Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Diskualifikasi, Kehilangan Tandem dan Kakak Warnai Jalan Berliku Greysia Polii Meraih Medali Emas Olimpiade Tokyo

Diskualifikasi, Kehilangan Tandem dan Kakak Warnai Jalan Berliku Greysia Polii Meraih Medali Emas Olimpiade Tokyo Greysia Polii- Apriyani Rahayu.

Tokyo, BS
- Emas Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/8/2021) menjadi akhir bahagia buat Greysia Polii. Prestasi puncak ini diraih pebulutangkis 33 tahun itu bersama Apriyani Rahayu di nomor ganda putri. Mereka mengalahkan finalis unggulan Ganda Putri Cina Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di Final Ganda Putri yang berlangsung di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo, Senin (2/8/2021) Pukul 11.50 WIB dengan skor 2:0. Set pertama skor 21: 19 dan set kedua 21: 15. Angka kemenangan ini juga berjumlah 76 Tahun, kebetulan dengan HUT RI Ke 76 (17 Agustus 1945-17 Agustus 2021).

Emas Olimpiade Tokyo juga diraih Greysia setelah melalui jalan panjang nan berliku dan diwarnai tragedi. Greysia bersama pasangannya ketika itu Meiliana Jauhari pernah didiskualifikasi di Olimpiade London 2012. Selain mereka juga pasangan dari Tiongkok dan Korea karena alasan sportivitas. Mereka dinilai tidak memberikan yang terbaik di lapangan.

Diskualifikasi di London 2012, kenang Polii, membuatnya berada di jalur untuk tidak pernah menyerah pada mimpinya.

“Begitu banyak orang, bukan hanya saya, telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan juga. Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian Anda. Saya tahu saya tidak hanya mengatakannya, saya ingin bersungguh-sungguh setiap hari dalam hidup saya. Saya hanya benar-benar pergi hari demi hari, itu hanya bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan di final Olimpiade pada tahun 2021,” tutur Greysia.

Cobaan berikutnya kembali dihadapi Greysia pasca-Olimpiade Rio 2016 ketika pasangan keduanya, Maheswari memutuskan pensiun lebih cepat karena operasi bahu.

Greysia sempat berpikir untuk berhenti dari olahraga, tetapi pelatihnya Eng Hian dan keluarganya meyakinkannya untuk terus bermain. Kemudian, hampir tiba-tiba, datanglah seorang rekan muda dan tangguh yang bisa memberinya kekuatan dari belakang, memungkinkan dia untuk menciptakan permainan. Dia adalah Apriyani Rahayu.
Apriyani Rahayu (kanan).
“Ini merupakan perjalanan panjang bagi saya. Begitulah cara Anda ingin menunggu dan bertahan. Dia bangkit entah dari mana, tiba-tiba di tahun 2017 ketika saya hendak pensiun usai Rio 2016," kata Greysia.

“Pada 2017 saya berada di tim nasional dan akan berhenti ketika pasangan saya (Maheswari) cedera dan menjalani operasi, tetapi pelatih saya mengatakan tunggu sebentar dan bantu pemain muda untuk bangkit, dan dia datang. Kemudian kami memenangkan Korea Open dan Thailand Open dan begitulah cepatnya kami datang. Saya seperti, ya Tuhan, saya harus berlari selama empat tahun lagi!" tuturnya.

“Aku tidak muda lagi. Tetapi akhirnya dia (Apriyani) bangun. Sepertinya lama banget aku nunggunya," katanya.

Ujian Greysia tidak sampai situ. Dia mendapat pukulan berat ketika kehilangan saudara laki-lakinya, Rickettsia yang meninggal dunia pada 23 Desember 2020 lalu. Sang kakak diakui Greysia merupakan sosok pengganti ayah mereka yang telah meninggal kedua dia masih balita.

“Dia seperti ayah saya. Dia 18 tahun lebih tua. Dia memperlakukan saya seperti anak perempuannya dan saya memandangnya sebagai ayah saya. Setelah ayah saya meninggal dunia ketika saya berusia dua tahun, dia mengurus seluruh keluarga. Dia sangat mendukung karier bulutangkis saya,” kenang Polii sambil menangis.

Satu hal yang paling memilukan adalah sang kakak meninggal dunia sehari setelah Greysia melangsungkan pernikahan. Dan, tangisan Greysia pecah setelah memastikan juara Thailand Terbuka 2020 lalu.

Kini, tangisan Greysia kembali pecah di Tokyo usai memastikan emas olimpiade. Greysia tahu mendiang kakaknya kini bisa tersenyum dan menikmati kesuksesan yang diraihnya kini.

 “Kau tahu, kakak memberiku segalanya. Aku tidak memiliki ayah sejak aku berusia dua tahun, dan dia seperti ayahku. Saya tahu dia puas dengan pencapaian saya, tetapi saya tahu dia ingin menunggu pernikahan saya, sebagai adik perempuan. Dan kemudian ia pergi. Saya pikir saya akan memberikan yang terbaik dan saya tahu dia menikmatinya dari atas,” tambah Greysia.

Tangis Greysia Polii Pecah Usai Juara

Tangisan Greysia Polii pecah tak lama usai memastikan gelar juara Thailand Terbuka. Masih di pinggir lapangan, Greysia yang menangis menutup wajahnya dengan handuk. Apriyani yang berada di sebelahnya berusaha memeluk dan menghiburnya.
Tangisan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu saat menerima Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/8/2021). Buat Greysia Polii ini prestasi puncak ini diraih pebulutangkis 33 tahun itu bersama Apriyani Rahayu di nomor ganda putri. Mereka mengalahkan finalis unggulan Ganda Putri Cina Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di Final Ganda Putri yang berlangsung di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo, Senin (2/8/2021) Pukul 11.50 WIB dengan skor 2:0. Set pertama skor 21: 19 dan set kedua 21: 15. Angka kemenangan ini juga berjumlah 76 Tahun, kebetulan dengan HUT RI Ke 76 (17 Agustus 1945-17 Agustus 2021).

Greysia menangis lantaran mengingat kakak laki-lakinya, Rickettsia yang meninggal dunia pada 23 Desember 2020 lalu. Sang kakak diakui Greysia merupakan sosok pengganti ayah mereka yang telah meninggal kedua dia masih balita.

“Dia seperti ayah saya. Dia 18 tahun lebih tua. Dia memperlakukan saya seperti anak perempuannya dan saya memandangnya sebagai ayah saya. Setelah ayah saya meninggal dunia ketika saya berusia dua tahun, dia mengurus seluruh keluarga. Dia sangat mendukung karier bulutangkis saya,” kenang Polii sambil menangis.

Satu hal yang paling memilukan adalah sang kakak meninggal dunia sehari setelah Greysia melangsungkan pernikahan.

“Dia sudah melihat saya sebagai juara berkali-kali. Sangat menyakitkan. Dia menunggu sampai pernikahanku, dan kemudian dia pergi. Jadi rasanya, wow, dia ingin melihat yang terbaik dalam diri saya, dia menunggu yang terbaik.”

Ujian semakin berat buat Greysia karena setelah kematian sang kakak, beberapa anggota keluarganya didiagnosis dengan Covid-19.

“Saya mempersembahkan gelar ini untuk saudara laki-laki saya. Ini merupakan masa yang sulit bagi keluarga saya, dan setelah saudara laki-laki saya meninggal, beberapa dari mereka jatuh sakit, jadi saya datang ke sini dengan sakit hati, atau lebih tepatnya, selalu memikirkan mereka, setiap malam dan setiap hari saya hanya berdoa kepada Tuhan untuk menjaga mereka semua," tuturnya.

“Saya percaya bahwa kejuaraan ini sangat berarti bagi kami, tidak hanya bagi saya tetapi bagi keluarga saya.”

Meski menghadapi banyak ujian jelang turnamen, Greysia masih mampu menjaga fokus dalam setiap pertandingan.

“Saya masih tidak bisa mengendalikan perasaan saya, apa yang ada di kepala saya, tapi saya sangat fokus, terutama dalam latihan dan turnamen, dan ketika saya memasuki lapangan saya merasakan kekuatan super dari atas, dari dia. Jadi saya ingin mengucapkan 'terima kasih' padanya untuk segalanya,” ujarnya.

Greysia/Apriyani Torehkan Sejarah Medali Emas Pertama Ganda Putri Indonesia di Olimpiade

Greysia Polii/Apriyani Rahayu mempertajam catatan sejarah. Setelah menjadi ganda putri pertama Indonesia yang masuk final di ajang Olimpiade Tokyo, hari ini menjadi yang pertama meraih medali emas ganda putri. Inilah emas pertama dan satu-satunya yang diperoleh Indonesia. Greysia/Apriyani mengalahkan ungulan pertama dari Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dua set langsung 21-19, 21-15.

Greysia/Apriyani juga satu-satunya wakil Indonesia yang mencapai babak final cabang bulutangkis. Para pemain bulutangkis Indonesia sudah berguguran semua kecuali Anthony Ginting yang sore ini memperebutkan medali perunggu tunggal putra.
Anthoni Sinisuka Ginting.

Harapan medali emas atau perak pada pundak Anthoni Sinisuka Ginting pupus setelah pada babak semifinal pebulutangkis peringkat lima dunia ini dikalahkan pemain Tiongkok, Chen Long, Minggu (1/8/2021). 

Namun pada final tunggal putra perebutan medali perunggu, Anthoni Sinisuka Ginting berhasil meraih Medali Perunggu setelah mengalahkan Kevin Cordon (Goatemala) Senin (2/8/2021) dengan Gim pertama skor 21: 11, gim kedua skor 21: 13. 

Ganda putra nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo gagal lebih awal. Langkah pasangan berjuluk Minions ini tak sampai semifinal. Marcus/Kevin kalah dua set langsung 14-21, 17-21 dari ganda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik pada perempat final.

Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan selangkah lebih maju namun di semifnal gagal meraih medali setelah kalah dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Hendra/Ahsan yang menempati peringkat kedua dunia gagal meraih medali perunggu setelah takluk oleh peringkat kesembilan dunia dari Malaysia itu, 21-17, 17-21, dan 14-21, Sabtu (31/7/2021).

Di atas kertas pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu tidak diunggulkan. Chen/Jia adalah ganda putri peringkat ketiga dunia sementara Gresya/Apriyani peringkat keenam.

Dalam sembilan kali pertemuan, Chen/Jia lebih dominan, yakni menang enam kali melawan Gresya/Apriyani. Namun, Greysia/Apriyani berhasil membuat kejutan. (Berbagaisumber/Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments