Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Angkutan Barang Lintas Udara Ala St Berlin Manihuruk Jika Panen Mangga Tiba di Hutaimbaru

Angkutan Barang Lintas Udara Ala St Berlin Manihuruk Jika Panen Mangga Tiba di Hutaimbaru.

Hutaimbaru-Meski hanya tamatan sekolah rakyat di jamanya (SR) setara sekolah menengah pertama saat ini, namun ide-ide sangat mumpuni ditengah keterbatasan akses transportasi. Kalau selama puluhan tahun harus memanggul hasil panen dari ladang perbukitan ke rumah sejah kiloan meter, namun bebera tahun belakangan ini, hal itu tak lagi dilakoni St Berlin Manihuruk, petani warga Dusun Hutaimbaru, Nagori Ujung Mariah, Kecamatan Pamatang Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

Idenya yang membuat kawat baja peluncur dari ladang “Juma Buttu” perbukitan ke pinggir jalan dusun Hutaimbaru, mengurangi beban manusia kalau panen mangga tiba. Pasalnya sebelum ada kawat baja peluncur yang membentang diatas udara ini, mangga dibawa dengan memikul dengan berat 50 Kg per keranjang. 

Upah memikul satu keranjang mangga dengan berat 50 Kg/ keranjang dipatok pekerja Rp 50.000/keranjang. Sulitnya akses jalan dari ladang perbukitan menuju pinggir jalan desa, membuat St Berlin Manihuruk tak kehilangan akal. 

Kesulitan membawa hasil panen mangga dan hasil panen lainnya, kini sudah mendapat jawaban dengan “tranportasi udara” ala St Berlin Manihuruk. Bukit dan lembah dengan kondisi jalan setapak berbatuan, kini tak lagi dilintasi mangga hasil panen. Kini mangga hasil panen sudah lintas udara dengan kawat seling baja yang melintang dari ladang bukit ke pinggir jalan desa.

Kawat seling baja yang diameternya sebesar jari kelingking orang dewasa ini, sengaja dipesan dari Kota Jambi. Panjang kawat seling baja ini kurang lebih 500 meter tarik lurus. Bentangah kawat seling baja ini memutus jarak akses jalan dari ladang ke jalan kampung. 

Ide St Berlin Manihuruk ini, kini diteruskan oleh anaknya Sy Lamhot Manihuruk dan istrinya Imelda Br Girsang. Kalau panen mangga di ladang perbukitan “Juma Buttu”, tinggal meluncurkan dari kawat seluncur yang telah terpasang kokoh selama tahunan ini. 

Namun hingga kini, menahan dan menarik seling kawat pemicu atau pendamping masih dilakukan dengan cara manual (memutar gulungan). Kedepan juga akan dimunculkan ide sebuah mesil gulung kawat pemicu atau pendamping keranjang barang. 

Ide sederhana ini, sungguh  berguna bagi pemilik lading di perbukitan yang tidak didukung dengan akses jalan yang memadai. Terimakasih St Berlin Manihuruk, idemu telah memutus tenaga “pemundak” beban yang selama ini harus menahan ekstra kuda-kuda kaki saat mengangkat beban 50 kg melintasi jalan setapak bebatuan dan terjal. (Asenk Lee Saragih)





Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments