![]() |
Tigarunggu, BS-Semoga Majelis GKPS Distrik XII. Bergerak dari "Kristen susu" ke "Kristen makanan keras". Mencermati
Praktik relijius dengan Imitasi Logika Pasar Tantangan Bagi GKPS Sebagai "Gereja Suku".
Hampir tak satupun sendi kehidupan manusia yang tak dipengaruhi logika ekonomi pasar. Gereja pun tak terkecuali.
Dulu Max Weber bilang Etika Kristen yang memicu tumbuhnya (budaya) kapitalisme. Kini keadaan dibalik, logika kaptalisme pasar malah membentuk praktik relijius tertentu. Gereja termasuk Gereja mainstream atau gereja didrive untuk melakukan praktik relijius dengan imitasi pasar.
Gereja kini dituntut harus bisa menghadirkan dan merespon kebutuhan jemaat :
1. High Quality
2.Ibadah harus bernuansa "to be entertained"
3. Jemaat menganut prinsip Free to choose
Persis seperti berdampingannya " Indomart dan Alfamart". Tradisi Gereja tidak lagi mengikat....jemaat pilih pilih siapa pendeta/pastor yang enak/kharismatis utk diikuti atau ditaati...sekalilagi bukan lagi tradisi gereja.
Allah/Yesus yg popular adalah sebagai sahabat Yoh 15:15. Kematian dilihat sebagai ancaman terbesar utk menikmati hidup maka doa pun menjadi "alat paksa" dan mujijat penyembuhan menjadi agenda harus dibalik doa doa...offline massal maupun doa televangelis.
Kini praktik reljius jenis imitasi logika pasar itu telah masuk ke desa Tigarunggu sekitarnya.....ini tantangan bagi "gereja suku".
Menu terakhir yang dibagikan sebagai Praeses GKPS Distrik XII dalam Pembinaan Majelis jemaat se Distrik XII 3 rayon. Foto doc disimpan di FB saja.
Wakil Ketua Pengurus GKPS Resort Jambi St Radesman Saragih S Sos berpendapat, GKPS belakangan ini masih terus berlomba membangun gedung gereja hingga bermiliar-miliar.
Namun warga jemaatnya banyak yang masih hidup dalam keprihatinan, Pimpinan Sinode sudah sering memaparkan GKPS Pusat kesulitan keuangan. Namun jemaat-jemaat masih terus berlomba membangun gereja, termasuk merenovasi gereja yang masih layak.
Tujuannya apa, supaya mereka menjadi pelayan yang "terkenal", bisa membangun gereja yang berkualitas mewah. Sejatinya, untuk masa depan, GKPS lebih perlu memprioritaskan pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) jemaat dan pelayan, baik kualitas SDM secara sosial, budaya, ekonomi, mentalitas, moralitas dan terutama religiusitas.
GKPS harus mengupayakan warga jemaatnya bersikap loyal, tangguh menghadapi berbagai problema hidup (Kristen Makanan Keras seperti istilah Pk Pdt M Simanjorang) dan setia. Hal itu penting agar tidak ada pelayan GKPS yang bersikap ambisi meraih jabatan di gereja GKPS, namun setelah tidak menjabat, pindah ke gereja lain atau membangun gereja sendiri. (BS-Red)
0 Komentar