Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Simalungun di Simpang Jalan

Drs Sofyan Purba.(Istimewa)
Oleh: Drs Sofyan Purba

Beritasimalungun-Bangsa/Suku Simalungun, saat ini tidak terlepas dari hiruk pikuknya sejarah di masa lalu. Senantiasa tampil di depan dan mewarnai jalan kehidupan nusantara bahkan sampai masih berbentuk RIS. 

Pasca Revolusi Sosial 1946 yang sampai saat ini menyisakan tanda tanya dan menandai kecurigaan masing masing keluarga korban, terhadap perubahan dinamika. Berlanjut pada peristiwa G30S 1965, semakin melemahkan sendi sendi keberadaan Simalungun. 

Dilengkapi lagi adanya lembaga adat lain dan organisasi lintas sektoral, Simalungun pun merasa sepi dalam keramaian. Pembangunan Kabupaten Simalungun di bawah tahun 2020, tetap mewarnai dengan nilai plus minus. Pilkada tahun 2020, secara psikologis hasilnya diharapkan membuka peluang perubahan yang signifikan.

Bupati dan Wakil terpilih syah sesuai Undang undang. Wajar, sebab janji janji dimasa kampanye di kuatkan dengan sebutan Program 100 hari kerja, untuk kesejahteraan rakyat Simalungun, semua menjanjikan keindahan. 

Alat pamungkas mendulang suara ialah "jalan rusak" dan benar efektiv merontokkan lawan untuk bertahan. Piawai Tim Suksesnya menambah popularitas Bupati, menambah janji sekaligus melantik orang orangnya yang dulu berperan atau diharapkan bisa mempertahankan kekuasaan, di periode berikutnya, itu pun masih wajar.

Kemurkaan Himpunan Mahasiswa Pemuda Simalungun (HIMAPSI) di jalan raya, semula disinyalir kegiatan hiburan rakyat, oleh tokoh tokoh. Akhirnya mengejutkan semua element masyarakat, bukan hanya di Kabupaten Simalungun, bahkan sampai ke pusaran pusat Indonesia. 

Ya, sebab Simalungun sudah jenuh dengan atraksi orang tua yang bernaung di PMS. "HIMAPSI DAN DINAMIKA POLITIK NASIONAL", ternyata lebih efektif. 

Kini, Simalungun kembali bertanya, "Laho huja gakni bangso Simalungun on ?". Terus "tak bois do, tak marporang homa, tak dearan malah mambaen provinsi, halani bolag do nagur". 

Di tambah lagi banyaknya orang yang "tarsonggot" karena terlalu terlena dalam mimpi. "Aikan halani au/ ia do. Ai ma roh ma gubernur". Nyaris menenggelamkan geliat "unjuk rasa" Himapsi di jalan rusak.

Sebagai warga yang baik, kita hanya bisa menanti, sabar sembari awas. Simalungun itu memang kuat bila "one man one show", benar seperti selama ini. Dan kini kita bersama bergabung, untuk memperbaiki keadaan. Ya......Simalungun di simpang jalan. (Penulis Adalah Pemerhati Pembangunan Simalungun)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments