Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Proyek Perbaikan Jalan Simpang Raya-Partuakhon Kecamatan Panei ­ Dolok Pardamean Rusak Drainase

Banyak Drainase yang rusak di Kabupaten Simalungun dan belum diperbaiki.Foto hetanews.com
BERITASIMALUNGUN.COM, Paneitongah-Pengaspalan Jalan Simpang Raya­ Partuakhon, yang sedang dilaksanakan sekitar tiga minggu belakangan ini, yang menelan biaya sekitar 3,9 miliar rupiah, diharapkan memperhatikan kondisi drainase, karena sebagian dari proyek ini tidak luput dari kerusakan drainase tersebut.

Sebab pengaspalan jalan yang dilakukan tanpa memperhatikan kondisi drainase yang rusak, mengakibatkan timbulnya genangan air sehingga memengaruhi struktur kepadatan tanah pada suatu badan jalan.

Terkait proyek pengaspalan Jalan Simpang Raya hingga Partuakhon, Kecamatan Panei ­ Dolok Pardamean, Sudirman (45),  warga Simpang Panei, Kecamatan Panei  menuturkan, sebagai warga yang langsung bersentuhan dengan pembangunan tersebut mengaku mengapresiasi pembangunan yang sedang dikerjakan tetapi pengaspalan ini hendaknya juga tidak asal jadi dan harus memperhatikan berbagai aspek drinase. Jika hal itu diabaikan bukan tidak mungkin jalan akan longsor dan ambruk jika arus airdi muism penghujan bertambah.

Senada Ketua LSM Petra Institute Daniel Sibarani mengatakan, jika pun pengaspalan dilakukan pada jalan yang drainasenya tidak bagus, hendaknya pengaspalan dan perbaikan drainase dilakukan bersamaan. Sebab sangat tidak tepat mengaspal jalan pada drainase yang rusak.

“Saya berpendapat, haram hukumnya mengaspal jalan kalau drainasenya tidak bagus,” kata pengamat anggaran dan kebijakan pemerintahan tersebut.

Menurut Daniel, masih banyak pembangunan jalan yang tidak memperhatikan kondisi drainase. Menurutnya, tidak saja oleh kabupaten/kota bahkan pemerintah provinsi serta pusat saja masih kerap mengaspal jalan walaupun drainasenya tidak bagus. Di sejumlah ruas jalan utama, kasus seperti itu menurutnya cukup mudah ditemukan.

Masih kata Daniel, musuh utama aspal adalah air. Tumpahan air ataupun rembesan air pada struktur tanah, sangat menganggu kualitas pengaspalan. Ini yang sangat disayangkan kurang diperhatikan pemerintah.

“Untuk pembangunan aspal di Simpang Raya Partuakhan memang salah satu contoh pengaspalan yang hendaknya dibarengi dengan perbaikan parit. Pengaspalan dilakukan secara acak dimana sebahagian hanya ditambal. Jika dengan alasan dana sehingga belum cukup untuk melakukan pengaspalan secara keseluruhan maka hendaknya dana yang juga digunakan secara tepat. Termasuk memperhatikan kondisi drainase dan ini yang menjadi masalah selama ini,” ungkapnya.

Kepala Dinas PU Bina Marga Pemkab Simalungun Johennes Girsang mengatakan, pihaknya akan memperhatikan kondisi drainase pada pengaspalan. “Selain mengaspal secara random (acak, red) dengan mengutamakan kerusakan yang lebih parah, beberapa titik drainase juga akan diperbaiki. Ada dua rekanan yang mengerjakan perbaikan Jalan Simpang Raya hingga ke Tigaras tersebut dan sekarang proyeknya sedang berjalan,” jelasnya.(Lee)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments