Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Wagner Damanik Memimpin Dengan Cinta

 St Irjen Pol (P) Drs Maruli Wagner Damanik MAP Dan Istri Br Purba
Oleh: St Irjen Pol (P) Drs Maruli Wagner Damanik MAP

Beritasimalungun-"Laksana menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmulah yang akan mengenakan kain itu. Seperti menyebar benih dengan kemesraan dan memungut panen dengan kegirangan, seolah-olah kekasihmulah yang akan makan buahnya kemudian" #Kahlil_Gibran

Seorang pemimpin yang didasari dengan cinta dipastikan akan membawa negeri ini maju dan berkembang pesat. Karena cinta bagi dirinya adalah kenikmatan. 

Pemimpin tersebut tidak akan memanfaatkan jabatannya untuk kesenangan pribadi dan keluarga maupun kelompoknya, akan tetapi ukuran kenikmatannya jika dia mampu memberikan kebahagiaan dan kepuasan kepada rakyat yang dipimpinnya. 

Untuk bisa mendapatkan ini tentu ada gerakan yang dilakukannya yaitu perduli terhadap rakyatnya dan berusaha memenuhi keinginan mereka. 

Sebagai seorang pemimpin, mendengar keluhan dan tangisan rakyatnya adalah suatu keharusan. Sang pemimpin harus selalu berempati dan penuh kasih sayang serta disiplin guna membangun hubungan kesetaraan terhadap semua pihak terlebih kepada rakyatnya sendiri.

Di era sekarang, seorang pemimpin sudah seharusnya meninggalkan pola-pola lama yang selalu minta dilayani, dihargai secara berlebihan, dikawal dengan banyak bodyguard, rumah jabatan yang berpagar tinggi dan senang disanjung-sanjung serta suka membossy. 

Kondisi ini justru hanya menjauhkan hubungan pemimpin dengan rakyatnya. Sebaliknya ia harus bisa bertindak sebagai pelayan (parhobas), rela berkorban dan menderita bahkan rela hancur meleleh bagaikan lilin demi kepentingan rakyatnya selaku pemilik negeri ini.

Melalui Pilkada Simalungun yang akan dilaksanakan 9 Desember 2020, diharapkan akan lahir pemimpin yang benar-benar mencintai dan dicintai rakyatnya,  mengerti tentang kebutuhan, kesusahan, tangisan dan ratapan rakyatnya. 

Kita tidak menginginkan  pemimpin yang buta melihat penderitaan rakyatnya, tuli mendengar jeritan rakyatnya dan menutup hati ketika melihat rakyatnya tersakiti. 

Oleh karena itu cerdaslah menetapkan pilihan, kenali rekam jejaknya dan jangan biarkan keluhuran suara rakyat sebagai suara Tuhan (vox populi vox dei) digadaikan dan dihinakan menjadi suara “kaum recehan”. Ingat ! Salah memilih pemimpin, lima tahun ke depan rakyat akan menderita. SalamHabonarondoBona. (Penulis Adalah Balon Bupati Simalungun)






Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments