Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Bungaran Saragih Usul Menteri Pertanian dari Profesional

Bungaran Saragih ( Foto: Beritasatu Photo / Vento Saudale )
Beritasimalungun, Bogor- Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengusulkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf memilih sosok pemimpin Kementerian Pertanian mendatang dari kalangan profesional dan bukan dari kalangan partai politik.

“Saya mengusulkan dari kalangan profesional bukan dari partai politik. Karena saya berharap urusan pertanian tidak dipolitisasi,” kata Bungaran ditemui usai menghadiri acara orasi purna tugas Ahmad Suryana sebagai peneliti utama dalam bidang Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Kementan di Bogor, Jumat, (26/7/2019).

Ia beranggapan, urusan pertanian mendatang ke depan lebih menantang. Sehingga profesionalisme diperlukan dan tidak terkungkung dengan kepentingan politik.

Menteri era Kabinet Gotong Royong 2000-2004 tersebut, melihat hal yang terpenting lima tahun ke depan yakni pengadaan pangan mulai dari reformasi agraria. Pasalnya, redistribusi aset tanah atau lahan di kawasan hutan yang belum diberdayakan sejatinya bisa ditingkatkan.

Industri teknologi juga penting. Era saat ini, lanjut Bungaran, ke depan industri pertanian juga harus disandingkan dengan perkembangan industri 4.0.

“Kemudian dari sisi petani, rencana kerjanya harus mendorong konsep agrobisnis dalam komunitas tani. Sehingga terjadi konsolidasi kelompok tani yang lebih besar dan memiliki daya saing kuat," katanya.

Bungaran juga mengungkapkan diperlukannya menteri koordinator, khusus untuk mengurusi pangan dan agrobisnis. Menko ini nantinya, dapat menjembatani setiap kebijakan terkait pangan dan urusan pengadaan serta bisnis pangan.

“Kita melihat saat ini, antara kementerian tidak sinkron. Sehingga bila ada menko, hubungan, relasi, dan komunikasi, penentuan kebijakan tidak timpang tindih. Kementerian ini bilang impor, menteri ini bilang tidak perlu. Kan kacau,” kata Bungaran.

Pun demikian, ia berharap banyak dengan terpilihnya Jokowi-Ma’ruf selama lima tahun ke depan. Karena persaingan pertanian tidak hanya tingkat lokal saja, tetapi juga dengan negara-negara lain.(*)

Sumber: BeritaSatu.com
 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments