Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Tangan Dingin Radiapoh Sinaga (Pengusaha dan Entrepeneurship) Dibalik Kesuksesan Darma Konveksi dan Percetakan

Sumber: FB
Medan, BS-Rutinitas sebagai rangka pengajar di Universitas Swasta di Medan dan jiwa kewirausahaan yang ditanamkan selama ini selalu menjadi bagian hidup saya dalam menjalani sehari-hari. Percetakan dan konveksi adalah icon dari pusat bisnis yang dijalankan dan mempunyai cabang di beberapa daerah.

Orderan percetakan dan konveksi setiap hari silih berganti, dan berjalan dengan baik setiap hari menjadi rutinitas tim kami di kantor pemasaran.

Awal nya perusahaan ini mengerjakan usaha ini di kantor perwakilan Medan terdiri dari :
- Designer : Marga Purba Warga Kampung Baru
- Designer : Marga Silalahi warga Raya Kota
- Adm Keuangan : Marga Purba Warga Saribudolok
- Kurir : Jawa dari Medan
- Konveksi : Warga Aceh NAD
- Konveksi : Warga Jawa dari Medan
- Konveksi : Warga Toba Medan
Packing : Warga Aceh NAD
Mesin Cetak : 4 Orang

Total Karyawan Cabang Medan : 12 Orang

Awal Maret 2020 merebak isu virus Covid-19 masuk ke Indonesia, dan membuat panik seluruh negeri yang mengakibatkan dampak virus ini berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian bagi yang terjangkit.

Dampak yang luar biasa adalah usaha UMKM khususnya percetakan banyak yang di cancel karena peraturan pemerintah melarang untuk berkumpul mengantisipasi penyebaran virus corona.

Seminggu kemudian Saya pimpin rapat di perusahaan agar karyawan tidak di rumahkan melainkan hanya makan ditanggung karena sepinya orderan masuk bidang percetakan.

Keputusan ini sangat berat membuat kami harus ikat pinggang untuk bertahan menghadapi sepinya order dan di rumah saja.

Semua strategi dilancarkan karena beban yang ditanggung sangat berat, harus menghidupi karyawan selama corona.

Melihat situasi ini bagian konveksi awalnya hanya 4 orang dan 1 bagian leader agar membuat masker untuk dibagikan dan alat promosi konveksi di masyarakat.

Gayung bersambut, masyarakat antusias melakukan pemesanan, baik dari Tokopedia, Marker Place, dan teman-teman sejawat maupun organisasi untuk melakukan pemesanan APD Corona.

Dalam pemesanan order yang meningkat pesat kami tidak mampu melayani orderan konsumen karena keterbatasan alat konveksi kami hanya sedikit, dan modal adalah menjadi batu sandungan usaha ini.

Tim dari Polda pun turun melihat produksi kami, dan melakukan pemesanan, dan beberapa dari Kabupaten/Kota membuat hati miris karena alat kami hanya sedikit untuk memenuhi orderan ini.

Semua kegiatan harus mendahulukan pembelian bahan baku produksi yang membutuhkan modal yang lumayan besar.

Ditambah lagi dapat telepon masuk dari Sosok Pengusaha Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH untuk memesan APD di perusahaan kami.

Karena saya kenal betul beliau seorang pengusaha sejati dan paham betul bagaimana rasanya ada order tapi tak punya modal.

Saya yakin orderan tidak dapat diterima karena orderan sebelumnya juga sedang menunggu penyelesaian. Saya hanya mampu menceritakan bagaimana orderan ini tidak akan bisa saya selesaikan karena kekurangan alat konveksi kami.

Berkat uluran tangan dingin Bapak Radiapoh H. Sinaga merespon apa yang saya rasakan. Karena beliau paham betul bahwa kegigihan yang saya utarakan untuk memenuhi permintaan kebutuhan APD adalah peluang dan sangat dibutuhkan banyak orang.

Beliau menantang saya untuk meningkatkan produksi dan memberikan tambahan permodalan berupa alat konveksi dan bahan baku produksi. Dia ingin banyak anak Muda Generasi Bangsa kreatif dan Innovatif menjadi besar ke depan.

Berkat kepedulian beliau untuk meningkatkan produksi APD ini, saya pun segera bergegas melakukan promosi perekrutan karyawan yang semula lebih setengah rencana dirumahkan karena kekurangan order kini menjadi perekrutan karyawan secara massal.

Dengan bergerak cepat, karyawan datang silih berganti, mendaftarkan dalam perekrutan di tengah-tengah pandemi ini.

Dari karyawan konveksi 3 orang hanya produksi 1.000 masker setiap hari kini kami menerima karyawan kerja penjahit konveksi sebanyak 47 orang dan kerja 2 Shiff 24 jam.

Produksi masker setiap hari 15.000-20.000. Dan APD : 1.000 setiap hari. Melihat seperti mimpi di siang hari Tuhan Mengulurkan tangan di balik pandemi ini.

Uluran tangan dingin Bapak Radiapoh H Sinaga ini diberikan tanpa syarat, tanpa bunga, dan pengembaliannya sesuai kemampuan order permodalan.

Cepat, Tanggap, Tegas di saat yang tepat merupakan gaya kepemimpinan Beliau. Seperti dalam lagu “Doa Mengubah Segalanya” dibalik kekurangan, ketidakmampuan, Tuhan menitipkan melalui Bapak Radiapoh H Sinaga mengubah air mata “Mata Air” di kehidupan usaha kami.

Kami doakan Bapak Radiapoh H Sinaga menjadi Mata Air bagi masyarakat dimana pun berada. Karena beliau paham betul sifat, karakteristik, paham atas kesulitan-kesulitan dan jeritan di tengah kesulitan.

Hanya status ini sebagai ucapan terimakasih
Salam. Tri Dharma Sipayung

***
Konveksi Milik Tri Dharma Sipayung di Medan.(FB)
Saya Bisa Kok Menceritakan Kebaikan Orang Lain
(Kasus Tri Dharma Sipayung)

Agar tidak bosan terhada status-status saya yang terus-terus mengkritisi kebijakan Bupati Simalungun, kali ini saya menceritakan yang baik-baik dululah.

“Sanina” (saudara) saya, Albin Purba, datang ke #BiusCantik, Selasa (28/04/2020). Dia datang bersama Darmayanson Purba dengan mengendarai “Eltor” (pick-up Mitsubishi L300) berisi telor.

Albin Purba adalah rekan kerja saya di pengembang properti (developer) Garama Group, Batam, pimpinan Mulia Rinda Purba bersaudara. Itu berlangsung tahun 2002-2006.

“Cuaca (baca: iklim) Batam nggak cocok, Bang,” katanya menjelaskan alasannya pulang kampung (pulkam, bukan mudik lho) sejak tahun lalu (2019). Istri dan anak-anaknya sudah lebih dulu pulkam, yakni tahun 2015.

Dari pekerja dibidang properti, dia beralih menjadi pengusaha telor. (Sekalian iklan nih, sesiapa yang butuh telor, khususnya dalam rangka bagi-bagi sembako, silakan order ke beliau. Silakan inbox saya jika butuh nomor WA-nya).

Nggak perlu malu-malu berusaha apa pun sepanjang itu halalan toyyiban.

Pembicaraan kami pun berujung juga ke soal-soal pilkada. “Kayaknya Abang nggak jelas nih, dukung Jenderal atau RHS?”

Mau nggak mau harus kujawab. “Jenderal itu kompeten dan baik, tapi RHS juga baik. Bedanya, RHS secara RESMI ngajak saya bantu dia. Namanya orang minta bantu, yah, kita bantulah.”

“Udah, RHS aja, Bang. Beliau itu, aduh.., sangat ringan tangan membantu orang lain. Abang ‘kan sudah tahu beliau itu sewaktu kita sama-sama di Batam dulu?”

Ketulusan RHS 

Ketulusan RHS (Radiapoh Hasiholan Sinaga) membantu orang lain sudah menjadi RaHaSia umum. Tanpa perlu gembar-gembor, beliau memberangkatkan “fulltimers” GKPS ke Jerusalem. Kayak "naik haji" gitulah.

Beliau pun ringan tangan membantu pembangunan rumah ibadah di mana-mana. Tak hanya GKPS. Yang terbesar adalah pembangunan gedung gereja GKPS Tigarunggu yang megah itu.

Tak hanya itu, beliau pun ringan tangan membantu masyarakat miskin, baik secara pribadi/keluarga, melalui kelompok usaha, maupun “tumpuan” marga (PPTSB =Parsadaan Pomparan Toga Sinaga & Boru).

Yang sedang viral saat ini adalah bagaimana RHS membantu modal usaha Tri Dharma itu tanpa syarat, tanpa bunga dan dengan pengembalian bantuan modal secara semampunya.

Usaha percetakan dan konveksi Tri Dharma yang sempat terancam “jim” (semula karyawannya yang 12 orang untuk sementara bakal tidak digaji lagi tapi ditanggung makannya saja) karena wabah Covid-19, dengan bantuan RHS, jalan lagi dengan merekrut 47 pekerja konveksi untuk memenuhi pesanan pelanggan.

Perusahaannya kini melayani pesanan masker dan APD (Alat Pelindung Diri) lainnya dengan kapasitas produksi masker 15.000 – 20.000 per hari dan APD 1.000 unit per hari.

Bayangkan, dari semula terancam hanya bisa mengasih makan 12 karyawannya tanpa gaji, kini Tri Dharma bisa menghidupi 47 karyawan bersama keluarganya berkat bantuan tulus RHS.

Saya tak usah cerita lebih panjang lagi. Bantuan semacam itu adalah bantuan “dingaton madokah” (akan diingat sepanjang hayat di kandung badan). #SalamBiusCantik.

(Sumber: FB Tridarma Sipayung dan Rikanson Jutamardi Purba)

Editor: Asenk Lee Saragih

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments