Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Mayor Inf JSM Damanik Menuju Siantar 1 (Bagian 2)

Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos

Perjalanan Karier Militer Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos

BERITASIMALUNGUN.COM, Siantar-Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos akhirnya dengan perjuangan yang sangat gigih dan atas pertolongan Tuhan pada bulan September 1983 dirinya dinyatakan lulus seleksi dan masuk mengikuti pendidikan Secaba Milsuk di Rindam I/BB Pematang Siantar.      

Selama mengikuti pendidikan dasar militer saya lalui dengan lancar. Bahkan saya mendapat Ranking nomor 1 untuk se Kodam I/BB, karena waktu itu kami digabung dari 4 Kodam mulai dari Kodam I/Iskandar Muda, Kodam III/17 Agustus Padang dan Kodam IV/Sriwijaya Palembang dan saya dilantik menjadi Prajurit TNI-AD dengan pangkat Sersan Dua pada tanggal 22 Januari 1984. (Berita Terkait Perjalanan Pendidikan Mayor Inf JSM Damanik)

Kemudian melanjutkan pendidikan Kejuruan Bintara Infanteri di Puslatpur Rindam I/BB.  Setelah tamat saya mendapat penempatan di Yonif 125/Simbisa dan menjabat sebagai Komandan Regu Senapan di Kompi Senapan A di Pitura Pangkalan Berandan.    

Sebagai prajurit Bintara muda tentu saya sangat lincah dan cekatan melaksanakan setiap tugas yang diberikan. Saya bangga menjadi  komandan regu dengan memakai tali korps komando warna merah dibahu lengan kanan.

Tugas memimpin regu dalam latihan dan kegiatan rutin dan regu saya selalu unggul dibandingkan dengan regu yang lain, seperti Regu Ton Tangkas selalu yang terbaik, dalam latihan taktik regu juga selalu mendapat penilaian baik dari Komandan saya.

Bahkan selama di Pangkalan Berandan diberikan kesempatan untuk melatih Satpam Pertamina sampai 3 Gelombang yang dipimpin oleh Komandan Kompi Saya Kapten Inf Wardoyo. 

Akhirnya jabatan Danru hanya saya alami selama 7 bulan karena saya mendapat kepercayaan menjadi Basi-2/Ops Simayon Yonif 125/Smb di Kabanjahe. Selama di Staf Ops saya banyak melaksanakan tugas bidang penyelenggaraan latihan, mulai dari perencanaan latihan, penyiapan latihan sampai pelaksanaan latihan mulai dari latihan perorangan, Kelompok, Regu dan Peleton.  

Disamping itu juga saya mendapat kepercayaan untuk mengajar Ilmu Medan kepada seluruh personil Yonif 125/SMB karena memang saya sudah menguasai Ilmu Medan dan ditunjuk juga sebagai Danru dalam Lomba Binsat Dbp Letda Inf Ngadijo komandan peleton kami menjadi Juara I se Kodam I/BB dalam hal Lomba Permildas yang dilaksanakan di Halaman Makodam I/BB di Medan.  

Semua pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan dan pada Tahun 1987 saya diperintahkan Danyonif 125/SMB Letkol Inf A.A. Tarmana Nrp. 24183 untuk mengikuti Lat Kader di Pussenif Bandung dimana waktu itu seluruh Yonif se Indonesia melaksanakan Latihan Kader dalam rangka menyiapkan satuan untuk melaksanakan Operasi di Timor Timur.    

Personil yang mengikuti adalah seluruh Danyon, Dankipan, Kasiops dan Kasiintel Yonif selama 1 bulan, saya mendapatkan sangat banyak pengalaman tehnik dan taktik bertempur, bayangkan saya yang masih berpangkat Sersan Dua dan yang termuda waktu itu harus bisa melaksanakan tugas sebagai Pembawa Radio, Peta, Kompas atau Voorspeed (pengintai depan) pada setiap gerakan taktis patroli.

 Dalam setiap gerakan saya selalu menjadi Voorspeed atau pengintai depan, pemegang kompas dan perintis jalan, apalagi pada saat Taktik saya harus jeli membaca peta untuk melanjutkan gerakan sampai pada sasaran, banyak tim yang kesasar dan lama baru mencapai sasaran.

Akan tetapi Tim Yonif 125/Smb selalu tercepat dan tepat tiba di sasaran, inilah cikal bakal sehingga pada saat saya mengikuti Pendidikan Secapa Regif saya juga waktu itu menjadi pembantu pelatih walaupun saya status siswa, memang kalau di bidang ilmu medan sampai sekarang ini saya dijuluki mbahnya Ilmu Medan.  

Setiap selesai latihan saya juga menjadi ajudan Danyon untuk menyiapkan perlengkapan Danyon, menyemir sepatu, mengumpulkan pakaian kotor untuk tukang cuci, soalnya benar-benar capek, harus sangat extra kegiatan untuk menjaga nama baik satuan, bayangin waktu itu saya sering latihan bersama para Danyon seperti Letkol Inf Endriartono Sutarto (Danyonif 512) yang menjadi Jenderal TNI (Panglima TNI), Letkol Inf M. Djali Yusuf (Dan Yonif 126/KC).

Ternyata kami dari Yonif 125/Simbisa dikenal menjadi Tim yang mempunyai kualitas baik, sehingga kamipun kembali ke Mako Yonif 125/SMB Kabanjahe dengan bangga, pada saat kembali ke kesatuan saya sempatkan untuk bermain dan jalan-jalan di Jakarta.

Bahkan saya sempatkan untuk mampir di Kantor Puspen ABRI karena Kapuspennya waktu itu adalah Brigjen TNI Pieter Damanik, maksudnya adalah agar mendapat sango atau istilah Angpau dan ternyata walaupun saya berpangkat Sersan Dua saya diberikan kesempatan menghadap Jenderal dan menerima Angpau hanya bermodalkan marga Damanik.

Waktu itu saya cukup keren dengan berpakaian celana preman tapi pistol FN 46 terselip dipinggang saya menambah percaya diri, karena baru selesai Lat Kader yang dilatih oleh personil Kopassus yang terkenal dengan Taktik Ambush, tembak reaksi dan tembak cepat, jadi bicara soal senjata tentu saya sangat mahir menggunakannya.

Setelah mengikuti Lat Kader, tinggallah tugas menunggu yaitu menyiapkan Latihan Pratugas Yonif 125/SMB ke Timor-Timur, maka saya diperintahkan menjadi Batih Ki-B Yonif 125/SMB, disini saya konsentrasi menyiapkan latihan Kompi, setiap perintah dari Danki Kapten Inf Kandar, saya laksanakan bahkan dengan semangat saya melatih personil Kompi B dan saya bekali dengan Ilmu Bela Diri Tae Kwon Do.

Maklum selama saya SMA di Kabanjahe memang sudah gabung di Perguruan Tae Kwon Do Cabang Tanah Karo dengan menyandang Sabuk Cokelat bersama teman saya Goklas Saragih dan Taman Surbakti yang sudah menyandang Dan-I.

Pada waktu itu kalau berbicara soal beladiri saya sudah biasa sparing patner 1 melawan 5 orang. Saya tidak susah melumpuhkan yang 5 orang hanya dengan tamparan kaki dan tendangan, maka pengalaman saya sebagai Batih cukup dibanggakan karena saya yakin akan pembekalan ilmu dan latihan sesuai dengan sasaran dan dinyatakan Kipan B dalam status Siap Ops.

Dalam mempersiapkan Satgas Ops ternyata Danyonif 125/SMB memerintahkan saya menjadi Dansimayon. Maka kembali tugas saya penuh dengan kesibukan, karena memang Staf Ops adalah Motor penggerak Satuan, kalau Ops lemah berarti satuanpun lemah, maka dengan semangat dan gigih saya mempersiapkan apa yang diperintahkan oleh Komandan melalui Kasiops saya Kapten Inf Nukman Kosady (Akmil 1981).

Dalam mempersiapkan latihan saya mencari dan meninjau daerah latihan yang menyerupai medan operasi Timor Timur, ada menembak taktis dengan pola Operasi Intelijen didukung oleh operasi tempur.

Ini semua hanya saya yang menangani bersama 3 orang anggota Sops, saya sangat ingat pada waktu mempersiapkan daerah latihan saya menggunakan Sepeda Motor Trail Binter KE warna biru saya yang bisa menjelajah disegala bentuk medan, memang waktu itu saya berbakat ikutan dengan group Crosser di Kabanjahe.

Akhirnya setelah peninjauan dari Suad, Yonif 125/Smb dinyatakan dalam status Siap Operasi, lalu pada tanggal 5 Maret 1988 kami berangkat menuju Dili Timor Timur dengan Kapal Amboina 512.   
Untuk persiapan berangkat seluruh personil penugasan sudah Serpas ke Pelabuhan Belawan dan melaksanakan embarkasi, disini cukup melelahkan karena banyak perlengkapan satuan yang harus dibawa, begitu juka Alkom selama diperjalanan laut harus tergelar untuk melaporkan situasi kepada Komando Atas.

Pangkoops Tim Tim Brigjen TNI Wenny Warrou sedang memeriksa pasukan Yonif 125/Smb di Lapangan Tacitolu Dili Timor Timur.

Setelah tiba di Dili kami disambut oleh Asops Koopskam Tim Tim Kolonel Robert Sitorus yang cukup galak, karena pertama kali bertemu dengan kami langsung disenggak “kamu tentara batak” lalu pisau komandonya dilemparkan persis diujung sepatu Kasiops Batalyon, sehingga kami sudah ciut dibuatnya, lalu kami melaksanakan latihan adaftasi di Tacitolu selama 2 Minggu.

Lumayan lelah harus latihan turun naik gunung dengan beban ransel 25 Kg, akhirnya kami melaksanakan reorganisasi sesuai dengan perintah dari Pangkoopskam Tim Tim karena Yonif bergerak mobil untuk melaksanakan pembersihan GPK Fretelin mulai dari Sektor Barat menuju Sektor Timur.

Maka pada saat gerakan saya bergabung dengan Tim Kotis yang langsung dipimpin oleh Danyon. Dari Dili kami Serpas sebanyak 12 Kendaraan Unimog menuju Bobonaro lalu bergerak menyisir sektor dengan Pangkal Gerak dari Bobonaro melaksanakan pembersihan menuju Ainaro yaitu melintasi gunung Ramelau yang sangat tinggi dan dingin.

Pengalaman tempur yang masil nol, membuat semua anggota penuh perhitungan, dimana begitu mendengar suara tembakan di depan, semua anggota langsung tiarap, padahal suara tembakan masih jauh, memang cukup menegangkan, gerakan demi gerakan kami lanjutkan dengan menemui banyak tanda tanda bekas kehidupan para GPK.

Maka pada hari ke-3 pasukan Timsus Nagabonar Dbp. Letda Inf Tugino kontak tembak dengan kelompok Fretelin berhasil menewaskan 1 orang perempuan yang sedang hamil (Informasinya adalah isteri dari Financio Feras Komandan Kompi Fretelin).

Aatas kejadian kontak tembak akhirnya Tim Nagabonar bertahan di ketinggian dekat korban dimakamkan, pada malam itu terjadi keadaan sangat tegang karena kemungkinan serangan balas dari GPK Fretelin.

Akhirnya malam itu Kopda Aflizam yang sedang berjaga menembak anggota yang sedang buang air kecil yang menyebabkan tewas seketika yaitu Prada Rambe, maka pada hari ketiga Batalyon kami sudah salah lirik yaitu tertembaknya teman sendiri, kami sangat malu dan dengan bersusah payah berusaha mengevakuasi Prada Rambe ke Dili. Akhirnya kami semakin waspada dan melaksanakan gerakan pembersihan dengan gerakan lebih rahasia dan sampai di TB Akhir di Ainaro.

Kapten Inf Dody Hermawan Dankipan-D menjelaskan gerakan pasukan yang kontak tembak dengan pos depan musuh, namun tak berhasil mengejar dan menembak musuh, dimana kelompok Danki Fretelin Financio Feras yang beroperasi di sekitar Gunung Ramelau dan Ainaro Komplek masih mempunyai pasukan 150 orang.
Pada saat Full Out di Ainaro dilakukan reorganisasi untuk gerakan selanjutnya yaitu pembersihan dari Ainaro menuju Same, selama gerakan saya layaknya seperti Kasiops selalu berdampingan dengan Danyon.

Tugas Kasiops saya kerjakan, karena Kasiops diperintahkan Danyon menjadi Dantim, tugas saya memplot posisi terakhir pasukan dan membuat oleat rencana gerakan serta titik titik poin untuk koordinasi. Maka untuk gerakan kedua saya diperintah Danyon pada saat bergerak juga bertindak sebagai Timsus yaitu Pengamanan Kotis dalam gerakan.

Cukup repot melaksanakan gerakan perpindahan Kotis karena harus membawa Batere GS 100, Solarcell, Radio SSB, Antena dan perlengkapan Posko.  Untuk gerakan kedua dari Ainaro Menuju Same dilaksanakan dengan lancar dan cukup mengetahui tentang pergerakan GPK Fretelin yang juga sangat cepat mengetahui sepak terjang pasukan Yonif 125/SMB ditemukan bekas gerakan GPK yang menjauhi dan melarikan diri dari sektor gerakan, akhirnya kami tiba full Out di Same.

Untuk daerah sekitar Kabupaten Ainaro dan Kabupaten Same merupakan daerah bergunung-gunung yang tinggi, udara dingin karena berada diketinggian 3000 meter diatas permukaan laut, daerah subur dan bahan sumber kehidupan, maka daerah ini merupakan basis perjuangan Fretelin yang terkenal dengan pimpinan Financio Feraz.

Dari Kota Ainaro kelihatan cahaya lampu yang ada di dekat Pulau Christmas yaitu daerah pengeboran minyak ditengah laut, demikian juga sering kelihatan kapal-kapal berlayar dilaut yang mengarah ke Pulau Nusa Tenggara Timur.

Keterangan gambar : Danyonif 125/SMB Letkol Inf A.A. Tarmana sedang mempersiapkan diri untuk memberikan evaluasi terhadap gerakan pembersihan di sektor Ainaro dan Same Komplek serta penekanan atas terjadinya konban salah lirik terhadap anggota atas nama Prada A. Rambe.

 Mempelajari gerakan GPK ini Satgas melaksanakan operasi di sekitar Cribas sampai ke Manatuto dan terakhir Full Out di Cairui dipinggir Sungai Lalea.    Hasil pengumpulan informasi di lapangan bahwa daerah Cairui Komplek merupakan daerah penghubung dan sumber Logistik GPK dan beroperasi di sekitar Gunung Aitana, Gunung Santo Antonio.

Maka untuk mengejar GPK Danyon memerintahkan Timsus Nagabonar yang dipimpin saya sendiri untuk bergerak dengan gerakan malam dan taktik ambush menuju Gunung Aitana Komplek, Tim saya hanya berjumlah 14 orang.

Disinilah kita merasakan bagaimana membawa anggota untuk bertempur, dengan mempersiapkan segalanya saya kumpulkan anggota untuk mengarahkan dan melaksanakan drill gerakan serta penekanan disiplin tembakan, pada saat gerakan malam
regu tidak bisa bergerak dan berhenti, saya tanya Danpok mengapa tidak bergerak, ternyata nyali prajurit disini diuji menjadi ciut dan takut, akhirnya saya maju di depan sebagai voorspeed dan memimpin gerakan dengan sangat hati hati dengan sesekali melihat arah kompas, gerakan demi gerakan kami laksanakan dengan berloncatan dan terkoordinasi karena kami dilengkapi radio HT untuk komunikasi antar Kelompok.

Pada malam itu di Perengan gunung Aitana memang naluri prajurit berbicara didalam hati, menyatakan bahwa ada musuh, ditandai dengan adanya suara mirip burung yaitu nguk, nguk, nguk, lalu kami laksanakan taktik ambus membuat formasi V saling menutup.

Ternyata rombongan GPK melintas, namun karena posisi kami dibawah tentu kami tak melaksanakan tembakan dan kekuatan musuh sangat besar. Kami biarkan lewat dan dengan mempelajari keadaan medan yang sangat gelap akhirnya kami putuskan untuk melaksanakan pertahanan melingkar dengan Kelompok I mengawasi ketinggian.

Kelompok II mengawasi sungai dan kelompok III mengawasi arah belakang, ternyata pada tengah malam pukul 0100 terdengar suara gerakan di sungai, lalu kami waspada dan saya perintahkan pimpinan tembakan dari saya, setelah gerakan semakin dekat terlihat ada rombongan sedang bergerak di sungai membawa seekor kerbau.(Baca Juga JSM DAMANIK Melirik Bakal Calon Walikota Pematansiantar)

Tentu saya sangat yakin bahwa rombongan GPK sedang membawa logistik menuju Gunung Aitana, saya laporan langsung kepada Danyon dan memerintahkan kami agar lebih rahasia. Karena memang sangat dekat akhirnya kelompok II mengeluarkan tembakan yang padat.

Kamipun mengembangkan formasi untuk mengantisipasi serangan lawan, namun setelah tembakan selama 1 menit tembakan berhenti kami langsung senyap menunggu. Ternyata keadaan tenang saja sampai pagi, maka pagi harinya kami melaksanakan pembersihan menemukan seekor kerbau sudah mati tertembak di dalam sungai namun manusia tidak ditemukan.    

Maka atas perkembangan ini besok harinya Danyonif 125/SMB koordinasi dengan Danyonif 328/R Mayor Inf Prabowo Subianto untuk melaksanakan pengejaran dengan menggunakan Pesawat Helikopter.

Kemudian menurunkan 1 Tim Pasukan Yonif 328 menyusuri anak sungai Lalea, pada saat kami menelusuri jejak GPK ternyata pada Pukul 1100 Tim Yonif 328 sudah kontak tembak dengan GPK dan menemukan 6 pucuk senjata G3, Mouser dan Garand serta GPK terbunuh.

Atas perintah Danyon kami membersihkan sekitar Cairui Komplek karena Kotis berada di Cairui.     Dari hasil Binter di Cairui diperoleh Informasi tentang keberadaan pimpinan tertinggi GPK di daerah Bobosuko Komplek.

Dalam setiap kegiatan operasi saya selalu memplotting dislokasi pasukan, mengecek dan memonitor pergerakan pasukan dalam operasi pembersihan GPK, maka peta, radio Ht, PRC dan Racal tidak pernah lepas dari tangan saya.

Memang benar slogan tentara bahwa peta adalah tikarmu, radio adalah bantalmu, senjata adalah isterimu, saya harus selalu siap menyediakan data, memplot perkembangan situasi di lapangan.

Memonitor perkembangan satuan tetangga, sehingga setiap saat Danyon bisa mengetahui keadaan lapangan, saya salut kepemimpinan Danyon Letkol Inf A.A. Tarmana yang berjiwa pasukan, beliau memilih tetap ditengah-tengah anak buah dalam gerakan.   

Akhirnya Danyonif 125/SMB mendapat perintah untuk membersihkan Bobosuko Komplek dengan Opsgab mendapat BP 3 Yonif yaitu Yonif 126/KC, Yonif 407 dan Yonif 512/Marabunta ditambah 2 Psw BOV-10 dan 1 Pucuk Meriam Armed-9.  

Dalam operasi ini dengan Sandi Operasi Jaring Laba-Laba dengan konsep operasi 4 Pangkal Gerak dengan Sasaran Pokok di tengah (Gunung Bobosuko) berhasil menggiring pemusatan musuh di Bobosuko, setelah pasukan pagar betis mengelilingi sasaran.

Ditembaki dari Armed dan BTU Pesawat Bov-10 sebanyak 2 unit sehingga sasaran terjadi bumi hangus, namun pada pembersihan sasaran ditemukan sasaran dengan bekas perkampungan Fretelin hancur, hal ini langsung disaksikan oleh Pangkoopskam Timtim Brigjen TNI Mulyadi yang langsung berkunjung ke Kotis Yonif 125/SMB. 

Setelah selesai operasi besok harinya Danyon mendapat perintah mengikuti Pendidikan Seskoad di Bandung tanpa mengikuti Test, soalnya Pangkoops Tim Tim merasa bangga dan salut atas konsep operasi Komandan Batalyon, lalu Yonif 125/SMB dbp Wadan Yonif 125/SMB Mayor Inf J.M. Manurung Nrp 25183 persiapan kembali ke Homebase.

Saya bersama anggota persiapan turun ke Dili dalam rangka membuat laporan penugasan serta rencana embarkasi. Saya berangkat duluan ke Dili untuk membuat laporan penugasan Yonif 125/Smb serta koordinasi dengan Koopskam Tim Tim tentang acara Embarkasi di Pelabuhan Dili Timor Timur.   

Pada saat akan kembali ternyata banyak masyarakat yang kami bantu dan bina selama fullout terkesan akan kebaikan pembinaan territorial yang dilaksanakan pasukan Yonif 125/Smb, masyarakat banyak datang ikut mengantarkan di Kapal ada yang membawa burung kakaktua, kayu cendana dan ulos Timor Timur.

Yah..cukup terkesan juga rupanya bagi orang Timor Timur ini, memang banyak persamaan antara orang batak dengan orang Timor ini, bahasanya Tetun agak mirip dengan batak seperti kata “Han” artinya makan, kalau batak “Mangan”, untuk hitungan “ ida, rua, tolu, hat, lima, nen, hitu, walu, sia, sanulu” artinya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, Sembilan, sepuluh.  


Kalau batak “ sada, dua, tolu, opat, lima, onom, pitu, wualuh, siah, sapuluh”,  adat istiadatnya juga ada persamaan, orang Timor bila membuat pesta besar dengan lambang memotong Babi, makanya harga babi di Timor sama dengan harga emas, Ulos Timor juga mirip dengan ulos batak. (Lee/Bagian ke-2). 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments