Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Kasus Salib Dipotong, PSI: Jenazah pun Didiskriminasi

Sekjen PSI Raja Juli Antoni. ( Foto: istimewa )
"Ketika orang tidak lagi hidup di dunia ini, perilaku diskriminatif itu masih ada," kata Antoni. Perlawanan terhadap intoleransi dari tingkat kulutral dan melalui civil education mendesak dilakukan.

Jakarta, BS- Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mengaku prihatin dan mengecam pemotongan salib di makam seorang Kristiani oleh warga di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Menurut Antoni, kasus tersebut menunjukkan bahwa intoleransi atau diskriminasi tidak hanya diperlakukan terhadap manusia yang masih hidup tetapi juga terhadap jenazah.

"Hal ini membuktikan bahwa diskriminasi itu tidak hanya terjadi sehari-hari dalam kehidupan kita bahkan terhadap jenazah pun, mayat pun ketika orang tidak lagi hidup di dunia ini, perilaku diskriminatif itu masih ada," kata Antoni di Jakarta, Rabu (19/12/2018).

Antoni mengatakan bahwa bangsa Indonesia memang sedang mengalami krisis kebangsaan yang luar biasa. Karena itu, kata dia, perlawanan terhadap intoleransi dari tingkat kulutral dan melalui civil education melalui jalur politik yang anti-intoleransi sangat mendesak dilakukan.

"Insha Allah saya yakin Pak Jokowi memiliki komitmen tinggi memberantas diskriminasi. Tetapi terkadang memang lingkungan politik, termasuk lingkungan eksternal yang berupa gelombang fundamentalisme agama membuat proses politik berjalan agak sulit," tutur dia.

PSI, kata Antoni, siap mendamping dan mendukung Jokowi di parlemen untuk bertindak lebih tegas menjalankan tugas-tugas kebangsaan dan meletakkan fondasi bangunan kebangsaan yang bebas dari intoleransi dan diskriminasi.

"Saya punya interaksi personal dengan Pak Jokowi. Berulang kali dia menegaskan komitmennya untuk menjaga kebinekaan Indonesia. Insha Allah periode kedua Pak Jokowi akan tuntaskan komitmennya itu," pungkas dia.(*)



Sumber: BeritaSatu.com

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments