
TANAH JAWA-
Akibat kehabisan dana, pembangunan parit terowongan beton sepanjang 5
meter, lebar lebar 2 m, tinggi 1,5 m di kawasan tanah longsor Nagori
Baja Dolok, Kecamatan Tanah Jawa, jadi tergendala. Padahal sebelumnya
seluruh warga Baja Dolok sudah berswadaya mengumpulkan dana.
Sebelumnya setiap warga dikenakan sumbangan Rp15 ribu setiap kepala
keluarga. Ternyata dana yang terkumpul tak sanggup menutupi biaya
pembangunan terowongan parit beton. Belum lagi untuk membangun tembok
penahan beton sepanjang 40 m untuk menghempang agar badan tidak longsor.
Kepada METRO, Kamis (24/5), Ateng (38)
warga sekitar mengatakan, saat ini jalan penghubung antar dusun II dan
dusun III masih terganggu. Untuk pejalan kaki dan pengendara
sepedamotor, warga bersawadaya membuat titi papan darurat. Setiap pagi,
warga dusun III dan dusun IV yang hendak mengantar anaknya ke sekolah
harus hati-hati melewati jembatan titi papan itu.
Jika kurang hati-hati jatuh ke dalam
jurang parit beton. Dia mengatakan, para pekerja buruh harian lepas
terpaksa berjalan 1 km menuju dusun II. Sebab truk hanya mau menunggu
para pekerja di dusun II. Begitu juga ketika pulang kerja, terpaksa
kembali berjalan kaki.
Marno, warga yang sama menambahkan, saat
ini warga terpaksa pontang panting mencari donatur lain yang mau peduli
akan penderitaan warga Baja Dolok. Katanya, jika mengharapkan
pemerintah, terlalu lama datangnya, belum lagi birokrasinya yang
berbelit-belit.
Sementara Pangulu Baja Dolok H Kusnayadi
mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah melaporkan bencana alam longsor
ini kepada Pemkab Simalungun. (metrosiantar.com)
0 Comments