(Edisi Diakonia Pendeta dan Penginjil GKPS)
Pdt Renny Damanik turut sorong beko angkat batu.(Istimewa) |
Oleh: Pdt Renny Damanik
Tigarunggu, BS-Sudah terlalu lama, menanti dan menanti kapan jalan protokol Siantar sampai Seribudolok diperbaiki oleh yang patut memperbaiki, namun tak kunjung datang. Ketika melewati jalan ini, banyak hal yang mengganggu kehidupan ini, bukan hanya urusan badan yang sakit diatas bus atau mobil pribadi, truk, atau pengangkat barang, tapi juga resiko yang tinggi terhadap keamanan berkenderaan yang bisa membuat kecelakaan.
Bukan itu saja resiko yang tinggi biaya perawatan pemilik mobil juga sepeda motor yang sering kandas bahkan kecelakaan. Kadang kita ketakutan melewati jalan ini melihat motor sepadan, Simas, RJT, truk, dan lain lain terbalik di jalan melihat mobil itu oleng apalagi truk dengan muatan banyak.
Kadang emosi pun terganggu, dan meringis ketika melewati jalan ini, terganggu dengan waktu karena menambah waktu menempuh perjalanan karena mobil tidak bisa kencang dan harus lambat.
Semua Pendeta pasti pernah melewati jalan ini, dan merasakan banyak faktor yang mengganggu, akhirnya Pdt Berlian Saragih, Pendeta yang sudah pensiun tapi masih energic dalam pelayanan dan selalu jeli dan perduli dengan masalah masalah sosial.
Akhirnya fgn duskusi di group yang awalnya kurang menarik banyak orang, saat bicara tentang pelayanan pdt, supaya bergeser sedikit dari rutinitas dan mau turun dari mimbar ke jalan raya dan pelayanan tidak sebatas kerohanian tapi turut juga melihat realita di depan mata yaitu rusaknya jalan raya ini yang terus menerus kurang dapat perhatian dari pemerintah.
Akhirnya diskusipun makin luar biasa dan akhirnya mendapat kesimpulan bahwa kami Pendeta dan Penginjil turun berdiakonia ke jalan raya dan kami pun mengumpulkan dana dari kantong kami semampu kami.
Akhirnya dirapatkan di RBM dan berdiskusi panjang untuk seluruh persiapan untuk acara ini dan dihunjuk Pdt Khon Jhon W Raja menjadi koorfinator lapangan sebagai pdt di Raya bekerja sama seluruh pdt dan PW.
Titik pertama di daerah Panei Tongah, kedua, di daerah Raya dan ketiga daerah Tigarunggu tepatnya Sintaraya. Aksi inipun dimulai selalu dengan doa dan diakhiri dengan doa. Kehadiran pdt dan Pw ikut memperbaiki dan merawat jalan ini, MURNI karena INJIL, tidak ikut ikutan dengan istilah "Haroan Bolon" sekarang tapi nama kegiatan ini adalah "DIAKONIA" DI tahun persekutuan dan berdampak sesuai tema GKPS tahun ini, seperti spanduk pada gambar.
Jadi jelas tidak ada yan di belakang kami dan di depan kami entah siapapun pejabat dan bukan mendukung salah satu pejabat, itu jauh dari kegiatan ini. Kehadiran kami di jalan raya banyak positifnya bagi semua masyarakat baik kristen maupun non kristen. Baik kelas bawah, menengah, dan atas, juga semua profesi yang melewati jalan ini baik pegawai swasta/wiraswasta, pegawai negeri, pedagang, dan supir, dll.
Kalau berkotbah di mimbar hanya bagi orang kristen saja tapi kalau berkotbah dengan berbuat di jalan raya merawat jalan bagi semua ciptaan Tuhan. Saat melakukan ini, agak aneh mungkin dilihat yang melintas di jalan raya kok banyak perempuan, ini siapa, dan kok cantik-cantik dan laki lakinya ganteng ganteng, tapi pegang batu, memecah batu, angkat batu, susun batu tanpa ada alat berat, ada yang angkat beko, ada yang bawa ember, karena jarang ember untuk angkat batu di jalan raya, namanya tidak ahli untuk itu, ita kan, maka tanganku pun luka dan berdarah karena kejepit batu, tapi seru rasanya.
Luar biasanya kami sehati sepikiran untuk ini dan sukacita melakukan ini, karena saat menyusun batu sekalian juga jadi tukang pengatur lalu lintas saat truk lewat dan minta supaya truk melintas/melewati pada batu yang kami susun supaya rata dan mereka pun mau dan sukacita melakukannya, kami sama sama tersenyum.
Jadi masyarakat pun akhirnya ikut turun membantu kami dan untuk memecah batu, ada juga yang sumbang makanan, gorengan, ubi, minuman dll sehingga semu berjalan lancar karena niat kami juga tulus.
Jadi pesan dari Diakonia ini adalah bahwa pdt dan pw sanggup juga berkotbah di jalan raya lewat perbuatannya yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat dan juga semua golongan agama apapun.
Mengedukasi warga jemaat untuk selalu berbuat kebaikan sekecil apapun, mengedukasi jemaat menjadi pejuang bukan hanya penikmat, mengedukasi jemat bhw lebih baik menyalakan lilin kecil di tengah kegelapan itu daripada mengutuki kegelapan itu.
Mengedukasi pemerintah supaya perduli sama semua golongan masyarakat, nengedukasi para penguna jln raya untuk tdk membuang sampah sembarangan dan membersihkan parit di depan rumah masing masing, mengedukasi jemat jika injil yang menggerakkan kita tdk pernah mengambil kepentingan politik di panggung orang lain,
Biarlah pekerjaan kami yang tidak seberapa ini selama 3 hari mempunyai dampak bagi semua lapisan masyarakat dan semua golongan sehingga dunia percaya Yesus adalah terang dunia yang menerangi hidup kita lewat perbuatan kita menjadi garam dan terang dunia.
Yesus tidak pernah janji palsu, semua yang dikatakanNya, terwujud dalam hidup manusia, sehingga kalau kita pengikut Dia, apa yang kita janjikan seharusnya kita tepati, jangan kiranya Lain dibicarakan lain dikerjakan. Diakonia ini juga di liput Media Online dan Metro TV. Salam persekutuan dan pelayanan yang berdampak. Perumahan BP7, Tebing Tinggi.(Penulis Adalah Praeses GKPS Distrik V)
Gallery Pendeta dan Penginjil GKPS Turun Dari Mimbar Ke Jalan Raya
0 Comments