Info Terkini

10/recent/ticker-posts

* B R I G A D I R J *

Oleh: Anita Martha Hutagalung (Oni)
Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat. (Foto tangkap layar YouTube)

BS-Sudah 2 bulan berita tentang pembunuhan Alm Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih ramai wara-wiri di media sosial dan televisi. Pertama kali Oni tahu berita kematian Josua dari berita medsos, karena TV dirumah gak pernah aku nyalakan.

Kemudian melihat di postingan Facebook. Dimana ada video mamanya Josua "mangandungi" meratapi mayat anaknya.  "Amaang...anakku na burju.....Tuhaan...tolonglah aku..."

Dari andung-andung mamanya yang histeris dan menyayat hati, terasa sekali kepedihannya kehilangan anak yang sangat dikasihinya. Anak yang baik budi dan sangat sayang keluarga.
 
Oni tak sanggup menonton video tersebut sampai habis. Terbayang kalau itu terjadi pada anakku. Meskipun Oni ingin sekali mendengar bagaimana lanjutan cerita ratapan mama Josua. Tapi sungguh aku benar-benar gak sanggup. 
 
Air mataku ikut bercucuran begitu saja, sebagai sesama ibu tentu simpati mendalam Oni terhadap mama Josua dan keluarga. Lebih parahnya lagi sudahlah disiksa dan ditembak mati, Josua justru jadi "tertuduh" melakukan pelecehan terhadap PC istri Sambo. 

Korban yang dikorbankan lagi. Malah duitnya yang di ATM pun hilang dicuri. Sungguh biadab. Sejak saat itu, sampai sekarang, dimana-mana topik pembicaraan orang tentang Josua, Sambo, PC, Bigadir E, para pengacara , para jendral, Rita  dst.
 
Lalu cerita tentang Pelecehan seks, pembunuhan berencana, perselingkuhan, kerajaan Sambo, judi 303, homo-gay, uang, LPSK dst. 

Banyak orang beropini, berkomentar dengan bebas. Banyak orang menanggapi komentarnya orang dengan bebas. Banyak orang yang merasa tersinggung karena komentar orang lain. Tetapi hanya sedikit orang yang sadar bahwa komentarnya sudah menyinggung orang.
 
Orang-orang jadi sensitif dan mudah tersulut. Jika ada komen yang "berbeda" langsung di gas ramai-ramai dan dibully dianggap tak punya simpati pada keluarga Josua.
 
Ada orang yang simpati bikin aksi kasih buat Josua (keluarga). Ada malam sekian ribu lilin. Ada aksi pengumpulan dana. Ada banyak puisi dan lagu yang tercipta. Ada banyak postingan Tiktok. Bahkan meme-meme tak ketinggalan.
 
Itu yang Oni sebut semuanya adalah fakta yang faktual terjadi di dunia maya. Bahkan di dunia nyata dilingkungan Oni . Obrolan mamak-mamak di warung sayur, obrolan bapak-bapak di warung kopi.

Bahkan di acara arisan, doa lingkungan (partonggoan) sampai di mimbar gereja. Tragedi Josua dan institusi kepolisian ini juga dibicarakan. Apalagi di media sosial dan televisi. Sudah 2:bulan dibahas terus-terusan dari mulai subuh-pagi-siang-sore-malam- hingga tengah malam. 

Dari mulai hari  Senin-Selasa-Rabu-Kamis-Jumat-Sabtu-Minggu sampai balik ke hari Senin dst. Tidak ada jeda, tidak ada liburnya. Sambung menyambung. Semakin banyak yang berkomentar semakin melebar kesana sini. 

Banyak energi, dan waktu yang terkuras oleh orang-orang yang setia mengikuti babak demi babak. Semua pada sibuk mengurusi kasus Ferdi Sambo, sampai lupa kasus sendiri pun ada. Setelah 40 hari berlalu, PC yang di babak semula menjadi "korban" , kini berubah statusnya menjadi tersangka.
 
"Jempek do pat ni gabus" istilah orang Batak. Ada puluhan tersangka lainnya karena "kepatuhan" terhadap sang kumendan yaitu Irjen Ferdi Sambo. Setelah sekian lama, baru kali ini Oni ikut komentar. Karena jujur aku tak punya nyali untuk membahas yang "mengerikan" begini. 

Berita-berita kecelakaan tidak pernah aku tonton. Apalagi berita pembunuhan selalu aku hindari. Bukan berarti Oni tak perduli, tapi memang aku gak "sanggup". Oni lebih dari pada mengamati perkembangan kasus. 

Sesekali intip berita, sudah sampai dimana. Repot sekali memang jika korban berurusan dengan para penguasa/petinggi. Terkesan lambat atau sengaja dilambat-lambatkan. Bahkan Presiden Joko Widodo sampai mengulang instruksinya supaya kasus ini dituntaskan secepatnya. 

Josua sampai di kubur 2 kali untuk kepentingan outopsi. Para "bintang" banyak yang jatuh, apalagi perwira dan bawahannya. Ya kita tunggu sajalah bagaimana proses hukum berjalan di negeri ini.
 
Aku tak mau terjebak ikut-ikutan beropini karena. Sesungguhnya Oni juga tak tau cerita yang "sebenarnya" terjadi. Karena kebohongan diawal cerita telah melahirkan kebohongan-kebohongan baru. 
Lagipula aku juga masih banyak persoalan, banyak pekerjaan, banyak masalah, banyak cicilan.
 
Itu saja sudah bikin pusing. Gak kebayang bagaimana perasaan keluarga Josua terlebih mamanya, menghadapi ini semua. Semoga kasus ini segera dilimpahkan ke pengadilan. Biarpun nanti pelakunya mendapat hukuman yang seberat-beratnya.
 
Tetap saja itu bukan sebuah keadilan bagi keluarga Hutabarat yang sudah kehilangan nyawa anaknya. 
Hanya Tuhanlah yang mampu menguatkan keluarga yang berduka. (Penulis Pegiat Media Sosial)

Tulisan Ini Dikutip Dari Akun FB Anita Martha Hutagalung 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments