Banyak Drainase yang rusak di Kabupaten Simalungun dan belum diperbaiki.Foto hetanews.com |
BERITASIMALUNGUN.COM, Paneitongah-Pengaspalan Jalan Simpang Raya Partuakhon, yang sedang dilaksanakan
sekitar tiga minggu belakangan ini, yang menelan biaya sekitar 3,9
miliar rupiah, diharapkan memperhatikan kondisi drainase, karena
sebagian dari proyek ini tidak luput dari kerusakan drainase tersebut.
Sebab
pengaspalan jalan yang dilakukan tanpa memperhatikan kondisi drainase
yang rusak, mengakibatkan timbulnya genangan air sehingga memengaruhi
struktur kepadatan tanah pada suatu badan jalan.
Terkait proyek
pengaspalan Jalan Simpang Raya hingga Partuakhon, Kecamatan Panei
Dolok Pardamean, Sudirman (45), warga Simpang Panei, Kecamatan Panei
menuturkan, sebagai warga yang langsung bersentuhan dengan pembangunan
tersebut mengaku mengapresiasi pembangunan yang sedang dikerjakan tetapi
pengaspalan ini hendaknya juga tidak asal jadi dan harus memperhatikan
berbagai aspek drinase. Jika hal itu diabaikan bukan tidak mungkin jalan
akan longsor dan ambruk jika arus airdi muism penghujan bertambah.
Senada
Ketua LSM Petra Institute Daniel Sibarani mengatakan, jika pun
pengaspalan dilakukan pada jalan yang drainasenya tidak bagus, hendaknya
pengaspalan dan perbaikan drainase dilakukan bersamaan. Sebab sangat
tidak tepat mengaspal jalan pada drainase yang rusak.
“Saya
berpendapat, haram hukumnya mengaspal jalan kalau drainasenya tidak
bagus,” kata pengamat anggaran dan kebijakan pemerintahan tersebut.
Menurut
Daniel, masih banyak pembangunan jalan yang tidak memperhatikan kondisi
drainase. Menurutnya, tidak saja oleh kabupaten/kota bahkan pemerintah
provinsi serta pusat saja masih kerap mengaspal jalan walaupun
drainasenya tidak bagus. Di sejumlah ruas jalan utama, kasus seperti itu
menurutnya cukup mudah ditemukan.
Masih kata Daniel, musuh utama
aspal adalah air. Tumpahan air ataupun rembesan air pada struktur tanah,
sangat menganggu kualitas pengaspalan. Ini yang sangat disayangkan
kurang diperhatikan pemerintah.
“Untuk pembangunan aspal di
Simpang Raya Partuakhan memang salah satu contoh pengaspalan yang
hendaknya dibarengi dengan perbaikan parit. Pengaspalan dilakukan secara
acak dimana sebahagian hanya ditambal. Jika dengan alasan dana sehingga
belum cukup untuk melakukan pengaspalan secara keseluruhan maka
hendaknya dana yang juga digunakan secara tepat. Termasuk memperhatikan
kondisi drainase dan ini yang menjadi masalah selama ini,” ungkapnya.
Kepala
Dinas PU Bina Marga Pemkab Simalungun Johennes Girsang mengatakan,
pihaknya akan memperhatikan kondisi drainase pada pengaspalan. “Selain
mengaspal secara random (acak, red) dengan mengutamakan kerusakan yang
lebih parah, beberapa titik drainase juga akan diperbaiki. Ada dua
rekanan yang mengerjakan perbaikan Jalan Simpang Raya hingga ke Tigaras
tersebut dan sekarang proyeknya sedang berjalan,” jelasnya.(Lee)
0 Comments