SIANTAR– Kota Siantar
kembali dilanda banjir Rabu (11/7) dini hari. Bah Bolon, sungai yang
membelah Siantar meluap setinggi enam meter. Kali ini tidak hanya rumah
warga di bantaran sungai yang terendam, tapi pohon-pohon di bantaran
sungai, seperti pohon beringin ‘raksasa’ di Jalan Pane pun ikut terseret
arus sungai.
Volume sungai Bah Bolon naik mulai
terlihat sejak Selasa petang (10/7) sekitar pukul 18.00 WIB.
Pelahan-lahan namun pasti, Bah Bolon semakin tak besar. Bahkan air yang
keruh bercampur banyaknya sampah dan dahan kayu sudah mulai terlihat
menggenani rumah pada pukul 21.00 WIB.
Puncaknya pada tiga jam berikutnya,
ketinggian sungai bah bolon semakin besar hingga rumah-rumah yang berada
di pinggirian dipastikan terendam. Peristiwa yang kesekian kalinya
membuat warga setempat terpaksa harus mengungsi lagi, termasuk
mengevakuasi barang-barang yang bisa diselamatkan.
Selain warga pemilik
rumah, masyarakat juga banyak berkumpul di sekitar pinggiran sungai
untuk menyaksikkan arus Bah Bolon yang cukup deras. Bahkan ketinggian
air tersebut jauh lebih besar dari pada banjir sebelumnya.
Selain pohon pohon yang bertumbanga,
pemakaman MR X yang berada di Jalan Vihara juga ikut terendam. Namun
belum dipastikan apakah tulang-tulang mayat tersebut terbawa oleh arus
air. Hingga berita ini diturunkan ketinggian ari belum surut.
Bahkan
ratusan warga memilih bertahan di pinggiran sungai dan juga dijembatan
menyasikkan desarnya arus sungai Bah Bolon. Belum ada informasi yang
didapatkan soal apakah banjir tersebut memakan korban jiwa.
Penyebab Belum Diketahui
Meluapnya Sungai Bah Bolon menjadi perhatian Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dari Provinsi Sumatera Utara. Bahkan mereka menggunakan Helikopter menyisir sepanjang sungai bah bolon untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir. Arifin Sianipar salah satu personil Basamas yang ikut dalam Helikopter menyebutkan, kedatangan mereka berdasarkan koordinasi dengan BPB Kota Siantar dan Simalungun.
Dia mengatakan, penyebab meluapnya
banjir di Siantar dipastikan karena kiriman dari hulu atau dari daerah
Simalungun. Akan tetapi, detail penyebabnya apakah karena Kebun Marjandi
yang berubah jadi sawit atau karena ada kerusakan saluran sungai Bah
Bolon, Arifin tidak memberikan keterangang pasti.
Kepada Walikota
Siantar Hulman Sitorus, Arifin mengatakan belum ada hasil yang detail
sebab mereka memiliki kendala saat mengidentivikasi lewat helikopter
karena tidak bisa terbang dengan dekat.
Sementara itu, Edward selaku kepala BPB
Kota Siantar mengatakan, pihaknya masih menelusuri penyebab volumen air
sungai Bah Bolon meningkat. “Belum diketahui secara pasti, karena kita
dengan Simalungun dan Provinsi bekerja sama untuk mencari solusinya,”
sebutnya.
Walikota Siantar Hulman Sitorus di
sela-sela meninjau ke Jalan Vihara mengatakan, solusi yang di ambil oleh
pemerintah untuk sementara adalah memberikan pertolongan kepada korban
banjir. Menurutnya pertolongan sudah dilakukan, yakni memberikan tenda
untuk tempat tinggal sementara bagi warga.
Termasuk juga kebutuhan dapur. Selain
itu, pihaknya juga sedang mendata warga yang memang mengalami musibah
yang ekstrim, seperti rumahnya yang terbawa arus. “Dari laporan
sementara, ada 20 rumah yang rusak berat bahkan terbawa air. Dan kita
akan memberikan bantuan kepada mereka,” katanya.
Selain itu, Hulman mengimbau kepada warganya yang tinggal di pinggiran sungai Bah Bolon supaya berhati-hati, sebab kejadian serupa kemungkinan bisa terjadi lagi. “Kadang kita tidur dan memang tidak ada hujan. Tapi nanti pagi-pagi tiba-tiba ada lagi banjir kiriman. Makanya harus tetap waspada,” sebutnya.
Warga Kena Gatal-gatal
Selama banjir, menurut Dokter Erika selaku Kepala Puskesmas Tomuan, pihaknya sudah menangani puluhan warga yang terkena penyakit gatal-gatal dan ispa. “Selama 6 hari ini, kami sudah membuat posko di dekat tenda-tenda yang dihuni masyarakat. Rata-rata yang datang berobat adalah sakit gatal-gatal. Itu karena mereka terkena lumpur dan air sungai saat menguras dari dalam rumah,” sebutnya. (MSC)
0 Comments