Pdt Renny Damanik. (FB) |
Oleh: Pdt Renny Damanik
Beritasimalungun-(Jika Aku jadi mereka, gimana rasaku, mu, dan kita).
Saat ini semua stratifikasi masyarakat mengalami kegelisahan dalam bentuk yang berbeda beda.
Aku juga gelisah seperti orang lain juga. Namun saudara kita ini lebih gelisah juga dari kita. Dalam kehidupan yang makin sulit, ditambah harga tanaman ladang yang tidak laku tapi biaya pupuk, pestisida makin mahal.
Sedih dan gelisah melihat kehidupan mereka. Dalam kegelisahanku, tidak mungkin berdiam diri dan bertahan dalam kegelisahan itu.
Sehingga tidak berpikir dan bertindak. Apa yang dapat dilakukan, walaupun itu kecil untuk menolong mereka yang berkesusahan?
Cukupkah hanya menyuruh mereka stay at home dan beribadah di rumah? Bagaimana dia beribadah dan memberi persembahan saat kehidupan begini?
Dalam kegelisahanku, aku pergi menjumpai mereka ke rumahnya. Sebatas yang bisa ku kunjungi, dan aku hadir di tengah mereka.
Kalaupun aku juga punya pergumulan tersendiri. Bapak yang dalam gambar ini salah satunya pernah sakit parah, badanya bengkak, perut dan kaki, saat itu dan sekarang sudah lumayan baik, dan saat itu dia berjanji selesai kami berdoa, kalau aku sembuh pendeta, aku akan ke gereja, lalu ku bilang, jangan sama saya berjanji, pada Tuhan.
Dan ternyata sebelum pandemi ini, dia datang HBN ke gereja dan aku terkejut. Saat aku datang ke rumah ini, dia berkata dia tetap beribadah di rumah, demikian keluarga yang lain ini.
Aku berterimakasih pada Tuhan, yang selalu membukakan jalan dan tali kasih kepada mereka dari orang berhati mulia, dan mereka dapat menerima sedikit pertolongan ini.
Mereka tariluh, membuatku makin gelisah dan mengingat yang lain bagaimana menolong mereka juga supaya merasakan sukacita.
Kunjungan ini, sekaligus juga sharing akan perasaan mereka, pergumulan mereka, pemahaman mereka akan arti beribadah di rumah.
Saudaraku, masih banyak saudara kita yang gelisah akan kehidupan itu, ditambah ketakutan akan virus ini, marilah kita memandang yang di sekitar kita, berbagi sedikit, sedikit, sehingga situasi ini mengedukasi kita untuk belajar merasakan penderitaan orang lain.
Dan bagaimana kehadiran kita kepada mereka. Membuat lega sedikit saja dari beban hidup mereka. Terimakasih buat seseorang yang berhati mulia, yang mau berbagi buat mereka, Tuhan memberkati.
Marilah kita menolong orang yang tidak dapat membalas kebaikan kita, karena disanalah arti pemberian itu yang sesungguhnya.
Salam tahun kepemimpinan yang berkarakter.(*)
0 Comments