Sergai, BS-Pasangan Bapa St Moralim (M) Damanik dan Inang Nuriah (N) Br Saragih Jawak tampak sumringah atau tersenyum bahagia pada ibadah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Bapa St M Damanik dan HUT ke-72 Inang N Br Saragih di rumahnya, Desa Sungaibuaya, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut), Minggu (30/12/2018) siang. Foto Serbi Syukuran 80 Tahun KLIK Ini
Bapa St M Damanik/Inang N Br Saragih tak bisa menyembunyikan rasa bahagia dan terharu mereka saat itu sebab impian dan doa mereka untuk bisa merayakan HUT ke-80 Bapa St M Damanik bersama seluruh anak, boru dan cucu yang digagas tiga tahun sebelumnya akhirnya bisa terkabul.
Rasa bahagia juga terpancar dari wajah Bapa St M Damanik/N Br Saragih melihat warga jemaat, Pimpinan Majelis Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Sungaibuaya dan Pendeta (Pdt) GKPS Resort Serdang II, Pdt Barus yang cukup antusias menghadiri ibadah perayaan HUT ke-80 Bapa St M Damanik dan HUT ke-72 Inang N Br Saragih tersebut.
“Malas do tumang uhur nami halani boi das umurhu 80 tahun bani tahun on janah umur ni inang name 72 tahun. Ambah ni ai homa bani perayaan ulang tahun nami on, boi tumpu haganup niombah pakon pahompu rap maribadah pakon Kuria GKPS Sungaibuaya bani panorang on. Hanaupan malas ni uhur on huahapkon pitah halani pasu-pasuni Tuhan tumang do,”kata St M Damanik ketika memberikan sambutan seusai ibadah tersebut.
Menurut St M Damanik yang pensiun sebagai guru Sekolah Dasar Desa Siudan-udan, Deliserdang tahun 1996, keluarganya sudah merencanakan perayaan ulang tahunnya yang ke-80 dan perayaan ulang tahun sang isteri Inang N Br Saragih yang sama-sama jatuh pada 31 Desember 2018 sejak 2016. Perayaan ulang tahun tersebut direncanakan dikemas secara religius dengan mengadakan acara partonggoan, bukan acara adat mambere tungkot pakon duda-duda.
Dalam perjalanan waktu selama tiga tahun menuju 31 Desember 2018, perasaan segenap keluarga selalu was-was mengingat usia Bapa St M Saragih dan Inang N Br Saragih sudah cukup tua. Namun berkat kasih karunia Tuhan Allah, Yesus dan Roh Kudus, penantian selama tiga tahun tersebut akhirnya sampai juga dan Bapa St M Damanik/N Br Saragih tetap sehat.
“Saut do hape hanami marmalas ni uhur bani na das umurhu 80 tahun pakon umur ni inang nami 72 tahun janah dirgas ope hanami. Boi tumpu ahanami pakon haganup ginompar aima dua anak, lima boru, lima hela pakon 16 orang cucu,”ujarnya.
Pelopor dan Teladan
Pdt Anugrah Christian Barus, STh pada kesempatan tersebut mengatakan, panjang umur dan harmoni keluarga St M Damanik/N Br Saragih merupakan satu anugerah yang patut disyukuri segenap keluarga. Kehadiran Bapa St M Damanik/N Br Saragih yang hingga kini tetap mengikuti dan mendukung berbagai kegiatan persekutuan, kesaksian dan pelayanan di GKPS Sungaibuaya khususnya patut menjadi teladan bagi segenap ginompar dan generasi penerus GKPS Sungaibuaya.
Rasa bahagia juga terpancar dari wajah Bapa St M Damanik/N Br Saragih melihat warga jemaat, Pimpinan Majelis Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Sungaibuaya dan Pendeta (Pdt) GKPS Resort Serdang II, Pdt Barus yang cukup antusias menghadiri ibadah perayaan HUT ke-80 Bapa St M Damanik dan HUT ke-72 Inang N Br Saragih tersebut.
“Malas do tumang uhur nami halani boi das umurhu 80 tahun bani tahun on janah umur ni inang name 72 tahun. Ambah ni ai homa bani perayaan ulang tahun nami on, boi tumpu haganup niombah pakon pahompu rap maribadah pakon Kuria GKPS Sungaibuaya bani panorang on. Hanaupan malas ni uhur on huahapkon pitah halani pasu-pasuni Tuhan tumang do,”kata St M Damanik ketika memberikan sambutan seusai ibadah tersebut.
Menurut St M Damanik yang pensiun sebagai guru Sekolah Dasar Desa Siudan-udan, Deliserdang tahun 1996, keluarganya sudah merencanakan perayaan ulang tahunnya yang ke-80 dan perayaan ulang tahun sang isteri Inang N Br Saragih yang sama-sama jatuh pada 31 Desember 2018 sejak 2016. Perayaan ulang tahun tersebut direncanakan dikemas secara religius dengan mengadakan acara partonggoan, bukan acara adat mambere tungkot pakon duda-duda.
Dalam perjalanan waktu selama tiga tahun menuju 31 Desember 2018, perasaan segenap keluarga selalu was-was mengingat usia Bapa St M Saragih dan Inang N Br Saragih sudah cukup tua. Namun berkat kasih karunia Tuhan Allah, Yesus dan Roh Kudus, penantian selama tiga tahun tersebut akhirnya sampai juga dan Bapa St M Damanik/N Br Saragih tetap sehat.
“Saut do hape hanami marmalas ni uhur bani na das umurhu 80 tahun pakon umur ni inang nami 72 tahun janah dirgas ope hanami. Boi tumpu ahanami pakon haganup ginompar aima dua anak, lima boru, lima hela pakon 16 orang cucu,”ujarnya.
Pelopor dan Teladan
Pdt Anugrah Christian Barus, STh pada kesempatan tersebut mengatakan, panjang umur dan harmoni keluarga St M Damanik/N Br Saragih merupakan satu anugerah yang patut disyukuri segenap keluarga. Kehadiran Bapa St M Damanik/N Br Saragih yang hingga kini tetap mengikuti dan mendukung berbagai kegiatan persekutuan, kesaksian dan pelayanan di GKPS Sungaibuaya khususnya patut menjadi teladan bagi segenap ginompar dan generasi penerus GKPS Sungaibuaya.
“Seluruh ginompar, yakni dua anak, lima boru, dua parumaen, lima hela pakon 16 halak pahompu tentunya perlu meneladani kepeloporan Bapa St M Damanik/N Br Saragih dalam membantu pelayanan gereja, pembinaan anak-anak dan perjuangan membangun kehidupan keluarga,”ujarnya.
Kendati St M Damanik hanya sekali seminggu pulang ke Sungaibuaya ketika mengajar di Sekolah Dasar Siudan-udan, Galang, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Dia tetap mendapat kepercayaan jemaat menjadi Parhorja Kuria GKPS Sungaibuaya (Syamas). St M Damanik sempat menjabat Wakil Pengantar jemaat GKPS Sungaibuaya dan pensiun dari Majelis Jemaat Sungaibuaya tahun 1995.
St M Damanik yang cukup dkenal sebagai sintua senior yang tetap pedula pada GKPS Sungaibuaya juga beberapa kali diminta pendeta agar masuk kembali dalam jadwal sipangidangi. Namun permintaan tersebut secara halus ditolak St M Damanik.
“Saya sudah pensiun, purna bakti. Mendukung sajalah. Anggota majelis yang muda-mudalah maju terus membangun gereja kita ini. Kembangkan inovasi, kreativitas, kerendahan hati dan kebersamaan membangun gereja kita,”ujarnya.
Perjuangan Berat
Sementara itu St M Damanik mengaku menempuh perjuangan berat memperjuangkan kehidupan keluarga sejak membentuk keluarga 2 Agustus 1965. Sebelum menjadi guru, St M Damanik dan inang N Br Saragih berjuang menghidupi keluarga melalui usaha pertanian dengan tanah yang tak begitu luas.
Setelah menjadi guru di Sekolah Dasar Siudan-udan dan meninggalkan isteri dan anak-anak setiap minggu, keluarga St M Damanik/N Br Saragih juga tetap bahu-membahu perjuangan menyekolahkan anak-anak mereka. Sang isteri, Inang N Br Saragih turut menjadi tulang punggung ekonomi keluarga sekaligus membina anak-anak karena hanya sekali seminggu bersama sang suami St M Damanik yang mengajar di SD Siudan-udan, Galang.
“Torik do pargoluhan nami naboron/nahinan. Pertama ahu mangajar, piga-piga bulan lape margaji. Jadi Inang name ma na bahat marhorja manghobaskon na porlu bani kebutuhan keluarga sonai age sikolah ni dakdanak. Tapi marhitei tonggo, kesabaran, ketekunan, haganup do perjuangan goluh tarlopusi,”katanya.
St M Damanik yang lahir di Sungaibuaya, 31 Desember 1938 juga merasa penuh suka cita karena dalam umur yang panjang dari Tuhan, Tuhan tetap memberikan kesehatan dan telah melakukan tugas keluarga dengan tuntas hingga seluruh anak dan boru (niombah) membentuk rumah tangga.
“Malas di homa uhur bani panorang on, das umurhu 80 tahun, umur ni inag nami 72 tahun, janah boi ope pajumpah ampa martumpu pakon haganup niombah. Pitu niombah nami, dua dalahi, lima naboru domma homa manrumah tangga ganupan janah domma dong homa pahompu humbeni sidea haganup,’katanya.
Tetap Perhaian
Kendati sudah berusia 80 tahun, St M Damanik yang masih sehat (dirgas) tetap memberikan perhatian besar terhadap perkembangan dan pembangunan GKPS, khususnya GKPS Sungaibuaya. Untuk pembangunan Gereja GKPS Sungaibuaya yang sedang berlangsung saat ini, Keluarga St M Damanik/N Br Saragih memberikan puluhan meter tanahnya di belakang Gereja GKPS Sungaibuaya untuk perluasan bangunan Gereja GKPS Sungaibuaya dengan harga yang relatif murah.
Serah terima tanah untuk perluasan Gereja GKPS Sungaibuaya itu dilakukan St M Damanik/N Br Saragih dan anak tertua mereka, Sy G Damanik dengan Pengantar jemaat GKPS Sungaibuaya, St R Barus, Sabtu (5/1/2019).
“Hanami totap do mandukung pembangunan GKPS Sungaibuaya on agepe doma matua janah pension hanami humbani parhorja. Harapan name, generasi muda parhorja ni kuria GKPS Sunagibuaya on totap sada, martoruh ni uhur janah sari bani pagori ni kuriani ase boi totap GKPS Sungaibuaya on gabe saksi ha-Kristenon i tongah-tongah ni masyarakat i dearah Serdang Bedagai on,”katanya.
Selama tinggal di Sungaibuaya, lahan partapakan GKPS Sungaibuaya dan rumah Pendeta GKPS di Sungaibuaya adalah sebagian dari tanah keluarga St M Damanik/N Br Saragih. Tanah keluarga tersebut dialihkan untuk lokasi pembangunan Gereja GKPS Sungaibuaya dengan harga yang relatif sangat murah dibanding harga tanah di pasaran pada masanya.
Melihat betapa besarnya andil Keluarga St M Damanik/N Br Saragih dalam pembangunan GKPS Sungaibuaya, para pendeta yang pernah bertugas di GKPS Sungaibuaya (GKPS Resort Serdang II) tetap mengenang keluarga tersebut.
Keluarga pendeta GKPS yang senantiasa mengenang kiprah Keluarga St M Damanik/N Br Saragih antara lain Pdt Jontor Simanjorang, Pdt Daniel Saragih dan sejumlah pendeta GKPS lainnya. Selamat HUT ke-80 Ompung St M Damanik, HUT ke-72 Ompung N Br Saragih. Sehat selalu dan tetap dalam lindungan Tuhan.
St M Damanik juga tetap konsisten mendukung pembangunan Desa Sungaibuaya, Kcamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Sejak dimekarkan dari Kabupaten Deliserdang, St M Damanik cukup banyak mendukung pembangunan Desa Sungaibuaya sebagai salah satu tokoh masyarakat desa.
"Saya juga sering memberi masukan mengenai perbaikan sarana infratsruktur desa, peningkatan pelayanan Puskesmas Sungaibuaya dan peningkatan ekonomi rakyat,"katanya. (St RS Manihuruk)
0 Comments