Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Wagner Damanik Sahabat Semua Golongan

Pemimpin Visioner Yang Disukai Kaum Milenial Simalungun
St Irjen Pol (P) Drs Maruli Wagner Damanik MAP saat berdiskusi bersama kelompok Ibu-ibu  Srikandi WD-BISA di Rajamaligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (15/10/2020). Foto Robby Saragih.

Oleh: Asenk Lee Saragih

Rajamaligas, BS-Jauh sebelum pencalonan Pilkada Kabupaten Simalungun sekira tahun 2017 lalu, Irjen Pol Drs Maruli Wagner Damanik MAP kerap sudah melakukan perjalanan ke Kabupaten Simalungun. Kemudian setelah pensiun Juni 2019 lalu, Irjen Pol (P) Drs Maruli Wagner Damanik MAP lebin intens blusukan ke Simalungun untuk bersoasialisasi tentang kerinduannya mencalonkan Bupati Simalungun. 

Niat pencalonan itu dimuluskan lewat jalur perseorangan dengan berbagai pertimbangan yang matang, karena ingin fokus mensejahterakan rakyat dan tidak ingin tersandra dengan kepentingan-kepentingan partai politik dan cukong. 

Pengumpulan dukungan KTP-pun untuk Wagner Damanik yang berpasangan dengan H Abidinsyah Saragih (WD-BISA) berjalan dengan baik hingga diterima secara factual di KPU Kabupaten Simalungun dan mendapat nomor urut 3. Dari 4 Paslon yang maju di Pilkada Kabupaten Simalungun, Paslon WD-BISA yang sejak lama sudah siap maju dan berjalan mulus. 

Sementara pasangan lain masih sibuk “membeli” partai pengusung dengan nilai transiksional yang tak sedikit, WD-BISA justru sudah melenggang melakukan blusukan dengan belanja masalah di 32 kecamatan di Simalungun.

Persoalan keluh kesah masyarakat Kabupaten Simalungun selama 10 tahun terakhir, begitu miris dirasakan sosok Wagner Damanik. Dari setiap blusukan belanja masalah, Wagner Damanik selalu memberikan solusi dan komitmennya untuk masyarakat Simalungun dengan Tagline “Datang Memberi, Bukan Mengambil”.

Memang sungguh berat bagi WD-BISA menterjemahkan Tagline “Datang Memberi, Bukan Mengambil” kepada masyarakat Simalungun yang selama ini sudah mendarah daging dengan sodoran istilah “serangan fajar” atau dengan calon yang membeli suara. 

Khususnya mereka yang mengaku sebagai TS atau pemburu Rupiah dari calon dengan berbagai upaya dilakukan untuk meraup keuntungan dari calon yang didukung karena imbalan Rupiah. Bahkan tak sedikit TS berlindung dibalik logistic calon agar bisa menambah belanja untuk keluarga mereka.

Sepatutnya masyarakat yang membutuhkan pemimpinnya, bukan calon yang membutuhkan masyarakat. Inilah yang melahirkan Pilkada langsung. Namun seiring perjalanan demokrasi, calon menjadikan masyarakat sebagai barang dagangan yang bisa dibeli untuk memenangkan pilkada. 


Bahkan untuk membeli suara masyarakat, oknum cakadapun melibatkan para cukong yang imbalannnya jika menang akan menguasai proyek-proyek APBD. Bahkan selama tiga tahun lebih, cakada yang menang karena beli suara itu akan berupaya mengembalikan modal Pilkada dengan berbagai upaya dengan menggerogoti  APBD dengan beragam modus.   

Hal inilah tugas yang berat bagi WD-BISA untuk menjelaskan kepada masyarakat Simalungun soal istilah Nomor Piro Wani Piro (NPWP). Seperti yang kerap diutarakan Wagner Damanik saat blusukan, untuk jadi pemimpin itu butuh pengorbanan, bahkan penderitaan. 

Jiwa pengorbanan dan pelayanan bagi sosok Wagner Damanik telah tercermin pada sebuah Lagu Simalungun yang berjudul “Parhobas Simalungun” Ciptaan Jan RI yang dipopulerkan oleh Dolly Sumbayak Feat Intan Saragih yang dirilis pada Juni 2019 lalu. Lagu ini merupakan Jinggle WD-BISA yang penuh dengan makna. 

Bersahaja

Sifat yang ramah dan bersahaja bagi setiap orang, selalu tampak pada wajah Wagner Damanik disetiap blusukan di Kabupaten Simalungun. Misalnya saat blusukan di Rajamaligas, Hutabayu, Kabupaten Simalungun, Kamis (15/10/2020).

“Sahabat identik dengan kebersamaan dan keterbukaan. Ketika kita menjadi sahabat seseorang mudah bagi orang tersebut untuk menyampaikan isi hatinya dan kendala yang dihadapi. Begitulah pemikiran Wagner Damanik - Abidinsyah Saragih sehingga mereka ingin menjadi sahabat bagi semua golongan,” ujar Robby Saragih, Tim Wagner Damanik yang selalu mendampingi WD blusukan.

“Tujuannya sederhana, masyarakat terbuka terhadap kondisi yang sedang mereka hadapi di wilayahnya. Ketika kita mengetahui dan menguasai persoalan maka kebijakan juga tentu berpihak kepada kepentingan warga Kabupaten Simalungun,” kata Robby Saragih.

Disebutkan, persahabatan inilah yang dijalin oleh WD-BISA di daerah Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja. Melalui blusukan dan door to door (jabu tu jabu) "pintu ke pintu" jalinan emosional warga akan tumbuh dan semakin mudah bagi mereka untuk menyampaikan kesulitan maupun kebutuhan mereka. 

“Contoh saat di Tanah Jawa dan Hutabayu, rata rata warga menitipkan masalah pemekaran, perbaikan infrastruktur dan perhatian terhadap sektor pertanian. Tidak asing lagi kalo di daerah ini pupuk sering langka dan ada harganya mahal,” tambah Robby Saragih. 

“Permasalahan tersebut bisa terselesaikan jika distribusi dan perhatian pemerintah kabupaten yang tepat sasaran dan tepat guna. Setelah itu ada pengawasan yang ketat dan kebijakan khusus terkait pendistribusian pupuk bersubsidi. Kemudian jika ada bantuan alat pertanian dari Pemerintahan kita serahkan kepada kelompok tani tanpa ada mahar yang hanya bisa disanggupi para cukong. Sehingga mereka bisa menekan petani yang tidak mampu dan akhirnya produksi pertanian dan kesejahteraan warga yang kena imbas,” kata Wagner Damanik seperti disampaikan Robby Saragih.

Oleh karena itu, komitmen tegas WD-BISA akan selalu berpihak kepada kepentingan rakyat. Karena kita ketahui, dukungan WD-BISA dari dukungan rakyat dan akan membayar dukungan tersebut untuk melayani masyarakat. #Salam3Jari-#3WDBISA-#PARHOBASSIMALUNGUN.(Penulis Pegiat Blogger, Media Siber dan Medsos)
St Irjen Pol (P) Drs Maruli Wagner Damanik MAP membaur dengan warga dikedai dan berdiskusi soal masalah yang dihadapi warga di Rajamaligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (15/10/2020). Foto Robby Saragih.

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments