
R boru Simamora (41), warga Kelurahan Perdagangan III, Jumat (1/5)
mengaku kesal atas pemindahan terminal dari lokasi semula, Jalan Saran
Padang. Katanya, lokasi terminal baru ini sangat jauh dari pemukiman
warga dan pertokoan. “Pemkab Simalungun seharusnya melakukan pengkajian
sebelum memindahkan terminal. Buktinya, pembangunan (terminal) jadi
sia-sia. Supir dan masyarakat malas datang ke terminal ini,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk menuju terminal
baru ini dari lokasi pertokoan/terminal lama, harus menghabiskan ongkos
becak Rp7.000. “Itu pun belum tentu ada angkutan di sana. Soalnya supir
pun malas masuk ke terminal,” sambungnya. Sementara, Edy (27), petugas
parkir di pasar tradisional Perdagangan, yang bersebelahan dengan
terminal mengatakan, karena tidak difungsikan semestinya, terminal
tersebut pun dijadikan lokasi parkir. “Jarang angkutan masuk kemari.
Warga yang berbelanja pun kebanyakan menggunakan sepedamotor. Terminal
ini pun akhirnya jadi lokasi parkir,” trrangnya.
Senada disampaikan Muda Sinambela (46),
salah seorang supir angkutan umum. Dia mengaku malas masuk ke terminal
baru Perdagangan karena jalan menuju lokasi tersebut pun rusak berat.
“Sudah lama terminal dipindahkan, tapi tak ada pembenahan fasilitas
lainnya, terutama jalan rusak. Jelas supir malas masuk ke terminal.
Sudah jauh, jalan ke sana pun rusak berat,” ujarnya.
Mereka mengharapkan, agar Pemkab Simalungun memperbaiki jalan menuju terminal dan membangun perumahan dan pertokoan di sekitar terminal. (metrosiantar.com)
0 Comments