Jenazah Putri saat ditemukan di perairan Danau Toba Minggu, 22 September 2019 - 13:38 WIB. Insert: Foto selfie Putri di Ajibata.
|
Beritasimalungun, Ajibata-Seorang siswa SMA Negeri 1 Siantar, Putri Margaret Sinambela (17), akhirnya ditemukan tewas setelah sebelumnya dilaporkan tenggelam di Komplek Pantai Penginapan Jordan, Kampung Jambu, Kelurahan Parsaoran Ajibata, Sabtu (21/9/2019) kemarin.
Jenazah siswi yang duduk di kelas XI IPA 6 SMAN 1 Pematangsiantar itu akhirnya ditemukan tim SAR, tak jauh dari lokasi sang siswi tenggelam, Minggu (22/9/2019) sekira pukul 10.00 Wib.
Informasi yang dihimpun Metro24jam.com, awalnya, Putri bersama teman-teman dan guru sebanyak 365 orang melaksanakan kegiatan Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu) OSIS, bertempat di Komplek Pantai Penginapan Jordan Kampung Jambu, Kelurahan Parsaoran Ajibata. Kegiatan yang diikuti 115 pelajar pria dan 250 siswi itu dipimpin langsung kepala sekolah Bona Sihombing MPd (54) didampingi 19 guru lainnya.
“Peserta Perjusami tiba di lokasi pada hari Jumat tanggal 20 September 2019 sekira pukul 10.00 Wib. Dan selanjutnya mendirikan tenda serta melaksanakan apel dan cek data siswa yang hadir dengan jumlah 365 orang,” kata Koordinator Pos SAR Danau Toba Okto Tambunan dalam keterangannya, Minggu (22/9/2019).
Selanjutnya, para siswa melakukan giat organisasi hingga pukul 01.00 Wib sebelum istirahat. Sabtu (21/9/2019) sekira pukul 05.00 Wib, para siswa dan guru melakukan olahraga pagi selanjutnya sarapan di tenda masing-masing.
Sekira pukul 09.00 Wib para pelajar kemudian melakukan games organisasi dan selanjutnya makan siang di tenda masing-masing. Sekira pukul 13.30 Wib, kegiatan kemudian dilakukan di pantai dalam air yaitu yel-yel organisasi.
Pada saat kegiatan berlangsung per organisasi kelompok Putri Margaret Sinambela bergeser ke sebelah pinggiran pantai yang lokasinya agak dalam seperti lembah, sehingga kelompok tersebut ada yang sempat tenggelam sebanyak 15 orang.
Tim SAR saat melakukan pencarian. (ist/metro24jam.com) |
Empat orang di antaranya bisa berendang dan sempat ada yang lemas. Selanjutnya para siswa yang lemas dibawa ke dalam kemah.
Setelah 15 menit kemudian sekretaris organisasi Shella Panggabean bersama dengan guru pendamping Timbul Pasaribu dan Jimmi Sitinjak melakukan pengecekan.
Saat itulah diketahui bahwa Putri Margaret Sinambela tidak ada. Para guru dan siswa kemudian melanjutkan upaya pencarian di lokasi kejadian serta seluruh tenda. Saat ini, menurut Okto, jenazah Putri sudah dievakuasi rumah sakit.
Putri Margaret Sinambela Ziarahi Makam Oppung
Jenazah Putri Margaret Sinambela (17) korban tenggelam di Danau Toba, tiba di rumah duka, Jalan Mangga, Kelurahan Pardamean, Kecamatan Siantar Marihat, Pematangsiantar, Minggu (22/9/2019) sekitar pukul 15.00 WIB. Kedatangan jenazah siswi SMA Negeri 1 Pematangsiantar itu disambut jerit tangis orangtua, keluarga, bahkan tetangga yang sudah menunggu.
Menurut para tetangga, setelah menerima informasi musibah yang menimpa Putri Margaret, ibu korban bersama beberapa keluarga langsung menuju lokasi perkemahan di komplek pantai Penginapan Jordan Kampung Jambu Kelurahan Parsaoran, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Keluarga korban, sejauh ini belum bisa memberikan keterangan karena masih shock.
Salah seorang tetangga yang tinggal di depan kediaman korban, bermarga Purba, menceritakan, beberapa hari lalu, atau sebelum Putri Margaret mengikuti kegiatan di kawasan Danau Toba, ia sempat berziarah ke makan oppung-nya. Selain itu, gadis yang terkenal ramah itu membuat status di akun Whats’up (WA) dengan kalimat ‘Panggilan Alam’. Hingga Minggu (22/9/2019) malam, rumah duka masih ramai pelayat.
Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 1 Pematangsiantar Albiner Panjaitan yang ditemui di rumah duka menerangkan, Minggu (22/9/2019) saat berada di rumah duka, mengatakan perkemahan yang diikuti korban dan siswa lainnya merupakan kegiatan resmi dari sekolah. Kegiatan tersebut, katanya, dikuti sekitar 400 siswa, dari kelas 1, 2, dan 3.
Menurut Albiner, seluruh siswa yang mengikuti perkemahan diketahui sudah mendapat izin dari orangtua masing-masing.
“Kegiatan itu didampingi guru sekolah, guru organisasi, dan simpatisan, serta Kepala SMA Negeri 1,” terang Albiner seraya menambahkan kegiatan tersebut merupakan agenda rutin setiap tahun yang dilakukan pihak sekolah.
“Ini tahun keempat diadakan kegiatan tersebut. Semua siswa yang ikut tidak ada yang datang tanpa persetujuan dari orangtua. Sebab kami membuat surat edaran kepada orangtua, ditandatangani, dan diberikan kepada pihak sekolah,” tambah Albiner.
Albiner mengaku tidak.mengetahui pasti musibah yang menewaskan salah seorang siswinya. Karena ia tidak ikut dalam kegiatan tersebut.
Menurut para tetangga, setelah menerima informasi musibah yang menimpa Putri Margaret, ibu korban bersama beberapa keluarga langsung menuju lokasi perkemahan di komplek pantai Penginapan Jordan Kampung Jambu Kelurahan Parsaoran, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Keluarga korban, sejauh ini belum bisa memberikan keterangan karena masih shock.
Salah seorang tetangga yang tinggal di depan kediaman korban, bermarga Purba, menceritakan, beberapa hari lalu, atau sebelum Putri Margaret mengikuti kegiatan di kawasan Danau Toba, ia sempat berziarah ke makan oppung-nya. Selain itu, gadis yang terkenal ramah itu membuat status di akun Whats’up (WA) dengan kalimat ‘Panggilan Alam’. Hingga Minggu (22/9/2019) malam, rumah duka masih ramai pelayat.
Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 1 Pematangsiantar Albiner Panjaitan yang ditemui di rumah duka menerangkan, Minggu (22/9/2019) saat berada di rumah duka, mengatakan perkemahan yang diikuti korban dan siswa lainnya merupakan kegiatan resmi dari sekolah. Kegiatan tersebut, katanya, dikuti sekitar 400 siswa, dari kelas 1, 2, dan 3.
Menurut Albiner, seluruh siswa yang mengikuti perkemahan diketahui sudah mendapat izin dari orangtua masing-masing.
“Kegiatan itu didampingi guru sekolah, guru organisasi, dan simpatisan, serta Kepala SMA Negeri 1,” terang Albiner seraya menambahkan kegiatan tersebut merupakan agenda rutin setiap tahun yang dilakukan pihak sekolah.
“Ini tahun keempat diadakan kegiatan tersebut. Semua siswa yang ikut tidak ada yang datang tanpa persetujuan dari orangtua. Sebab kami membuat surat edaran kepada orangtua, ditandatangani, dan diberikan kepada pihak sekolah,” tambah Albiner.
Albiner mengaku tidak.mengetahui pasti musibah yang menewaskan salah seorang siswinya. Karena ia tidak ikut dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, ia mengetahui musibah tersebut beberapa jam setelah kejadian. Lantas, Minggu (22/9/2019) sore ia menerima informasi untuk menyambut kedatangan jenazah korban di rumah duka.
“Saya tidak tau karena saya tidak ikut ke lokasi. Tadi saya diminta menyambut kedatangan jenazah dari sana di rumah duka. Selama kegiatan ini diadakan, baru kali ini ada musibah. Korban sendiri, cukup berprestasi di sekokah. Ia masuk rangking sepuluh besar di kelas. Dia juga anggota Kelompok Ilmiah Remaja atau KIR di sekolah,” jelas Albiner.
Namun Albiner membantah musibah tersebut sebagai akibat lalainya pihak sekolah mengawasi siswa-siswi.
“Sebenarnya bukan kurang pengawasan. Hanya naas saja menurut pemikiran kami,” tukas Albiner. (*)
“Saya tidak tau karena saya tidak ikut ke lokasi. Tadi saya diminta menyambut kedatangan jenazah dari sana di rumah duka. Selama kegiatan ini diadakan, baru kali ini ada musibah. Korban sendiri, cukup berprestasi di sekokah. Ia masuk rangking sepuluh besar di kelas. Dia juga anggota Kelompok Ilmiah Remaja atau KIR di sekolah,” jelas Albiner.
Namun Albiner membantah musibah tersebut sebagai akibat lalainya pihak sekolah mengawasi siswa-siswi.
“Sebenarnya bukan kurang pengawasan. Hanya naas saja menurut pemikiran kami,” tukas Albiner. (*)
Sumber: Metro24jam.com dan Newscorner.id
0 Comments