Oleh: Pdt Defri Judika Purba STh
Beritasimalungun-Dulu saya pernah menjadi Vikar di Resort Jambi dan bertempat tinggal di kota Muarabungo. Saat itu GKPS Muarabungo masih bagian dari Resort Jambi. Sekarang sudah mandiri menjadi GKPS Resort Muarabungo.
Ketika melayani di Muarabungo, saya dua kali mengunjungi Bengkulu. Naik bus selama sepuluh jam. Apa tujuan saya ke Bengkulu? Hanya ingin melihat bunga raflessia.
Pelajaran yang saya terima waktu SD dan SMP, Bunga Raflessia itu ada di Bengkulu. Menjadi bunga endemik dan resmi dari Provinsi Bengkulu. Dua kali saya kesana, keinginan saya tidak pernah tercapai.
Ketika ada kesempatan mengikuti persidangan gereja di Jakarta dua tahun yang lalu, saya bersama teman-teman berkesempatan mengunjungi Kebun Raya Bogor. Di Kebun Raya tersebut pun, kami gagal melihat Bunga tersebut. Kami datang di saat bunga tersebut belum mekar.
Hari ini, keinginan saya akhirnya terwujud. Saya bersama keluarga berhasil melihat bunga yang disebut bunga terbesar di dunia ini.
Ketika ada kesempatan mengikuti persidangan gereja di Jakarta dua tahun yang lalu, saya bersama teman-teman berkesempatan mengunjungi Kebun Raya Bogor. Di Kebun Raya tersebut pun, kami gagal melihat Bunga tersebut. Kami datang di saat bunga tersebut belum mekar.
Hari ini, keinginan saya akhirnya terwujud. Saya bersama keluarga berhasil melihat bunga yang disebut bunga terbesar di dunia ini.
Tidak perlu kami jauh-jauh ke Bengkulu atau ke kebun Raya Bogor. Bunga tersebut saat ini tumbuh dan berkembang sangat dekat dari tempat kami melayani, yaitu di desa buah bolon, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
Saya pertama sekali mengetahui keberadaan bunga ini dari postingan rekan kerja yang melayani disana. Sadar bahwa bunga ini hanya bertahan paling lama tujuh hari, maka kami pun cepat-cepat menuju kesana. Saya tidak mau melewatkan kesempatan yang sangat langka ini.
Dalam perjalanan menuju tempat tersebut, saya tidak habis pikir kenapa bunga itu bisa tumbuh di Kabupaten Simalungun ini.
Saya pertama sekali mengetahui keberadaan bunga ini dari postingan rekan kerja yang melayani disana. Sadar bahwa bunga ini hanya bertahan paling lama tujuh hari, maka kami pun cepat-cepat menuju kesana. Saya tidak mau melewatkan kesempatan yang sangat langka ini.
Dalam perjalanan menuju tempat tersebut, saya tidak habis pikir kenapa bunga itu bisa tumbuh di Kabupaten Simalungun ini.
Memang bunga ini bisa tumbuh dan hidup di daerah hutan hujan tropis. Masuk dalam kategori bunga parasit dari suku talas-talasan yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga majemuk.
Tumbuhan ini bisa menghasilkan bunga setinggi lima meter berbentuk seperti lingga yang dikelilingi oleh seludang bunga yang berukuran besar.
Bunga ini sering juga disebut bunga bangkai. Baunya konon seperti bangkai yang membusuk yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang lalat penyerbuk untuk bunganya.
Setelah sampai di tempat, saya tidak sabar lagi untuk melihat bunga ini. Setelah bertanya kepada penduduk di tempat tersebut, kami pun diantar oleh empat orang anak untuk melihat bunga tersebut.
Setelah sampai di tempat, saya tidak sabar lagi untuk melihat bunga ini. Setelah bertanya kepada penduduk di tempat tersebut, kami pun diantar oleh empat orang anak untuk melihat bunga tersebut.
Letaknya tidak jauh dari jalan desa, hanya sekitar dua ratus meter. Setelah mendaki gundukan bukit yang ditumbuhi oleh pepohonan, kami pun melihat satu bunga bangkai.
Sayang, kondisinya sudah mulai layu. Kami pun dibawa lagi ke tempat bunga bangkai yang lain. Di tempat tersebut kami pun akhirnya melihat bunga bangkai yang masih segar bahkan masih ada yang kuncup. Jumlahnya ada tiga biji. Jadi total bunga bangkai yang tumbuh di lokasi tersebut ada empat biji.
Kami pun tidak sabar lagi untuk menyentuh dan berphoto di dekat bunga bangkai tersebut. ini adalah kesempatan yang langka. Saya pun sengaja menghirup aroma sekitar kelopak bunga tersebut. baunya memang menyengat seperti daging busuk.
Kami pun tidak sabar lagi untuk menyentuh dan berphoto di dekat bunga bangkai tersebut. ini adalah kesempatan yang langka. Saya pun sengaja menghirup aroma sekitar kelopak bunga tersebut. baunya memang menyengat seperti daging busuk.
Ada beberapa serangga yang saya lihat berada di dalam kelopak bunga tersebut. Saya benar-benar sukacita bisa melihat bunga bangkai tersebut.
Kami tidak bisa berlama-lama untuk berphoto, karena sudah ada lagi orang yang antri untuk berphoto. Menurut informasi dari anak yang membawa kami, sudah banyak orang yang berkunjung ke tempat tersebut sejak bunga itu mulai mekar.
Kami pun meninggalkan tempat tersebut dengan sukacita. Dari informasi penduduk disana, katanya bunga itu jarang mekar. Butuh waktu bertahun-tahun. Tidak setiap tahun berbunga. Mendengar informasi tersebut, kami pun bersyukur bisa melihat bunga yang tersohor di seluruh dunia ini.
Kepada teman-teman yang mau melihat bunga ini, masih ada kesempatan. Masih ada satu bunga yang kuncup yang kami tinggalkan. Kemungkinan besar dalam dua tiga hari ini akan mekar.(*)
Kami pun meninggalkan tempat tersebut dengan sukacita. Dari informasi penduduk disana, katanya bunga itu jarang mekar. Butuh waktu bertahun-tahun. Tidak setiap tahun berbunga. Mendengar informasi tersebut, kami pun bersyukur bisa melihat bunga yang tersohor di seluruh dunia ini.
Kepada teman-teman yang mau melihat bunga ini, masih ada kesempatan. Masih ada satu bunga yang kuncup yang kami tinggalkan. Kemungkinan besar dalam dua tiga hari ini akan mekar.(*)
0 Comments