Pematangsiantar, BS-Bakal calon legislatif (Bacaleg) DPR RI PDIP Dapil Sumatera Utara III, Rudolf Valentino Saragih menawarkan kepublik tentang subsidi pengembangan perumahan rakyat yang berpenghasilan rendah ke ruang publik Sumatera Utara khususnya Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.
Hal itu terungkap dalam sebuah Podcast Suara Kampus HKBP Nommensen Pematangsiantar dengan Rudolf Valentino Saragih yang juga disaksikan oleh Pdt Mardison Simanjorang dan Ketua Tim Pemenangan RVS, Albert Sinaga, di Pematangsiantar belum lama ini.
Pdt Mardison Simanjorang mencatat kesimpulan dari podcast RVS tersebut dengan menyebutkan masyarakat, kata Ernesto Laclau (filsuf dari Argentina itu) selalu dalam realitas belum menjadi masyarakat. Maka masyarakat bukan hanya ruang negosiasi tetapi sekaligus ruang kontestasi.
"Masyarakat adalah ruang dimana beragam diskursus dinegosiasikan agar bisa menjadi diskursus yg hegemonik (walau sifatnya selalu sementara) sebelum diskursus tandingan/alternatif melakukan "rupture" (retakan)," ujar Pdt Mardison Simanjorang.
Katanya, demikianlah masyarakat itu selalu ada dalam proses menjadi masyarakat. Itu sebabnya masyarakat selalu bersifat contingent (terbuka) dan karena itu pula ia terbuka untuk segala pemaknaan.
"Namun penting untuk diingat bahwa hanya diskursus yang bicara tentang ke- publik- an lah yang dapat diterima di ruang publik itu. Dan Rudolf Valentino Saragih mengajukan diskursus tentang subsidi pengembangan perumahan rakyat yang berpenghasilan rendah ke ruang publik Sumatera Utara khususnya Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun," katanya.
"Apik, runtut dan terstruktur gagasan tersebut ia negosiasikan dalam arahan host Podacast Suara Kampus HKBP Nommensen P.Siantar. Pemaparan dengan data, hitungan yang masuk akal, logis. Rudolf V. Saragih tampak rileks walau mengakar sebagai bankir, tetapi tak canggung dan tampil sebagai pengamat sosial budaya dan ekonomi yang interdisipliner. Citra sebagai intelektual publik ada pada dirinya. Sesekali ia juga tampak menggunakan bahasa seperti penyair "dimana masih ada CINTAmaka disana pasti dibutuhkan RUMAH, ringkasnya," kata Pdt Mardison Simanjorang.
Cinta dan Rumah
Sementara menurut Rudolf V Saragih mengatakan, seberapa jauh pun kita pergi, rumahlah tempat terbaik untuk kembali. Agar semua orang memiliki rumah yang layak. Sebagai salah seorang bankir, ini disampaikannya pada podcast Universitas Nomensen P. Siantar.
Dimana ada Cinta, rumah harus dibangun. Cinta harus dibangun, ditumbuhkan, dirawat dan dikembangkan di dalam rumah. "Home sweet Home", rumah tempat hati berada, rumah adalah istana, bahkan kehidupan kelak disebut rumah abadi.
Salah satu perjuangan Rudolf V Saragih jika terpilih jadi Anggota DPR RI, bagaimana setiap orang yang saling mencintai memiliki sebuah rumah yang layak untuk berteduh, membina cinta untuk saling mencintai.
"Back to sweety home" "Jagar jagar ni jagul, jagar jagar palia. Porini jagar hun jabu, jagar age hudia". "Rambut mahkota jagung, mahkota pohon petai. Dari rumah saling menghormati, kemanapun Perginya, rejekinya akan mengalir". (BS-Asenk Lee Saragih)
0 Comments