Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Oleh: Pdt Renny Hotmaida Damanik

NATALKU DI 24 MALAM DESEMBER DI GKPS GEMPOLAN. SPECIAL KALI LAKAN.

Sudah lama ingin mengunjungi jemaat ini dan penasaran dengan nama ini, jauh dari keramaian kota, namun hatiku selalu terdorong untuk kesana. Entah kenapa, barulah malam natal ini kesampaian.

Sebelum tanggal 24 malam, survey tempat dulu satu hari sebelumnya naik kereta, supay tidak kesasar nantinya pada malam hari. Jemaat ini hanya 18 KK, dan yang aktif kata majelisnya hanya 8 KK.

Dan mereka dari marga Toba dan juga marga Karo tapi menjadi jemaat GKPS. Mereka tidak mempunyai wakil pengantar jemaat, katanya tidak ada yang mau. Akhirnya kepengurusannya hanya 3. Akhhh..kok bisalah ini terjadi? 

Mereka bercerita tentang kehidupan mereka yang pas-pasan. Saat perayaan natal ini aku sengaja bawa slide, infokus dan laptop supaya suasana natalnya tidak terlalu sepi dan karena gerejanya kecil. 

Walau jemaat kecil dan tinggal di desa aku juga persiapkan pelayananku dengan baik menurutku sehingga tidak ada kesan kalo di desa tidak perlu persiapan. Itu salah menurutku. 

Mereka bingung saat aku bawa semua peralatan dan perlengkapan mungkin tak pernah begitu. Saat itu jemaat agak lama datang, dan aku orangnya tepat waktu dan 1 jam sebelum ibadah aku sudah sampai di tempat. 

Dalam gereja hanya satu lampu yang hidup yaitu di depan dan dekat altar, golap lah lakan. Namun itu tidak membuat hati ciut tapi cahaya dari infokus membantu penerangan dan akhirnya gambar dan video di slide jadi terang, karena agak remang remang. 

Mereka baca nyanyian sebagian lewat cahaya hape, melihat itu hatiku terenyuh, ditambah mereka belum punya jubah /baju pelayanan padahal  itu sudah hampir 10 tahun diberlakukan, kasihan sekali aku.

Apakah karena tidak ada uang atau bagaimana, dan siapakah ya yang menolong mereka? Saat saya kotbah dengan memakai Power Poin mereka sangat semangat dan suka cita ditambah memutar video pendek mendukung kotbah malam itu.

Jemaat tidak tahu kalo saya lah praeses mereka, dan mereka pikir mana mungkin datang ke jemat di pelosok dan malam hari. Saat mereka pikir tak mungkin disitulah di mungkinkan. 

Aduhhh ... Kasihan kali aku lihat jemaat ini. Mereka bilang, inang ... Jangan lupakan kami ya, ingat kami, supaya kami semangat. Terharu aku. Lalu kami berphoto bersama disuasana remang itu namun hati kami terang oleh Raja Damai. 

Biarlah damainya itu mendamaikan hati dalam setiap suasana hidup. Mereka semua hanya hidup sebagai petani yang menanam padi, sementara padi yang mereka tanam tidak jadi karena dihantam banjir sehingga terpaksa mengulang tanam padi. Tetaplah semangat Hai jemaat kecil... Tuhan marorot jemaat ini. Salam Natal. (Penulis Adalah Praeses GKPS Distrik V)

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?


Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?


Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?

Cahaya Lampu Versus Cahaya Hati di GKPS Gempolan, Mana Lebih Terang?


Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments