Jasad warga Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), ditemukan utuh dalam perut ular piton yang dibelah, Jumat (15/6/2018) pagi. |
Jasad warga Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), ditemukan utuh dalam perut ular piton yang dibelah, Jumat (15/6/2018) pagi.
Sebelumnya, Minggu (26/3/2017), petani sawit, Akbar (27) tewas dimangsa piton di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Kapolres Muna AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga melalui Kasat Reskrim Polres Muna Iptu Fitrayadi mengungkapkan, berdasarkan kesaksian warga setempat, wanita paru baya itu meninggalkan rumah menuju ke kebunnya pada Kamis (14/6/2018), sekitar pukul 19.00 Wita. Tujuannya tak lain untuk mengecek kebun miliknya.
Namun hingga pagi keesokan harinya, korban tak kunjung pulang ke rumah. Tidak seperti biasanya. Sekitar pukul 06.00 Wita, sebelum Salat Id, anak korban dibantu warga setempat mencari keberadaan korban.
Di kebun, setelah sekian lama mencari, warga akhirnya menemukan jejak-jejak Wa Tiba. Senter, parang dan sandal yang dipakai Wa Tiba ditemukan tergeletak di tanah.
Warga yang dibantu anggota Polres Muna kemudian memperluas pencarian dengan menyasar empat lingkar tempat ditemukannya barang-barang korban.
Akhirnya, di antara mereka menemukan petunjuk dari semak-semak yang nampak rusak. Terlihat seperti bekas perkelahian.
Benar saja, dugaan warga terbukti. Sekitar pukul 09.00 Wita, warga menemukan ular sepanjang tujuh meter yang tidak bisa bergerak lagi lantaran perutnya sudah membesar.
“Kemudian ular tersebut ditarik ke kampung. Setelah dibelah, korban ditemukan sudah tak bernyawa di dalam perut ular tersebut,” ungkap Fitrayadi seperti dilansir penasultra.com, Jumat (15/6/2018).
Sebelumnya, Akbar (25), petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang tewas diterkam ular piton atau sanca kembang atau sanca batik, ternyata sedang berjuang untuk keluarganya.
Ceritanya, dia ke kebun untuk memetik kelapa sawit, lalu dijual demi membiayai perjalanannya dari Mamuju Tengah ke Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Di Luwu, Akbar rencananya akan menjemput istrinya bernama Muna dan anaknya.
Sekretaris Desa Salubiro, Junaedi mengatakan, sekitar sebulan sebelum kejadian ini, Akbar mengantar Muna ke kampung halaman di Luwu untuk melahirkan anak kedua mereka.
"Saat (istri) selesai melahirkan, Akbar kembali ke sini. Jadi, rencananya ini, Akbar pergi panen sawitnya karena mau ke Palopo (Luwu) kembali jemput istrinya, kasihan," tutur Junaedi.
Ayah almarhum juga tidak berada di Mamuju Tengah saat kejadian maut itu menimpa.
"Orangtuanya juga baru sampai tadi pagi (Selasa kemarin), karena dia ada di Tinambung, Polewali Mandar," kata Junaedi.
Akbar merupakan anak yatim. Ibunya meninggal, sedangkan ayahnya masih hidup. Jasad Akbar utuh dan pakaiannya ditelan piton
Kematian Akbar belum diketahui Muna. "Tidak bisa dihubungi (telepon) karena susah jaringan (seluler) di tempatnya," kata Junaedi.
Warga Kerap Temukan Ular
Terpisah, seorang kerabat Akbar, Mursalim, mengatakan, ular berukukan raksasa kerap ditemukan di kawasan kebun sawit tersebut.
"Di sini memang sering ditemukan ular piton raksasa, tapi baru ini pernah kejadian telan orang," kata Mursalim kepada pers.
Pada tahun 1990-an, kata Mursalim, warga setempat pernah menemukan ular serupa di daerah tersebut. Ketika itu, lahan sawit baru dibuka.
Kejadian 2001
"Juga ditemukan ular piton raksasa sepajang sembilan meter lebih," ujar Mursalim. Ular yang menerkam Akbar berukuran sekitar tujuh meter.
Warga meyakini Akbar diterkam ular piton saat tengah memanen kelapa sawit. "Hasil panen sawitnya terhambur, mungkin ini diserang dari belakang ulang," kata warga Mamuju Tengah, Satriawan, kepada Tribunsulbar.com, Selasa (28/3/2017).
Kronologi Kejadian
Ular piton atau sanca kembang atau sanca batik meneror warga Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat.
Seorang petani kelapa sawit bernama Akbar (25), tewas dimangsa ular dari suku Pythonidae tersebut di kebunnya di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah.
Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi antara Minggu (26/3/2017) dan Senin (27/3/2017).
Bermula saat korban berangkat dari rumah menuju kebun sawitnya, Minggu sekitar pukul 09.00 wita. Namun, korban tak kembali hingga keesokan harinya, atau Senin.
Akbar dicurigai hilang oleh tetangganya karena tidak pulang seharian. Biasanya, dia kembali dari kebun pada siang hari. Keluarga dan warga pun mencari keberadaannya.
Saat pencarian sekitar pukul 22.00 Wita, warga setempat menemukan seekor ular piton di kebun milik korban. Ular piton tak bisa bergerak seperti batang kelapa.
Heran melihat ular berperut buncit, warga kemudian menangkap ular sepanjang tujuh meter tersebut.
Setelah perut ular dibelah, warga kaget. Ternyata ada tubuh Akbar yang tak lagi bernyawa di perut ular piton. "Ditemukan di lokasinya (kebunnya) kasihan," kata Satriawan, pemuda yang turut mencari Akbar.
"Hasil panen sawitnya terhambur, mungkin ini diserang dari belakang ulang," kata Satriawan menambahkan kepada wartawan Tribunsulbar.com, Nurhadi, Selasa (28/3/2017).
Warga mengaku sempat mendengar teriakan dari kebun yang diduga merupakan suara Akbar.
Hal itu disampaikan Sekretaris Desa Salubiro, Junaedi saat menceritakan kronologi kejadian.
"Warga di sini dengar orang teriak sekitar pukul 13.00 wita, tapi dikiranya orang pemburu babi apa lagi tidak ada suara minta tolong makanya tidak dihiraukan," ujarnya menambahkan.
Jasad Akbar ditemukan masih utuh di perut ular piton tersebut.(*)
Sumber: Tribunnews.com
0 Comments