dengan komposisi pemenang di pilgubsu bisa saja terjadi. Ditambah pendekatan kemampuan bisa mempengaruhi soal meluluhkan pemilih. JR Saragih memilihi strategi yang mutakhir dalam hal satu ini. Kecuali ada keajaiban dan keanehan lewat cara-cara black campaigne, bisa saja hal lain terjadi. Inilah Politik, semua bisa terjadai kapan saja.
Mari kita dukung agar Pilkada Gubsu 27 Juni 2018 ini berjalan damai dan lancar serta warga Sumut mendapatkan pembelajaran politik yang baik. Pilihan dan selera kita bisa beda, tapi keutuhan dan kemajemukan masyarakat Sumut harus tetap terpelihara. Pilkada Hanya 5 Tahun Sekali, Gunakan hal Pilin Anda, Mari Pilih Kepala Daerah Yang Terbaik dari Yang Baik.
Saya Marga Saragih, Tentunya Mendukung JR Saragih, Karena Kali Pertama Ini Ada Marga Saragih (Parna) Mencalon Gubsu Seumur Sumatera Utara. (Asenk Lee Saragih-Penulis Asal Desa Hutaimbaru-Simalungun)
Berita Terkait
1. JR Saragih Berpeluang Menang di Pilgubsu 2018
2. Orang Batak Harus Bangga, JR Sargih Berani maju di Pilgubsu 2018
3. Curhatan JR Saragih di Sidang Majelis Pendeta GKPS Se Indonesia
0 Comments