Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Wapres Lalui Jalan Berlubang Sejauh 30 Km di Simalungun

PAMATANGRAYA - Wakil Presiden Boediono merasakan langsung kondisi jalan berlubang di Jl Raya Seribudolok, Simalungun, sebelum meresmikan proyek air bersih PNPM dan Puskesmas 24 jam Tigarunggu, Sabtu (14/4/2012).

Jalan berlubang dirasakan Boediono mulai dari lapangan terbang yang belum rampung di Pamatangraya hingga ke Desa Sipinggan sejauh 30 km, yakni setelah Boediono dan istri turun dari helikopter Basarnas yang membawanya dari Medan.

Setelah menerima Gotong (penutup kepala) dan Hiou (ulos Simalungun), Boediono bersama istri masuk ke mobil dinas yang membawanya melintasi jalan berlubang yang mungkin sangat jarang dirasakan mantan Gubernur BI ini.

Jika biasanya iring-iringan mobil pembawa rombongan melaju mulus, maka kali ini terpaksa berkali-kali menurunkan kecepatan. Banyak lubang yang hanya ditimbun batu saja, tanpa aspal.
Akibatnya, jarak yang seharusnya ditempuh 20 menit, molor menjadi satu jam.

Situasi ini dimanfaatkan Boediono untuk menyapa warga dan murid yang berbaris di sepanjang jalan sambil melambaikan Bendera Merah Putih. Boediono membuka kaca mobil dan membalas sambutan warga Simalungun dengan lambaian tangan.Wapres Lalui Jalan Berlubang Sejauh 30 Km di Simalungun
Serambi Banda Aceh/BEDU SAINI (BDU)
Akibatnya mantan Gubernur BI inipun curhat soal jalan rusak berlubang ini saat memberikan kata sambutan.

"Saya akhirnya merasakan apa yang dirasakan warga Simalungun setiap hari. Sepertinya, ini disengaja bupati kita, agar saya melihat dan merasakan langsung," kata Boediono sedikit guyonan dalam acara tatap muka dengan warga, di Lapangan SD Simpang Hinalang, Kecamatan Purba.

Dalam pertemuan sekitar 60 menit dengan warga, Plt Gubernur Sumut, H Gatot Pujo Nugroho ST ditunjuk panitia menjadi moderator. Warga diberikan kesempatan untuk mengajukan beberapa pertanyaan dan pernyataan.

Juminar Marpaung, warga Desa Mekar Sari Jaya, mengutarakan manfaat yang diterima desanya setelah adanya proyek air bersih PNPM Mandiri. Kini mereka tak perlu lagi berjalan sekitar 1 km untuk mendapatkan air bersih.

"Sejak dari dulu desa kami belum pernah dapat bantuan dari pemerintah, namun kini kami mendapat program PNPM Mandiri penyediaan air bersih," katanya.

Sebagai perwakilan Penyuluh Keluarga Berencana, Sarinah Damanik mengeluhkan jumlah penyuluh di daerahnya. Saat ini kader penyuluh hanya 44 orang, untuk 32 kecamatan dan 367 desa.
"Oleh sebab itu, kami minta kepada Wapres, agar menambah petugas KB di Simalungun," katanya.
Sedangkan Suryani mewakili bidan desa, berharap diberikan kendaraan roda dua, karena luas wilayah Simalungun.

Keluhan senada, juga disampaikan Juliana, Kader Posyandu Desa Sitalasari, Kecamatan Siantar. "Sangat sulit bagi kami untuk mengangkut hasil tani dari lokasi. Kami berharap PNPM Mandiri bisa difokuskan untuk infrastruktur," kata H Tarigan, petani Nagori, Kecamatan Dolok Silau.

Semua keluhan warga ditanggapi Boediono dan para menteri yang turut dalam rombongan dengan singkat.
"Secara bertahap akan dipikirkan, namun jika sekaligus akan sulit. Seperti penambahan kader untuk penyuluh keluarga berencana, akan sulit jika diangkat menjadi PNS sesuai dengan kebutuhan," katanya.

Usai melakukan dialog, Boediono meresmikan program PNPM Mandiri penyediaan air bersih di desa tersebut. Dan rombongan menuju Puskesmas Tigarunggu yang buka 24 jam pelayanan.

Editor: Anwar Sadat Guna  |  Sumber: Tribun Medan

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments