Pelayanan diakonia karikatif Pdt Renny Damanik. (FB) |
Oleh : Pdt Renny Damanik
Beritasimalungun-(Hati yang tergerak untuk menolong bersama Vorhanger St Evie Purba Pakpak).
Tidak cukup mengemas tata ibadah, dipandemi covid 19 ini. Tapi mengemas pelayanan saat stay at home namun pelayanan tetap berjalan tanpa melanggar peraturan pemerintah dan gereja.
Mereka tidak kehilangan pelayanan dan mereka tetap merasakan kehangatan kebersamaan saat sosial distancing. Maka kami berdua dengan Vikar Pdt Sri Darmawaty tetap melayani, entah sekecil apapun yang kami lakukan.
Aku jujur dan tidak malu. Kemarin aku menangis saat Inang Vorhanger kami yang baru terpilih jadi vorhanger dan menjadi Perutusan Sinode Bolon, Periode 2015-2020, kehilangan suaminya, karena meninggal dunia akibat sakit yang komplikasi.
Bagiku perempuan yang satu ini seorang sintua yang luar biasa, cerdas, cepat, tepat, pekerja, penolong, pemimpin dan pekerja yaitu St Merlusiana Purba.
Hari ini (Rabu 29 April 2020) dilaksanakan penguburan di Kampung Baru. Sejujurnya, kalau ada yang meninggal biasanya aku selalu waswas dan juga pada tamu-tamu yang datang yang tidak kita kenal.
Namun kali ini aku agak tenang sedikit karena ada dua tugas pelayanan yang kulakukan. Sehingga tidak hanya fokus pada kematian itu, tapi juga fokus pada pelayanan diakonia, menyampaikan tali kasih dari inang St Jonarita Evie Purba (Pengantar Jemaat GKPS DURI) kepad jemaatku yang membutuhkan.
Kulakukan 2 pekerjaan sekaligus karena jaraknya jauh. Jalan rusak berat, licin dan bergelombang. Kadang mobilpun kandas kesakitan. Namun sebagai pelayan harus tahan banting, "tahan sagala". Hehehe.
Lalu....Karena jam 12 penguburran, maka aku datang sebelum jam 12, supaya dapat melakukan pelayanan diakonia karikatif ini. Saya pun menyampaikan itu pada mereka, inang na mabalu /janda yang berkekurangan, anak yatim piatu, guru sekolah minggu yang hidup nya berkekurangan, tapi selalu setia mengajar anak anak.
Pada yang stroke yang berkekurangan, guru sekolah minggu yang berkekurangan, dan lansia yang tidak kuat lagi bekerja keladang karena sudah tua dan kurang sehat.
Selesai penguburan kulanjutkan pelayanan diakonia ini sampai jam 4 sore, ke Jemaat Baringin Raya. Jujur sesungguhnya aku lelah dan sesak karena pakai masker ini. Namun demi kasih kunikmatilah kesesakan ku itu, karena sesakku bukan karena COVID 19 tapi karena masker hitam ini, hehehehe.
Disaat saya melakukan kunjungan kasih ini, sekaligus MENCHEK apakah mereka melakukan ibadah di rumah pada partonggoan dan hari minggu di rumah saat dibagikan tata ibadah yang disusun sederhana dan diantar ke rumahnya.
Sambil berdiakonia karikatif sekaligus juga mengedukasi /mendidik mereka dalam semua kehidupan tetaplah fokus pada Tuhan dan minta pertolongan padaNya dalam doa doa dan ibadah mereka di rumah.
Juga tetap bersyukur selalu pada Tuhan atas kebaikannya dan mendoakan orang-orang yang TERGERAK HATINYA UNTUK MENOLONG.
Kadang aku baper dalam kunjungan ini. Kalau kulihat mereka meneteskan air mata atas pemberian ini, dan mengucapkan terimakasih dan memeluk.
Kadang aku jadi turut hanyut terbawa perasaan melihat keadaan mereka ini. Karena walau begitu keadaannya mereka juga ikut mendukung keuangan GKPS sebagaimana dia ada.
Saat aku gelisah selalu ada yang menolong, untuk menolong jemaat ku ini. Aku tidak mampu mengatasi semua ini. Terimakasih Inang ku Vorhanger GKPS DURI, ST EVIE PURBA PAKPAK yang mulia hatinya dan tergerak hatinya untuk berdiakonia menyebrang ke resortku.
Serta menularkan kebaikan itu kepada jemaatku yang Ham tidak kenal mereka, tidak mengharap balasan, tidak ada pertalian keluarga dan hubungan darah, tapi hanya DNA Kristus pertalian darah itu sehingga ham mengasihi mereka dan tergerak hati inang untuk mereka.
Terberkatilah ham ya Inang Vorhanger nami, dan atas nama penerima tali kasih ini, saya mengucapkan trimakasih, walau covid ini sangat mencekam dan mengkuatirkan kehidupan setiap orang, dan banyak yang mengamankan dirinya dan keluarganya tetapi ham inang ikut juga mengamankan hati orang lain untuk terbebas dari rasa kuatir.
Tuhan memberkati inang. Okey,.. Aku pulang dulu sudah sore, biar mandi, cuci tangan, dan rebah. Aku capek kali, pegal, sakit pinggang karena jalannya minta ampun.
Anakku semata wayang, Gutryans sudah menunggu dan popo ganteng. Terimakasih buat suami yang setia menemani, melayani, menopang ku dalam pelayanan ini. R. Febrison Sigumonronk.
Pendetapun kena dampak pandemi covid 19 juga nya tanpa terkecuali tapi sebagai Leader harus menjadi gugus depan dan gabe hatengeranni uhur. Hahahahaaaa. Salam tahun kepemimpinan yang berkarakter. (*)
Editor: Asenk Lee Saragih
0 Comments