Oleh: Drs Sofyan Purba
Beritasimalungun-“Marsombuh Sihol” (Melepas Rindu-red), adalah kebiasaan leluhur Simalungun, guna menguatkan dan menjalin hubungan lebih erat, setelah sekian lama menyibukkan diri di tempat masing masing. Kegiatan ini bernilai setara "Rondang Bittang" dan "Marharoan Bolon".
Dan disaat “Marsombuh Sihol” ini, bisa dijadikan semacam mempererat kembali hubungan yang pernah ada, dan bisa juga ada pro kontra (gesekan) dan dipastikan setelah itu adalah adanya sikap dan pandangan yang sama, bahwa kita harus bersama untuk kemajuan bersama.
Saya pernah tawarkan itu pada peserta pilkada Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, agar alam yang dipenuhi segala macam makhluk, merestui kehadiran dan keberadaan kita kelak terpilih sebagai pemimpin. Saya saat itu menerima alasan pandemi.
Saya berharap, Bupati dan Wakil Simalungun menerima usulan ini, setelah usulan perdana diterima untuk berhenti di perbatasan usai pelantikan di hari H, sekembalinya dari Medan.
Peserta pada kegiatan “Marsombuh Sihol” adalah, seluruh peserta pilkada, tokoh adat, tokoh agama dan ketua ormas/OKP, forkompinda dan anggota dewan. Ini penting, pertama meyakinkan seluruh rakyat Kabupaten Simalungun, ini “Tanoh Habonaron Do Bona”.
Ke dua, semacam mohon doa restu kepada seluruh rakyat dan seluruh isi alam. Sekaligus mohon kerjasama yang baik, karena berniat baik "mensejahterakan rakyat Simalungun.
Saya percaya, ini bukan hal yang mudah. Sebab bisa jadi hambatan ini akan datang dari internal tim dan yang merasa akan terganggu kepentingannya yang sedang berjalan (mungkin). Yang sebenarnya adalah untuk memuluskan program dan meredakan ketegangan, secara bijak.
Mungkin ini dulu Pak Bupati dan Wakil, Kabupaten Simalungun, untuk Simalungun ke depan. Horas. (Penulis Adalah Pemerhati Pembangunan Simalungun)
0 Comments