ANTARA ANAK SEKOLAH MINGGU DAN TELOR BULAT GORENG?
( Mengedukasi orang tua untuk menghargai Anak Sekolah minggu).
Saat aku melayani disatu Resort kami mengadakan acara makan bersama bersama dengan semua jemaat yang ada di Resort itu dengan menu daun ubi dan telor bulat goreng. Acara itu saya buat karena saya pahami saya adalah pendeta bagi semua jemaat bukan hanya pendeta pamatang.
Semua harus dilayani dan mereka harus merasakan keadilan dan pelayanan, maka saat Jumat agung semua bergabung supaya saya bisa layani khusus dalam Perjanuan Kudus.
Nah bagaimana dengan komsumsi siang? Saya berbagi dengan beberapa jemaat yang mau berbagi berkat untuk mau menolong yang lain supaya makan dengan gratis ala menu telor goreng yang bulat dan daun ubi.
Apa yang terjadi saat mengantri mengambil makanan?
ASM yaitu anakku, dia mengantri ambil makanan dan menunya, lalu dia menjumpai aku dengan menangis selesai menetima nadi, telor dan sayur daun ubi. Lalu aku bingung, kok dia nangis dah dapat makanan. Saya bertanya, adek kenapa? Sudah dapat makanan, apalagi yang kurang?
Dia menjawab sambil nangis, Kenapa telor Tyan ini dikadoh yang rusak rusak, padahal Tyan lihat masih banyak telor yang bagus yang bulat, kenapa telor Tyan yang pecah, kuning telornya berantakan tidak bulat lagi, malas Tyan, gimana ini katanya.
Akupun kaget , kok sampai kesana pikirannya ya, dia sampai menangis karena merasa diperlakukan tidak adil dan dianggap kalau untuk ASM bisalah telor yang sudah berantakan, ternyata anakku ini tidak mau diperlakukan begitu karena dia lihat madih banyak telor ini yang bagus di dalam panci.
Sebaliknya juga pemahaman orang tua juga yang bagi telor berpikir biasa saja, untuk anak anak bisalah yang berantakan kuning telurnta yang masih bagus dan bulat buat orang tua, ternyata anak kecil memperhatikan perlakuan itu dan tidak mau dianggap sepele jika ASM.
Akhirnya aku mendatangi pembagi telor goreng itu dan mengganti telor yang berantakan yang dipiring nya, dan dia tersenyum dan makan dengan sukacita.
PESAN MORAL CERITA TELOR BULAT GORENG.
Ternyata anak kecil perlu juga kita hormati dan memperlakukan adil dengan orang dewasa, supaya kelak dia besar akan menghornati kita juga lewat perilakubkita dan dia juga berperilaku adil pada orang lain dan tidak menganggap spele orang lain walau orang kecil.
Kadang kita lupa mengedukadi anak harus lebih dahulu dengan praktek hidup kita bukan dengan teori dengan demikian dia mudah untuk meniru dan melanjutkan yang baik yang telah kita tunjukkan kepada Anak kita.
Hormatilah anak anak sejak dini sehingga diapun tahu nantinya menghormati rang lain karena dia telah lebih dahulu menerina merasakan dihormati sejak kecil maka menanjak dewasa dan dewasa sampai lansia dan tua dia tetap hormat pada orang lain. #Jangkauanlebihluassemuaorang
#anakkudanteloritu.(Penulis Adalah Praeses GKPS Distrik V)
0 Comments