Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pdt M Rumanja Purba: Pendidikan Politik itu Penting

Peserta seminar nasional dan diskusi publik ancaman politik identitas jelang pemilu bagi toleransi antar umat beragama. Foto MSC
Pematangraya, BS-Ephorus (Pimpinan Tertinggi) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Pdt M Rumanja Purba mengajak jemaat gereja untuk menjadi utusan di tengah-tengah masyarakat mengambil bagian dan sisi kehidupan masyarakat, termasuk di bidang politik. 

Hal itu dikatakan Pdt M Rumanja Purba dihadapan peserta seminar nasional dan dialog publik dengan thema "Ancaman Politik Identitas Jelang Pemilu Bagi Toleransi antar Umat Beragama"  yang dilaksanakan di Auditorium TD Johan Garingging, Simalungun City Hotel, Hapoltakan Pematangraya, Senin (18/2/2019). Kegiatan ini diprakarsai oleh Pusat Pelayanan dan Pembangunan (Pelpem) GKPS.

"Gereja harus berada dan dekat dengan masyarakat serta mengambil bagian dan sisi kehidupan masyarakat, termasuk di bidang politik," kata Martin Rumanja.

“Gereja dan politik memang dua hal yang berbeda. Namun perbedaan itu jangan dijadikan masalah. Jemaat Gereja adalah utusan dunia, maka harus melekat serta tidak terasing dari kehidupan dunia,” katanya.

Dalam seminar yang dihadiri ratusan orang yang mewakili gereja, para pendeta, tokoh pemuda, para calon legislatif warga GKPS ini, Pdt Rumanja mengatakan, gereja tidak semata-mata mengurus pengembangan kerohanian. Namun ikut mendukung pengembangan masyarakat, termasuk mencerdaskan masyarakat dan jemaat dalam berpolitik.

“Politik menjadi penting dalam dasar kehidupan bernegara. Dalam restra GKPS, gereja tidak boleh memihak. Namun memberikan pendidikan politik bagi warga, untuk berpolitik sesuai dengan iman, merupakan salah satu kewajiban. Jangan tabukan politik,”katanya.

Para nara sumber
Ketua Majelis Pengurus Harian PGI, Pdt Dr Albertus Patty, Ketua GP Ansor H.Yaqut Colil Quomas alias Gus Yaqut, Ephorus GKPS Pdt M Rumanja Purba MSc dan Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jerry Sumampouw.

Para pembicara membahas ancaman politik identitas jelang pemilu bagi toleransi antar umat beragama. Politik identitas yang berlebihan, cenderung menyebabkan pengkotak-kotakan serta merusak toleransi yang sudah terbangun kokoh. Tokoh lintas agama, diharapkan meminpin upaya pencegahan politik identitas.

Saut Bangkit Purba SE, salah satu warga GKPS yang maju pada pemilihan legislatif tingkat Provinsi Sumatera Utara, yang ditemui di acara seminar nasional dan dialog publik membahas ancaman politik identitas jelang pemilu bagi toleransi antar umat beragama ini mengatakan, politik harus dijadikan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jalan yang ditempuh jangan sampai merusakan nilai-nilai luhur yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat.

“Identitas itu perlu, namun bukan menjadi alat untuk merusak persatuan dan kesatuan yang sudah ada. Masyarakat harus melek politik. Dibutuhkan pendidikan politik bagi seluruh kalangan masyarakat, termasuk jemaat Gereja,” kata Saut Bangkit Purba.

Masa depan bangsa ini, lanjut Saut Bangkit Purba, lebih penting dari sekedar memilih calon pemimpin yang hanya berdasarkan kesamaan dalam bentuk identitas. Identitas tetap sebagai ciri khas, namun kepentingan bersama masyarakat harus yang terdepan. (*)

Sumber: MetroSiantar.com

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments