Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Korban Selamat Kapal Tenggelam: Penumpang Sekitar 200 Orang

Seorang wanita mencium baju anaknya, penumpang KM Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, 19 Juni 2018. Para keluarga penumpang KM Sinar Bangun mulai mendatangi posko di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, untuk mencari informasi tentang anggota keluarga mereka. ( Foto: Antara / Irsan Mulyadi )

Tidak ada petugas yang memantau KM Sinar Bangun ketika mengangkut penumpang sebelum berangkat. Kapal juga dilaporkan mengangkut lebih dari 100 sepeda motor.

BeritaSimalungun, Parapat - Korban selamat tenggelamnya kapal penumpang KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut), Senin (18/6/2018) petang mengungkapkan, jumlah penumpang di dalam kapal diperkirakan mencapai 200 orang. Mereka menyangkal penumpang hanya 80 orang.

Tidak hanya membawa penumpang, kapal itu juga dilaporkan mengangkut lebih dari 100 sepeda motor, yang rata-rata milik penumpang kapal. Bahkan sebelum berangkat dari Pelabuhan Simanindo, para penumpang dikutip biaya retribusi Rp 1.000 untuk setiap kendaraan.

"Penumpang di KM Sinar Bangun sangat banyak. Rata-rata membawa sepeda motor yang diperkirakan ada 100 unit. Ada boncengan, termasuk saya sendiri," ujar salah seorang penumpang yang selamat, Sendri Sianturi di Puskesmas Simanindo, Sedri Sianturi, Selasa (19/6/2018).

Sendri masih trauma dan kelelahan akibat insiden tersebut. Dia juga belum mengetahui nasib delapan rekannya di kapal tersebut.

"Selain faktor alam, musibah ini disebabkan kapal over kapasitas. Kami melihat ada petugas perhubungan di pelabuhan tersebut. Namun saat mengangkut penumpang tidak diawasi, apalagi ditegur. Semua penumpang terombang-ambing di tengah perairan saat musibah itu terjadi," katanya.

Warga asal Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang ini menambahkan, sekitar satu jam dirinya terombang-ambing di perairan tersebut. Sendri beruntung tidak tenggelam karena memeluk helm sepeda motornya. Dia juga melihat banyak penumpang bernasib sama dengan dirinya.

"Tidak lama setelah terombang-ambing, saya melihat satu-persatu penumpang menjerit, mulai menghilang. Ada anak-anak, orang tua dan dewasa. Kejadian itu sangat mengerikan," ungkapnya.

Rico, korban lain yang selamat mengungkapkan, tidak ada petugas yang memantau KM Sinar Bangun ketika mengangkut penumpang sebelum berangkat dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir dengan tujuan Pelabuhan Tigaras di Simalungun.

"Petugas hanya mengenakan tarif retribusi kepada pemilik sepeda motor sebesar Rp 1.000 sebelum naik ke dalam kapal. Mereka tahu penumpang yang menaiki kapal, tapi seperti tidak ada upaya memberikan teguran. Saat itu, penumpang kapal sangat banyak," katanya.(BS)


Sumber: Suara Pembaruan  

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments