Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Kisah di Balik Jasad Bocah KM Sinar Bangun, Ini Penyebab Tubuhnya Tak Mengapung

Kolase Foto Tribunnews. Jsad Korban KM Sinar Bangun di dasar Danau Toba.
BeritaSimalungun, Tigaras-Alat canggih Remotely Operated Vehicle (ROV) berhasil merekan puing kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara.

Selain merekam puing kapal, alat canggih tersebut juga berhasil merekam sepeda motor milik penumpang dan juga jasad penumpang.

Dikutip dari Tribun medan, Di antara jenazah yang terlihat, ada sesosok jasad yang tegeletak di dasar danau. Jasad teresbut merupakan seorang anak dibawah umur yang mengenakan jaket merah.

Dari cirinya diduga bernama Dika Ferdian (9), seorang anak laki asal Binjai Selatan yang menjadi korbandn bersama 6 orang keluarganya.

Pihak keluarga di Binjai, Erwin yang merupakan anak angkat pihak keluarga saat diwawancarai meyakini bahwa jenazah yang berjaket merah adalah Dika Ferdian.

Ciri ini dikenalinya karena Dika saat pergi bersama keluarganya memakai jaket merah seperti di dalam rekaman.

"Saya yakin itu memang Si Dika itu. Pas pergi kemarin sebelum kejadian, dia memakai jaket merah kayak yang direkam ini," kata Erwin di kediamannya, Jumat (29/6/2018).

Erwin berharap pascatemuan ini, semua pihak kelurganya dapat ditemukan. Dari tujuh keluraga, baru satu yang ditemukan dlam keadaan meninggal dunia dan sudah dimakamkan, yakni Fahriyanti.

Sementara, Kakak Dika, Ryan Afandi atau disapa Fandi ketika diwawancarai tribun-medan.com, mengatakan keyakinan 100 persen, bahwa yang terekam petugas gabungan menggunakan perangkat Remotely Operated Vehicle (ROV) adalah adiknya yang paling kecil.

"Yakin sekali itu dia. Itu benar memang jaket adik saya warna merah, sepatunya juga, pakaian lainnya juga begitu. Itu jaket dia sudah lama mamak yang beli," ungkapnya, Jumat (29/6/2018).

Tak Mengambang

Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Brigadir Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto usai melakukan pencarian memastikan posisi mayat belum ada berubah.

Nugroho mengatakan posisi mayat ada yang telentang dan tengkurap. Begitu juga dengan sepeda motor dan material kapal. Untuk posisi jenazah berada di kedalaman 450 meter.

Sementara untuk kapal berada di kedalaman 420 meter dengan suhu sangat dingin.

"Suhu di bawah sangat dingin. Yang jelas jenazah tidak membusuk,"ujarnya saat meberikan hasil pencarian hari ke 12 di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Sementara, Peneliti danau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hadiid Agita Rustini mengungkap kenapa jasad korban KM Sinar tidak mengambang sebagaimana lazimnya di perairan.

Agita mengatakan kedalaman jatuhnya kapal tersebut yang mencapai sekitar 400 meter di perairan Danau Toba, dimana tidak ada lagi sinar matahari, sehingga menyebabkan suhu air dingin.

"Kami perkirakan di tempat jatuhnya KM Sinar Bangun sekitar 20 derajat dari hasil simulasi model. Kalau sudah di dasar dan berhari-hari, tidak ada oksigen. Jadi sepertinya itu membeku karena proses alami," kata Agita seperti dilansir kriminologi.id, Jumat (29/6/2018).

Ia mengatakan, suhu 20 derajat Celcius di kedalaman di bawah 400 meter itu merupakan suhu normal untuk Danau Toba. Sedangkan suhu di permukaan Danau Toba bila panas mencapai sekitar 26-27 derajat celcius. (BS-Sumber: Tribunnews)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments