Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Catatan Pinggir Sinode Bolon GKPS Ke 45 Tahun 2022

Sy Novita Metty Purba-Ketua Sinode Inang GKPS


Oleh: Sy Novita Metty Purba (Ketua Sinode Inang GKPS)

Pematangsiantar, BS-Pelaksanaan Sinode Bolon (SB) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Ke 45 yang berlangsung Selasa 28 Juni 2022 hingga Jumat 1 Juli 2022 di Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara telah berjalan. Catatan peserta SB di media sosial, begitu menarik untuk dikutip dan disajikan dalam bentuk tulisan. 

Berikut ini catatan salah satu peserta SB yakni Sy Novita Metty Purba yang menjabat Ketua Sinode Inang GKPS. 

Saudara-saudaraku, anggota sidang Sinode Bolon GKPS. Mari memberi hati sepenuhnya. Dukungan dan perhatian. Masukan-masukan yang benar. Buah pikiran yang positif, berkualitas, usul saran yang objektif.

Bahkan kritikan-kritikanpun yang membangunlah untuk sinode kita ini. Tunjukkan aspirasi-aspirasi yang baik dengan hanya 1 tujuan, Beriman.

Lembaga ini (GKPS) adalah milik kita bersama. Harus kita tumbuh-majukan bersama. Komit untuk kita besarkan dan kembangkan bersama, dengan tetap konsisten pada dasar PELAYANAN berlandaskan KASIH dan DAMAI SEJAHTERA.

Kesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok disini. Jauhkan karakter dan sifat buruk juga. Perkecil dan kurangi perbedaan-perbedaan dengan usaha menyatukan persepsi, bahwa tujuan kita menyatukan dan mengembangkan semua hal baik dalam kesatuan dan persekutuan, dengan tetap menyadari bahwa kita di dalam satu tubuh, Tubuh Kristus. Selamat bersidang, 28 Juni-1 Juli 2022.

Karakter Lain

Inang terkasih dan semua sahabat. Saya sedang mengikuti sidang Sinode Bolon GKPS saat ini, di hari ke 3 (Kamis 30 Juni 2022). Mengamati, mendengar dan mendapat banyak hal dari diskusi-diskusi dan pemaparan-pemaparan, pandangan-pandangan bahkan silaturahmi di sini.

Saya coba menyimpulkan, bahwa gangguan-gangguan negatif (kerja iblis) ada dimana-mana. Hal buruk bisa terjadi diantara orang-orang rohani sekalipun. Kata "benar" sudah sulit kita tafsirkan ada dimana, walau orang baik atau yang merasa baik itu banyak sekali dan ada dimana-mana.

Ini terjadi dimana-mana. Di forum-forum keagamaan, di luar GKPS, di ormas-ormas agama juga. Ego dan perasaan benar pribadi sering lebih besar dari hal lain (karakter-karakter lainnya).

Bermain curang juga, manipulasi, sandiwara, zolim, etika, adab, kesantunan yang rendah, mengambil hak orang lain, mengambil jabatan orang lain juga, mencuri kemuliaan dengan popularitas mimbar atau altar pun dikerjakan.

Belum lagi kejar harta, kejar dollar. Semua mengatakan masyarakatnya yang majemuk, jemaat-jemaatnya yang tidak perduli lagi. Sebegitukah? Atau sebaliknya?

Tidak mudah memang kembali ke penginjilan-penginjilan masa silam: mendatangi, mengenal, mengasihi, tinggal bersama kelompok yang diinjili, membantu, mengobati, merawat dalam penginjilan-penginjilan.

Bisa jadi karena gereja-gereja sudah banyak dan terus tumbuh. Namun semangat, dorongan hati dan kecintaan melayani, memanggil jiwa juga sudah mulai menurun.

Apapun pergumulan atau rintangan-rintangan, seharusnya semangat kita pelayan harus lebih kuat dan besar. Lebih peka apa yang mereka rindukan dalam menerima khabar baik/penginjilan-penginjilan yang  semakin banyak dihambat oleh kemajuan tehnologi, kekurangdekatan pada orang-orang yang kita layani.

Dan kita sendiripun tidak bisa menjadi pengayom dan pantas diteladani. Tapi dalam segala sesuatu pada yang terjadi akhir-akhir ini, kita patut merenungkan, supaya kita semua, khususnya Inang GKPS.

Biarlah secara pribadi boleh menjadi orang-orang yang selalu menjadi pemenang. Figur yang cinta kasih akan Tuhan yang mencerminkan hal-hal karakter atau jatidiri yang benar dan baik, kapanpun. Juga dapat direflesikan ke siapapun dan dimanapun. Salam manis, JBU. (BS-Red)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments