Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pengrajin Keranjang Sirpang Sigodang yang Butuh Bapa Angkat

Sirpang Sigodang, Barita Simalungun
Pengrajin Keranjang : Aktifitas pengrajin keranjang siap jual di Desa Sirpang Sigodang, Kecamatan Panei Tongah, Kabupaten Simalungun. Pembuatan keranjang buah dan sayur merupakan usaha turun temurun di desa tersebut yang higga kini masih menjadi dambaan mencukupi kehidupan warga setempat. Foto Asenk Lee Saragih.

Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara banyak menyimpan pontensi usaha keluarga yang potensial dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun kerap kali industri rumah tangga itu luput dari perhatian pemerintah. Padahal pemerintah saat ini lebih menfokuskan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam mengentaskan kemiskinan.

Pemerintah daerah perlu memperhatikan UKM yang potensial dalam menunjang perekonomian masyarakat. Tapi, tidak demikian dengan pengrajin atau pengusaha industri rumah tangga keranjang di Desa Sirpang Sigodang, Kecamatan Panei Tongah, Kabupaten Simalungun.

Saat penulis menelusuri desa itu Sabtu baru-baru ini, pengrajin keranjang cukup banyak ditemui di sana. Perjalanan ke desa itu kurang lebih 30 menit dari Kota Pematang Siantar atau 15 menit dari Pematang Raya, ibukota kabupaten Simalungun.

Edi Simarmata, salah seorang pengusaha keranjang Sirpang Sigodang saat ditemui penulis di tempat usahanya di Sirpang Sigodang mengatakan, usaha pembuatan keranjang di desa sudah ada sejak tahun 1970an. Kini hampir 85 persen penduduk Desa Sirpang Sigodang menekuni usaha pembuatan keranjang.

“Tenaga kerja di tempat saya ini ada 15 orang. Satu hari bisa kami buat keranjang sebanyak 130 keranjang. Harga satu keranjang lengkat dengan tutup kini dijual pada agen Rp 6000. Penyaluran keranjang hasil produksi dari Sirpang Sigodang sebagian besar ke Tanah Karo. Disana keranjang untuk tempat jeruk dan sayur-sayuran,”katanya.

Menurut Edi Simarmata yang istrinya boru Padang ini, bahan baku bambu untuk pembuatan kernjang didatangkan dari Raya. Upah untuk tenaga pembuat keranjang rata-rata Rp 2300 per keranjang.

“Saya sudah 11 tahun menekuni usaha ini. Kelemahan kami saat ini adalah soal modal. Kalau boleh pemerintah Kabupaten Simalungun bisa memfasilitasi pemkbuatan koperasi kelompok tani di Desa Sirpang Sigodang. Karena hingga kini industri rumah tangga di desa ini masih pribadi-pribadi. Sehingga kerap terjadi persaingan usaha yang kurang sehat,”katanya.


Disebutkan, koperasi pengrajin keranjang itu perlu untuk menstabilkan harga keranjang serta jaminan berlanjutnya usaha ini. Selain itu juga menjaga stabilnya harga keranjang ditingkat pengusaha dan upah pengrajin.

“Satu tenaga kerja bisa menghasilkan keranjang 40 buah dengan jam kerja dari pukul 09.00 wib hingga 16.00 wib. Sementara anak sekolah yang juga paham dengan keahlian membuat keranjang bisa produksi 15 buah keranjang untuk satu orang. Disini anak sekolah banyak membuat keranjang,”ujar Edi Simarmata.

Sementara itu Loren boru Simarmata, seorang pengrajin keranjang mengatakan, keluarganya kini ahli dalam membuat keranjang. Mereka menggeluti kerajinan itu karena prospeknya jelas. Sebagai sampingan mereka juga bercocok tanam padi.

Tenaga kerja upahan ditempat usaha Edi Simarmata diantaranya, Rani boru Simarmata (Kelas II SMA N Panei Tongah ), Tiarma br Manurung (Kelas II SMPN Panei Tongah), Delka Simarmata (Kelas III SMA N Panei Tongah), Radi Sinaga (tenaga khusus finishing keranjang).

Berlin Purba Pakpak, putra Sirpang Sigodang yang kini merantau di Jambi mengatakan, usaha keluarga keranjang di Sirpang Sigodang merupakan profesi menjanjikan perekonomian.

Namun, kini pengrajin keranjang di desanya, butuh perhatian pemerintah setempat, khuisusnya dalam permodalan atau pembuatan koperasi kelompok tani. “Kita berharap Pemerintah Kabupaten Simalungun dapat merealisasikan pembuatan koperasi pengusaha keranjang di desa saya ini,”katanya. Asenk Lee S


Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments