Info Terkini

10/recent/ticker-posts

"Kami Sudah Pasrah.. "

Pendeta GKPS yang menjadi sukarelawan untuk mendampingi korban dan juga teman-teman BPD Peruati Tanoh Simalungun, bisa bertemu dengan Pak Budiawan, Ketua Tim Basarnas dalam pencarian korban tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun Senin 18 Juni 2018 lalu tersebut. FB
Oleh: Darwita Purba

BeritaSimalungun, Tigaras-Kemarin (Jumat 29 Juni 2018), Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun terlihat sangat ramai sekali. Pasca diberitahu oleh Basarnas pada hari Kamis sore, bahwa hasil pencarian mereka menemukan titik terang, maka para keluarga korban maupun berbagai kalangan orang datang ke sana, semua ingin tahu. Kebanyakan orang berpikir, bahwa pencarian akan selesai, tinggal pengangkatan korban dari danau saja.

Kebetulan saya bersama teman-teman Pendeta GKPS yang menjadi sukarelawan untuk mendampingi korban dan juga teman-teman BPD Peruati Tanoh Simalungun, bisa bertemu dengan Pak Budiawan, Ketua Tim Basarnas dalam pencarian korban tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun Senin 18 Juni 2018 lalu tersebut. 


(Baca: Konseling-Doa-dan-Ibadah-Bersama Pendeta GKPS)

Beliau menjelaskan pada kami, bahwa sekalipun sudah mendapatkan lokasi korban dan kapal, serta sudah mendapat gambar dan rekaman video di dalam danau, tetapi persoalan pengangkatan korban tidak semudah yang dibayangkan. 

Kedalaman lokasi Danau Toba tersebut 450 Meter, sementara itu penyelam hanya mampu menyelam sampai kedalaman 60 m, melebihi dari itu berarti bunuh diri, karena pembuluh darah bisa pecah. Beliau menyebutkan saat ini sedang mengupayakan alat yang bisa menjangkau kedalaman 450 m tersebut.

Persoalannya alat-alat tersebut ada di perusahaan tambang atau di luar negeri, itupun kalau mereka mau memberi pinjaman untuk dipakai. Kalaupun alat dapat dipinjam, persoalan muncul lagi, bagaimana cara membawanya ke lokasi, tentu tidak mudah. Itu artinya menunggu lebih lama lagi. Opsi yang kedua, korban tidak diambil, pencarian ditutup, dan diakhiri dengan ritual tabur bunga.

Saya tahu itu tentu tidak mudah bagi keluarga korban maupun tim Basarnas, namun kita diperhadapkan pada kenyataan itu. Pak Budiawan sempat berlomentar "Kita harus berhati-hati pada Danau Toba ini, Danau Toba memang indah kelihatannya, tetapi ia bisa menelan kita, kalau kita tidak berbuat baik kepadanya. Kedalaman Danau Toba ini luar biasa, ada yang 450 m bahkan ada yang 800 m." Saya terhenyak, Waooow..

Selesai berdialog dengan tim Basarnas, kami menjumpai keluarga korban. Kami mau mendengar mereka. Saya kembali menjumpai seorang ibu, yang anak perempuan serta seorang cucunya yang tenggelam. 

Kali ini wajahnya sudah mulai cerah. Ia memberikan senyumnya kepada saya. Saya menceritakan hasil percakapan dengan Basarnas, ia mendengar dengan tenang. Lalu ia pun berkata "Kami sudah pasrah, kami memang berharap, kalaupun bisa dapat kakinya saja, kami sudah senang. 

Tapi kalau alat itu susah didatangkan ke sini, kami sudah terima kenyataan ini. Saya sudah lelah berhari-hari menunggu di sini, biarlah kami sudah pasrah. "Saya terharu mendengar ketabahannya, sekaligus bahagia karena ia sudah kuat.

Setelah selesai berdialog dengab mereka, kami pendeta sukarelawan GKPS dan sukarelawan Peruati membawakan ibadah penguatan kepada mereka. Pdt Renny Damanik, membawakan renungan dari Lukas 8 Tentang Yesus meredakan angin ribut, memberikan penguatan bahwa Tuhan dapat meredakan semua kesedihan dan duka kita semua. Dalam doa dan seruan kami, kami menyatakan pada Tuhan tentang kepasrahan kepada Tuhan. Tuhan memberikan yang terbaik.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman Peruati yang ada di seluruh Indonesia, yang sudah memberi dukungan dana kepada kami, sehingga kami bisa bergerak melakukan pelayanan pendampingan secara kontiniu kepada keluarga korban. 

Terimakasih kepada yang mewakili beberapa BPD Peruati yang sudah mendukung kami, BPD Minahasa, BPD Maluku, BPD Kaltara, BPD Jabodetabek: colek Ruth Ketsia, Evie Rawung, Marlyn Wongkar, Ejodia Kakoensi, Usi Nova, Ina Vera Trecia, dan yang lainnya, tidak bisa semua saya sebutkan namanya.

Kita menunggu berita saja, apakah pencarian korban akan dilanjutkan atau diakhiri dengan tabur bunga. Kita menunggu.(Penulis Tim Pelayanan GKPS Distrik I)


 
Pendeta GKPS yang menjadi sukarelawan untuk mendampingi korban dan juga teman-teman BPD Peruati Tanoh Simalungun, bisa bertemu dengan Pak Budiawan, Ketua Tim Basarnas dalam pencarian korban tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun Senin 18 Juni 2018 lalu tersebut. FB


Pendeta GKPS yang menjadi sukarelawan untuk mendampingi korban dan juga teman-teman BPD Peruati Tanoh Simalungun, bisa bertemu dengan Pak Budiawan, Ketua Tim Basarnas dalam pencarian korban tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun Senin 18 Juni 2018 lalu tersebut. FB
 






Pendeta GKPS yang menjadi sukarelawan untuk mendampingi korban dan juga teman-teman BPD Peruati Tanoh Simalungun, bisa bertemu dengan Pak Budiawan, Ketua Tim Basarnas dalam pencarian korban tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun Senin 18 Juni 2018 lalu tersebut. FB

 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments