Anita Martha Hutagalung (tengah) terbidik kamera saat hendak pulang usai menonton Pagesbud Simalungun, Sabtu (21/4/2018) malam. Photo: Asenk Lee Saragih. |
Oleh: Anita Martha Hutagalung
BeritaSimalungun-Sengaja aku datang ke Jakarta
Karena ingin menyaksikan Pagelaran Seni Budaya Simalungun untuk Indonesia.
Di Garuda Theatre TMII
Tgl 21 April yang lalu.
Berdua dengan eda Julida Purba kami tiba pukul 17.30 wib. Langsung ke meja panitia, mereka meminta tiket masuk. Lalu aku sodorkan Undangan yang seyogyanya untuk Bpk Yan Santoso Purba SH MH.
Karena beliau sibuk, tak bisa hadir. Maka kami puk sok-sok'an lah mewakilinya , perasaan tamu penting hahaha. Iya kan eda Artha Berliana 😉
Dan memang benar, kami di hantarkan langsung oleh panitia ke bangku khusus diperuntukkan untuk para tamu undangan. Dan kami duduk persis di belakang ketum penyelenggara Pagesbud Bpk AKBP Elisben Purba.
Sehingga aku bisa melihat dengan jelas seluruh pagelaran karena dekat ke panggung. Dengan tampilan multi media layar videotron 12 meter. Team musik yang ciamik.
Selama 4 hari ini aku banyak sekali membaca. Postingan eforia pasal Pagesbud. Semua memuji, semua merasakan keharuan. Semua berbahagia, dan menyatakan apresiasi setinggi-tingginya pada panitia penyelenggara.
Salut kepada Triadil Saragih dan kurang lebih 200 pendukung acara. Semua merasa terpuaskan. Dan pendapatku pun sama dengan mereka-mereka itu. Dan tak perlulah ku ulang-ulang lagi puja paji itu yaa.. Hehe 😀
Tak terbayangkan aku berapa duit koyak untuk mendanai ini. Berapa berat resiko yang kalian tanggung saat shooting nun jauh di kampung dan gunung.
Berapa jam yang tersita untuk latihan. Berapa banyak airmata.
Berapa.. Berapa..Betapa emosi juga ikut-ikutan nimbrung haha
Kalian lah yang tau itu semua. Seumur hidupku baru kali ini aku menonton Pagesbud Simalungun seramai ini.
Dan anehnya aku bisa betah 🤔 Yang kenal dengan Mak Boy pasti taulah. Aku itu orang yang pantatnya tidak betah duduk lama. Acara apapun itu, pasti cari kesempatan untuk meninggalkan bangku dan cari temen. Setidaknya buat bisik-bisik say hallo, atau menggosip ringan.
Tapi di malam itu, OMG selama 5 jam, aku bisa diam duduk manis dan sesekali ikut larut bergoyang.
Terlarut dalam setiap tampilan yang disuguhkan apik. Tarian tor-tor sombah itu begitu berkharisma. Aku sampai merinding, gak tau kenapa, Air mata mau jatuh, ngapain jugak yaa..?? 🤔 Perasaan yang sulit aku deskripsikan. Lalu..
Dari tampilan yang satu, ke tampilan berikutnya dan seterusnya. Bergulir bersih seakan nyaris tanpa jeda. Aku sampai lupa untuk pipis.
Anne Purba pokoknya gilaklah. Pantes aja loe sampai dipeluk gemes botou Uttok Sondi. Aku yang melihat adegan itu, ikut merasakan keharuan yang pecah.
Begitupun. Karena aku terbiasa mengkritik siapapun itu haha..Maka gak enak nanti aku tidur kalau belum kubilangkan bilangku ini.
Tapi ini bukan kritikan serius, cuma celoteh omak-omak. Acara akbar yang di hadiri oleh Presiden yang hadir lewat utusan beliau.
Dan tamu-tamu penting lainnya. Apalagi judul Simalungun untuk Indonesia. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya aku kira pantas kita nyanyikan bersama diawal acara.
Penyanyi-penyanyi yang kalian tampilkan semua oke punya. Semua tampil maksimal (mic (pelantang suara-red) nya kurang maksimal). Keseluruhan mantab.
Macam mesin solar , makin lama makin panass. Hanya ada satu group musik yang tampil, menurutku kelamaan tuh porsinya. Gak tau apakah penyanyinya yang kesoor'an 😜
Yang lain-lainnya pas lah itu. Nengok si badan besar Bang Enold Bateh Saragih yang bergulir kesana kesini pun jadi satu hiburan buatku.
Mengenai drama musikal. Bintangnya menurutku ada 3. Dan aku tidak kenal siapapun kalian itu hehe. Jadi aku menilai pure dari hasil pengamatanku saja , mereka adalah sepasang kekasih itu, cowok dan cewek.
Chemistrynya nyambung. Saat mereka happy, awak ikut happy. Saat mereka lagi galau awakpun ikut suntuk. Bahkan saat si cowok menarikan kerinduannya awakpun jadi tariluh, ingat masa lalu (curcol).
Lalu si Opung hehe..Keren siih sebenarnya. Tapi aku terganggu dengan batuk-batuknya si opung yang lebay. Secara Simalungun itu terkenal dengan ramuan-ramuan obat herbalnya yang mujarab.
Opung opung dikampung itu rata-rata sehat kok. Lagian kenapa setiap peran kakek/opung sejak jaman TVRI dulu selalu batuk2 melulu 😜
Trus untuk ukuran opung yang batuk2on dan untuk duduk dan berdiri saja susah. Si opung terlalu lasak kali. Sebentar muncul dari samping, sebentar udah ada di belakang penonton.
Adduuh..Aku takut opung pingsan haha..Tapi kerenlah si opung, pantaslah opung boru jatuh cinta.
Yang terakhir, panitia harusnya paham semua yang hadir tidak semua mengerti/paham bahasa Simalungun. Meskipun dia orang Simalungun. Apalagi lah yang bukan Simalungun.
Karena sibuk kali ku tengok Pak Ketum Elisben Purba Dasuha menterjemahkan ke Bhs Indonesia menerangkan pada Pak Hinca Ip Pandjaitan cerita/dialog drama Martondur itu. Karena beliau sangat antusias ingin tau cerita setiap adegan.
Terimakasih yang tak terhingga buat keseluruhan pendukung Pagesbud. Aku beruntung bisa melihat pagelaran yang dashyat. Beruntung Ikut jadi saksi sejarah Pagesbud Simalungun. Kalian bekerja totalitas dan dengan hati. Makanya terasa sampai ke hati kami. (Dikutip dari FB)
(Liputan Khususnya Klik Di Sini)
Berita Terkait
3. Catatan Anita Martha Hutagalung Soal Pagesbud Simalungun
0 Comments