Info Terkini

10/recent/ticker-posts

MEREKA TIDAK MUTLAK BENAR

Koleksi Wereldmuseum Amsterdam atau yang sebelumnya bernama Tropenmuseum, dengan keterangan "File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batak verkoopsters op de markt te Haranggaol Karo Sumatra TMnr 10002726.jpg".

Foto yang menampilkan 2 wanita berbusana khas Simalungun dengan penutup kepala bernama bulang ini mudah ditemukan di internet. Koleksi Wereldmuseum Amsterdam atau yang sebelumnya bernama Tropenmuseum, dengan keterangan "File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batak verkoopsters op de markt te Haranggaol Karo Sumatra TMnr 10002726.jpg".

Keterangan yang menyertai foto tersebut, termasuk deskripsi awalnya "Batak verkoopsters op de markt te Haranggaol, Karo, Sumatra", memberi asumsi bahwa tempat pengambilan foto adalah di Haranggaol, wilayah Karo, pulau Sumatera.

Keterangan yang sangat aneh. Sebab, Haranggaol berada di wilayah kediaman suku Simalungun. Ataukah Haranggaol pernah wasuk ke dalam wilayah administrasi Karo atau yang dulu disebut Karolanden pada masa pra kemerdekaan?

Tapi rasanya itu mustahil. Sebab sebagaimana terlihat dalam foto peta Karolanden buatan tahun 1891, Tjinkes (sekarang Cingkes), Lau Biang, Pengambatan dan Tonking (sekarang Tongging) saja yang sekarang masuk wilayah kabupaten Karo, di peta tersebut tidak masuk di dalam wilayah Karolanden. 

Tentu begitu juga ketika Karolanden menjadi Onderafdeling di bawah Afdeling Simeloengoen en Karolanden. Lalu bagaimana mungkin Haranggaol atau yang di dalam peta tersebut tertulis masih bernama T.  Langroeng, yang seharusnya Tiga Langgiung, yang letaknya jauh di sebelah tenggara dari tempat-tempat yang disebut pertama itu masuk ke dalam wilayah Karo?

Di buku Mission To The East Coast of Sumatra yang merupakan laporan perjalanan John Andersen tahun 1823 ke pulau Sumatera, disana Andersen ada menuliskan letak kordinat sebuah tempat di Sumatera. Namun ketika dicek, posisi titik kordinat tersebut ada di tengah samudera di bawa anak benua India. Di sebelah baratnya lagi malah, di laut Arab.

2 fakta di atas membuktikan bahwa orang-orang barat di masa lalu yang kita kagumi ketelitiannya pun bisa salah dalam memberikan informasi terkait negeri ini. Bahkan untuk informasi yang berhubungan dengan geografi sekalipun. Apalagi menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Terlebih lagi jika yang dianggap data sejarah itu berkaitan dengan sedikit mitos.

Jadi, apa yang dituliskan orang-orang barat dulu itu tidaklah memiliki kebenaran mutlak. Sekalipun itu disampaikan sudah dalam bentuk buku yang tercetak. Itu menurut Uttok Sondi sih. (Sumber FB Uttok Sondi) 




Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments