Info Terkini

10/recent/ticker-posts

"Demi Kebahagian Kalian Berdua, Aku Harus Begini"

"Demi Kebahagian Kalian Berdua, Aku Harus Begini"
Oleh: Pdt Renny Damanik

Beritasimalungun-Udangan sudah dijalankan. Semua sudah dipersiapkan dan sudah selesai perjanjian nikah 19 Maret 2020 lalu. Namun pernikahan tertunda karena Covid ini. 

Lalu teleponpun selalu berdering, untuk bertanya, kek mananya inang pdt pemberkatan nikah itu, jadinya? Akupun bingung menjawab.

Apalah mau kubilang, peraturan pemerintah dan gereja social distancing, harus pakei masker, tidak boleh berkerumun, tidak boleh salaman, dll. 

Maka ditundalah pernikahannya. Setelah itu berdering lagi telepon, mengatakan, kek mananya? Akhhh akupun jadi terganggu dan kurasakan juga rasa mereka, satu Pekanbaru, satu arah Sibolga sana.

Entah dimana-namanya lupa aku. Apalagi setelah ketauan yang positif covid di Kecamatan Masagal ditambah berita TV Efarina yang positif di Raya dan di RS Rondahaim, makin kuatir lah aku.

Jika kubilang iya pemberkatan, situasi mencekam. Kubilang tidak, mereka juga yang sudah marpadan gelisah kapan saya suami isteri sementara si covid tidak tahu kapan pulang ke kampungnya.

Karena sicovid suka jalan-jalan dan ramah. Akhhhh.... Pusing kepalaku, tidak bisa tidur aku, dan aku pun takut, ntah pengantin ini kemana-mana selama ini aku tidak tahu. 

Setelah kutanya, di kampung aja katanya, dan bersedia hanya 10 orang di gereja? Mereka bersedia dan akhirnya dilaksanakan hari ini (Sabtu 11 April 2020). Sesuai anjuran pemerintah dan gugus depan harus jaga jarak, masker dan sarung tangan.

Ku lakukanlah itu, masker, sarung tangan. Agaaaaa... Mokkap, kabut kaca mataku, sesak nafas karena sulit berbafas. Tanganku keringatan karena sarung tangan.

Kadang aku sulit baca agendaku, akhirnya aku nekat buka masker waktu membaca agenda dan waktu kotbah. Aku pun berdoa dalam doa. 

Saat pemberkatan nikah, dan mereka berjabat tangan, aku pakei masker dan sarung tangan, karena aku harus pegang tangannya dan kami harus dekat.

Tidak mungkin aku jarak jauh, gimana pegang tangannya, dan memberkati meletakkan tangan di kepalanya dan menjamah tangan untuk berdiri dari marsinggang? 

Tidak mungkin pakei tongsis dan alat pembantu lainnya, aihhhh. Doaku...ulang tarbador au Tuhan, nanti orang bilang patengtengon, nekat,... Bla... Bla... . Akhirnya selesailah acara pemberkatan.

Satu lagi photo pengantin dan pdt, tanpa ku suruh, seperti di photo ini malah mereka sendiri mengambil jarak, setelah ku lihat photo ini baru aku sadar. Ya ampun.

Gara-gara si covid ini. Covid bisa memisahkan dan mengubah segala tatatan kehidupan, tapi Covid tidak dapat nemisahkan mereka dan mereka tetap dlm kasih dan saling mengasihi.

Terakhir yang serunya yang ini loh, akhirnya Dayok Na Binatur di kasih kepada pdt, vik n PMJ, di gereja oleh pengantin, ini belum pernah terjadi seumur hidup di GKPS.

Dan karena si covid Ayam Na Binatur iondoskon di gereja, luar biasa ya. Makasih atas pengalaman ini dan sejarah dalam pelayananku juga dalam Rumah tangga nasiam nanti kalau si covid pergi kita akan pesta besar, mengucap syukur pada Tuhan, atas pemberkatan nikah ini.

Biaya nikah selama si covid ada, murah tanpa biaya komsumsi besar, sound system, keyboard, biduan, ....bla.. Bla.. Bla... tetapi tidak mengurangi makna. Ibadahpun tetap sesuai liturgi GKPS, tidak ada yang dipersingkat. Demikan laporan hari ini.JBU. Horas Horas Horas.(*)
  







Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments