Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Catatan Boy Christian Sihaloho Soal Tragedi KM Sinar Bangun yang Karam

Suasana Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Rabu (20/6/2018). IST
BeritaSimalungun-Boy Christian Sihaloho menanggapi soal postingan goretan seorang netizen dilinimasa soal tragedi Km Sinar Bangun dengan Judul "Ketika Nyawa Manusia Dianggap “Kacang Goreng”, Dan Menakar Nyali Tim SAR Danau Toba". (FB Asenk Lee Saragih)

Boy Christian Sihaloho: Semua yang coment ni mending ke Tigaras ya lihat langsung kesana trus tanya fery nya kenapa ditinggalkan korban. Biar gak saling menyalahkan kita. Kurasa kalau kita di dalam fery melihat kejadian itu, sudah gemetaran kaki kita, emang orang yang di fery sana gak punya anak, istri atau keluarga.

Aku orang Tigaras, rumahku pas di pelabuhan itu. Dulu ada proyek mangga hampir tiap hari aku pergi PP Tigaras - Simanindo, menghadapi gelombang seperti itu uda biasa dan jujur aku gemetaran.

Dan kata mamak ku yang melihat langsung dari belakang rumah, ketika orang teriak lari2 ke pelabuhan bilang "MADABUH KAPAL, MADABUH KAPAL" dan mamak ku langsung melihat dari jendela belakang, ombak sangat kencang sekali pokoknya tidak seperti biasanya lah dan cuaca agak gelap dan ada juga angin. Kalau ngak salah namanya angin halibisungan...angin yang berputar di danau itu.

Aku pribadi pun menyaksikan video kapal fery meninggalkan mereka miris nya melihatnya karena sepertinya tidak ada kasih dan tega meninggalkan mereka yang minta tolong.

Tapi kita kan tidak tau apa alasan mereka meninggalkan korban, apakah karena cuaca yang tidak mendukung atau karena tidak ada yang berani menyebur ke danau karena cuaca atau ketakutan, dsb.

Jadi jika kita hanya berandai andai dan maunya seperti ni, maunya seperti itu, semuanya itu hanya akan menimbulkan penuduhan2,jadi jika kita kesal atau harus tau kenapa seperti itu telpon lah pihak fery atau mari datang ke Tigaras untuk tanya langsung kepada mereka dan sekalian jika ada mari kita berikan bantuan bagi keluarga korban yang menunggu di posko melalui dapur umum posko itu, karena memang sangat membutuhkan.

Jadi harapan nya kita doakan sajalah proses pencarian agar berjalan baik dan cepat ditemukan. Yang ada jika kita tetap menyalahkan pihak fery atau pihak manapun, bisa membuat keluarga korban makin sedih jika membacanya.

Jika kita memang ber Tuhan dan ber Agama kita harus meyakini bahwa ajal mereka sudah tiba walaupun dengan cara seperti itu mereka menghadap sang Khalik, Seperti kotbah di gereja minggu lalu"kedatangan-Nya seperti pencuri, tak seorang pun tau kapan datangnya dan kita tidak tau kapan kematian datang menghampiri kita, sehingga kita pribadi pun harus siap kapan datang ajal menjemput kita.

Hanya sedikit berbagi saja supaya sosmed ni tidak banyak x saling menyalahkan dan menyudutkan pihak2 mana pun. Biar hukum yang berbicara kepada pihak manapun yang terkait dalam kejadian ini untuk mempertanggungjawabkan nya.

Dan semoga kejadian ini memberikan hikmah dan perbaikan bagi kita semua dengan harapan sistem pelayaran di Danau Toba bisa semakin membaik dan kita juga jika berwisata ke Danau Toba bisa menjaga sikap dan etika kita ketika disana. 

Keluarga Kami Pun ada nya di dalam kapal itu, tapi saya hanya bisa berdoa saja semoga cepat dapat. Makasih
.(Boy Christian Sihaloho-Salam dari par pesisir pantai (Anak Tigaras)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments