 |
| Foto: Getty Images/Jean Catuffe |
Rio de Janeiro - Salah satu faktor yang membuat
Spanyol langsung tersingkir di babak grup Piala Dunia 2014 adalah lini
pertahanan yang buruk. Catatan statistik menggambarkan betapa rapuhnya
lini belakang tim 'Matador'.
Berstatus juara bertahan, Spanyol tak bisa bicara banyak di Brasil 2014. La Furia Roja dipastikan masuk kotak setelah dikalahkan Chile 0-2 di Stadion Maracana, Kamis (19/6/2014) dinihari WIB.
Hasil tersebut membuat Spanyol terpuruk di posisi terbawah klasemen Grup B. Mereka belum mendapatkan poin karena pada pertandingan pertama dihajar Belanda 1-5.
Kebobolan tujuh gol dalam dua pertandingan di sebuah turnamen besar adalah sesuatu yang tak lazim bagi Spanyol. Lini belakang mereka biasanya sangat tangguh dan sulit ditembus lawan.
Kokohnya lini belakang Spanyol terlihat di tiga turnamen besar sebelumnya yang mereka ikuti, yakni Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Di tiga turnamen tersebut, mereka tampil sebagai kampiun dan cuma kebobolan total enam gol. Ya, enam gol dalam tiga turnamen.
Di Piala Eropa 2008, Spanyol yang dilatih mendiang Luis Aragones cuma kebobolan tiga gol dalam enam pertandingan. Saat jadi juara Piala Dunia 2010, gawang mereka hanya jebol dua kali di fase grup dan selanjutnya selalu perawan sampai final. Sementara itu, di Piala Eropa 2012 Spanyol malah cuma kebobolan satu gol.
Tapi, ketangguhan Spanyol di lini belakang tak lagi terlihat di Brasil. Duet Sergio Ramos-Gerard Pique yang biasanya sangat sulit ditembus ternyata kocar-kacir meladeni serbuan Robin van Persie dan Arjen Robben pada laga melawan Belanda. Buruknya performa Iker Casillas di bawah mistar juga membuat gawang Spanyol lebih rentan ditembus. Pada laga kontra Chile, Sergio Ramos-Javi Martinez juga tak bisa mencegah Eduardo Vargas dan Charles Charles Aranguiz menjebol gawang Casillas.
Spanyol selanjutnya akan menjalani laga terakhir di babak grup melawan Australia, 23 Juni mendatang. Laga ini sudah tak terlalu menentukan karena kedua tim sama-sama sudah dipastikan tersingkir.(dtk)
Berstatus juara bertahan, Spanyol tak bisa bicara banyak di Brasil 2014. La Furia Roja dipastikan masuk kotak setelah dikalahkan Chile 0-2 di Stadion Maracana, Kamis (19/6/2014) dinihari WIB.
Hasil tersebut membuat Spanyol terpuruk di posisi terbawah klasemen Grup B. Mereka belum mendapatkan poin karena pada pertandingan pertama dihajar Belanda 1-5.
Kebobolan tujuh gol dalam dua pertandingan di sebuah turnamen besar adalah sesuatu yang tak lazim bagi Spanyol. Lini belakang mereka biasanya sangat tangguh dan sulit ditembus lawan.
Kokohnya lini belakang Spanyol terlihat di tiga turnamen besar sebelumnya yang mereka ikuti, yakni Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Di tiga turnamen tersebut, mereka tampil sebagai kampiun dan cuma kebobolan total enam gol. Ya, enam gol dalam tiga turnamen.
Di Piala Eropa 2008, Spanyol yang dilatih mendiang Luis Aragones cuma kebobolan tiga gol dalam enam pertandingan. Saat jadi juara Piala Dunia 2010, gawang mereka hanya jebol dua kali di fase grup dan selanjutnya selalu perawan sampai final. Sementara itu, di Piala Eropa 2012 Spanyol malah cuma kebobolan satu gol.
Tapi, ketangguhan Spanyol di lini belakang tak lagi terlihat di Brasil. Duet Sergio Ramos-Gerard Pique yang biasanya sangat sulit ditembus ternyata kocar-kacir meladeni serbuan Robin van Persie dan Arjen Robben pada laga melawan Belanda. Buruknya performa Iker Casillas di bawah mistar juga membuat gawang Spanyol lebih rentan ditembus. Pada laga kontra Chile, Sergio Ramos-Javi Martinez juga tak bisa mencegah Eduardo Vargas dan Charles Charles Aranguiz menjebol gawang Casillas.
Spanyol selanjutnya akan menjalani laga terakhir di babak grup melawan Australia, 23 Juni mendatang. Laga ini sudah tak terlalu menentukan karena kedua tim sama-sama sudah dipastikan tersingkir.(dtk)
0 Comments