Oleh: Pdt Renny Damanik
"Paima Tanda Tangan Hun Nagori Atas" |
Beritasimalungun-Sungguh aku tidak tahu, kalau opung ini sakit. Biasanya dia duduk di kodei simp 3 itu, dan selalu ku angkat tanganku dan menyapa dia kalau aku lewat dan dia juga begitu.
Beberapa lama ini, tidak kelihatan opung ini dan hatiku-pun bertanya tanya, kemana opung ini. Masih jelas dalam ingatanku, saat aku tidak ada tempat untuk tidur dan Rumah Resort Baringin Raya belum selesai.
Jalanpun tidak ada menuju rumah, air pun tidak ada bahkan lampu, sampai 1,5 tahun aku pontang panting dan aku pernah tidur di rumah opung ini, mandi di rumah ini dan makan di rumah opung ini.
Dia sudah tua sudah berumur 89 tahun. Dari keluarga opung inilah aku dapat informasi jika di kuria orang ini banyak anak anak belum dibabtis dan sudah besar bahkan sudah SMP.
Aku sangat kaget dan heran, karena tak pernah kualami yang begini, dan itu sudah dibabtis semua, bahkan ada yang 6 orang satu rumah karena alasan. Bla.. Bla bla....... Opung inilah yang memberi informadi tersebut. Syukurlah aku tidur di rumahnya waktu itu.
Opung ini sakit, jatuh dari atas pohon kopi, sampai parah dan pergelangan tangannya ber putar balik, juga pinggulnya bergeser membuat dia sangat kesakitan.
Luar biasa daya tahan tubuhnya menahankan semua itu, dan saat ku besuk ke rumahnya aku bilang. Opunggggg.... Ayolah di rongsen alias di senter menurut bahasa mereka, biar tahu kita bagaimana keadan tangan, pinggul dan dada opung, biar ke dukun patah.
Dia bilang, tidak mau aku di senter dan digambar, sudah tinggal tulang badanku, dan untuk apa digambar dan disenter, kan akupun sudah tahu dimana sakitnya, untuk apa ke dokter, ampun aku, tidak mau, sambil dia mengangkat tangannya.
Aku tidak mau di keket katanya. Lalu ku bilang, opung.. Kalau gitu akulah yang tarik tangan dan pinggilmu ya, sambil aku bercanda, dia jetawa dan dia bilang.
CUKUP DOA PDT AJA SAMAKU, ITU SUDAH SENANG AKU, katanya. Lalu ku bilang, Pung... Emangnya sudah dekat waktunya Pung, kapan itu pung?
Jawabnya, sudah dekat waktunya, karena ingatanku pun sudah mulai hilang. Lalu aku canda, kapan opung meninggal, dohorma pung, ase binoto ku bilang.
Lalu jawab nya sambil menunjuk semua gambar di dinding rumahnya. TINGGAL SATU LAGI YanG BELUM TANDATANGAN SUPAYA AKU MATI.
Lalu aku penasaran, siapa yang belum tandatangan opung ku bilang, jawabnya nihh. Na igambar dinding i, lape itandatangani hun nahori atas, ohhh itu maksud opung, Tuhan ya opung. Iya katanya, kami pun jadi tertawa bersama.
Lalu kalau opung tidak mau berobat gimana ke kamar mandi, jawabnya naik BEKO. Beko???? kami makin ketawa, opung di beko ke kamar mandi,( beko petani yg dipakai keladang).
Memang ya, hebat nya jolma safari. Dia bertahan tak mau ke dokter dan rumkit bhkan dukun patah, dia bilang, hu bujuk bujukpun badanku ini, bisanya sembuh itu.
Wahhhh.. Makanya tersenyum aku. Lalu opung suka makanan apa ku bilang, susu, 3 kali satu hari, susu anlene. Pantas opung ganteng dan tidak beruban putih walau 89, dan diapun tertawa.
Lalu aku dan dia beserta isterinya berdoa dan dia sodorkan tangannya, dan kami berdoa untuk kekuatan tubuhnya dan imannya yang kokoh, menanti Tanda tangan satu lagi dari sorga.(***)
0 Comments