Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Sapna Sitopu dan Dewita Purba Mampu Pertahankan Ciri Khas Lagu Simalungun

Konser Live Streaming Facebook Ditengah Pandemi Covid-19
Sapna Sitopu dan Dewita Purba Mampu Pertahankan Ciri Khas Lagu Simalungun. (Foto Kolase Facebook).
Jambi, BS-Penyanyi legendaris Simalungun Sapna Sitopu tak kehilangan akan untuk berkarya ditengah situasi pandemic Covid-19, yang mengharuskan masyarakat tidak leluasa melakukan kegiatan di luar rumah. Bahkan kebijakan pemerintah yang membatasi aktifitas berkerumun, memukul para seniman karena penghasilannya mati suri. 

Namun demikian, lewat ide-ide para seniman Simalungun yang tergabung dalam Group WhatsApp dan Facebook “Senandung Simalungun” yang digagas Maruli Damanik, membuka wawasan para seniman kini era digital mampu untuk berkarya dan mendapatkan rezeki. 

Awalnya Konser Live Streaming YouTube dan Facebook digagas oleh YCF Team dan SPY Projeck yang menampilkan Yogi Purba dan Jhon Elyaman Saragih. Selanjutnya berlanjut ke artis-artis Simalungun lainnya secara bergantian waktu dengan lokasi dari tempat tinggal masing-masing.

Seperti Intan Saragih, D’RapStar Jakarta, Damma Silalahi, Jhon Irwando Sipayung, Ramawati Saragih, FIF Trio (Fitriani Sinaga, Intan Saragih, Fitiani Saragih), Lamser Girsang dan Girsang Bersaudara, Yanci Saragih, Yogi Purba, Nurianti Br Girsang (Nunung), Landur Voice, Sumani Br Purba Jakarta dan lainnya.  


Dalam catatan Penulis, setidaknya Sapna Sitopu sudah empat kali tampil dalam Live Streaming. Awalnya tampil sendiri bersama SPY Projeck (pemilik Marga Sipayung). Kemudia Sapna Sitopu dan Jhon Eliaman Saragih tampil berdua dengan slogan Live Streaming Facebook “Simalungun Night” pada Minggu 7 Juni 2020 dan Minggu 31 Mei 2020 malam lalu.


Sapna Sitopu dan Dewita Purba Mampu Pertahankan Ciri Khas Lagu Simalungun. (Foto Kolase Facebook).
Kali ke empat ini, Sapna Sitopu menggandeng Dewita Br Purba untuk Live Streaming Facebook “Simalungun Night” di akun Facebook Sapna Sitopu Minggu 28 Juni 2020 mulai Pukul 19.30 WIB.

Sejumlah apresiasipun ditujukan buat Sapna Sitopu dan Dewita Purba pada penampilan kali ini yang mampu mempertahankan ciri khas lagu Inggou Simalungun yang tidak ada di daerah lain.

Salah satu yang memberikan apresiasi itu adalah Jordi Purba, pengamat Seni Budaya Simalungun. Dia sangat memuji penampilan Sapna Sitopu dan Dewita Purba yang mampu mempertahankan ciri khas lagu Simalungun yang tidak ada di daerah lain.

“Seingat saya, baru tadi malam saya ngeshare penyanyi kampungku saat melakukan live streaming. Penyanyi itu adalah Botou Sapna Sitopu dan Botou Dewita Purba. Kenapa saya mau ngeshare, padahal tadi malam bukan hanya mereka yang mengadakan nyanyi dengan live streaming ? Karena saya lihat dan dengar, ciri khas lagu Simalungun yang tidak ada di daerah lain, tetap mereka pertahankan. Dan itu saya anggap Pelestarian Seni Budaya Simalungun. Pelestarian INGGOU SIMALUNGUN,” ujar Jordi Purba.

Kata Jordi Purba, jika melihat property yang mereka gunakan untuk melakukan live streaming, boleh saya katakan pas-pasan. Bahkan jaringan pun ikut "mokkol" saat mereka asyik bernyanyi. Karenanya, yang melihat sempat kabur, padahal sudah di angka 300 lebih. 

“Tapi kenapa cepat kembali, dan yang melihat hampir mencapai 1000an ? Menurut saya, ada "tangan yang tak terlihat" yang bekerja untuk membantu mereka,” ujar Jordi Purba.

Dikatakan, soal bantuan tangan tak terlihat ini, sering menjadi perdebatan ketika upaya pelestarian Warisan Budaya Takbenda Simalungun dilakukan. 

“Ada contoh yang sering saya posting di facebook, bagaimana "intervensi" terhadap warisan budaya itu dilakukan. Misalnya soal manatti gonrang atau memulai menabuh gendang dalam prosesi Adat Simalungun, yang belakangan ini sudah dilakukan pemuka agama. Bahkan jumlah lagu yang tidak boleh ditarikan saat seperangkat gonrang sudah dimulai berbunyi, sudah dikurangi. Dari yang tadinya 7 kali menjadi 3 kali. Itu semua karena urusan tangan yang tak terlihat tadi,” terang Jordi Purba.

Menurut Jordi Purba, tapi memang dimasa sekarang ini, sangat sulit menjelaskan ada tangan-tangan tak terlihat yang bekerja saat dilakukan Pelestarian Warisan Budaya Takbenda Simalungun seperti Inggou Simalungun. 

“Namun faktanya, dengan property yang minim pun, yang melihat live streamingnya Botou Sapna Sitopu dengan Botou Dewita Purba, bisa bertahan diatas 700an lebih hingga live streamingnya mereka berakhir,” katanya.

“Salut buat kalian berdua botouhu. Teruslah berkarya melestarikan Inggou Simalungun. Ihasomani "Na Lang Taridah" do nasiam anggo tongon-tongon do ihorjahon nasiam mambaen sayur Inggou Simalungun. Hutransfer pe sibahut bai nasiam ??,” tulis Jordi Purba diakhir komentar pada lini masa sosial media miliknya.

Sementara dari pengamatan penulis pada konser live streaming Sapna Sitopu dan Dewita Purba ini memunculkan tembang-tembang lawas Simalungun yang bertema “tangis-tangis” yang kental dengan Inggou Simalungun. 

Dari lagu yang dilantunkan keduanya, adalah lagu reques warganet dengan lagu-lagu lama Simalungun yang kental dengan Inggou Simalungun. Keduanya mampu menampilkan Inggou Simalungun itu sebagai salah satu ciri khas Lagu Simalungun. Teruslah Berkarya Melestarikan Inggou Simalungun. (Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments