Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Jika Berpartai, BTP Dinilai Lebih Pas Gabung PSI

Ekspresi Basuki Tjahaja Purnama saat meneken surat pembebasannya. ( Foto: istimewa )
BTP dinilai lebih memiliki kedekatan visi dan misi politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ahok akan tetap menjadi tokoh politik nasional penting jika dia mau.

Jakarta, BS - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) mempunyai pilihan terbuka untuk bergabung ke partai politik (parpol). BTP dinilai lebih memiliki kedekatan visi dan misi politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

“Kalau soal parpol, Ahok (BTP) punya pilihan terbuka. Kalau ingin konsisten dengan visi politiknya, Ahok lebih dekat ke PSI,” kata Direktur Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas saat dihubungi, Kamis (24/1/2019).

Menurutnya, BTP dapat membantu membesarkan parpol yang mempunyai arah perjuangan sama. Meskipun PDI Perjuangan tentu juga akan senang sekali, termasuk partai lain. “Tetapi, dari sisi pemikiran, ideologi dan misi perjuangan, kelihatan Ahok paling dekat dengan PSI,” ujarnya.

Ia menambahkan, visi dan misi perjuangan PSI itu di antaranya seperti memperjuangkan kebinekaan, pluralisme, antikorupsi, dan antidiskriminasi. Semua itu, lanjut Sirojuddin, sejalan dengan BTP. Demikian halnya terkait merit system.

PSI merupakan parpol yang menginginkan pembaruan sistem pemerintahan. “Jadi akan sangat cocok kalau Ahok berminat bergabung membesarkan PSI. Tetapi, menurut saya ke manapun Ahok memutuskan, dia akan memberi konttribusi yang penting bagi partai itu,” imbuhnya.

Ia menyatakan, BTP bisa menjadi tokoh politik. Kini, keputusan berada di tangan BTP. “Saya kira Ahok akan tetap menjadi tokoh politik nasional penting jika dia mau. Karena dia tentu saja punya pilihan juga misalnya masuk ke swasta,” tegasnya.

Menurutnya, BTP berpotensi mendirikan bisnis sendiri. Karenanya, BTP memiliki pilihan setelah menjalani hukuman. “Soal jabatan publik saya tidak tahu persis mana yang ideal. Tetapi kalaupun misalnya Ahok jadi menteri, dan misalnya mendagri (menteri dalam negeri), saya kira bagus sekali,” ucapnya.

Seandainya menjabat mendagri, Sirojuddin menjelaskan, BTP dapat membantu memperbaiki kualitas pelayanan birokrasi. Menciptakan sistem yang lebih transparan dan akuntabel, sehinga mengurangi korupsi birokrasi, dan perencanaan keuangan daerah.

Dikatakan, BTP juga berpengalaman menempatkan orang-orang kompeten di pos-pos birokrasi. “Jadi kalau misal birokrasi pemerintahan dikelola oleh orang sekaliber Ahok, saya kira akan banyak perubahan dalam struktur birokrasi nasional kita,” katanya.

Menurutnya, posisi menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (menpan) tidak idel bagi BTP. Sebab, menpan hanya bertugas kepada peraturan tata kelola. “Tidak langsung ke kinerja birokrasi. Kalau mendagri, berpengaruh sampai daerah, dan desa,” ucapnya.

Disinggung mengenai perlunya BTP mendeklarasikan dukungan terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden (paslon), Sirojuddin menyatakan, hal itu tak dibutuhkan. Pasalnya, BTP jelas dekat dengan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi).

“Saya kira tidak perlu deklarasi, karena untuk apa? Ahok udah jelas posisinya dekat Jokowi. Publik sudah tahu pilihan Ahok ke mana. Hampir otomatis yang mendukung Ahok itu dukung Jokowi,” ungkapnya.(*)



Sumber: Suara Pembaruan

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments