Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pdt JP Tamsar STH Mengangkat Derajat Lagu Simalungun Ke Tingkat Nasional

Pdt JP Tamsar STh Memainkan Gitar Sembari Bernyanyi Dengan Lagu Ciptaannya Kamis (25/12/2014) di Ruang Konsistoris GKPS Jambi. Setidaknya sudah ada 33 Judul Lagu Hasil Ciptaanya Yang Belum Direkan Secara Profesional. Kini Sudah 13 tahun juga Pdt JP Tamsar SThtak lagi mencipta lagu. Foto Asenk Lee Saragih.
Pdt JP Tamsar STh, Pendeta Berjiwa Seniman Simalungun

BERITASIMALUNGUN.COM, JAMBI-Dikalangan Pendeta  Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) nama Pdt Jadiman Purba Tamsar STh (Pdt JP Tamsar) tak asing lagi. Pendeta ini selain aktif dalam pelayanan di gereja, ternyata memiliki naluri seni yang tinggi, khususnya untuk lagu-lagu Pop Simalungun. Namun sebagian besar masyarakat GKPS dan Simalungun di Dunia, belum mengenal betul Pdt JP Tamsar STh. Selain aktif sebagai seorang Pendeta di GKPS, ternyata Pdt JP Tamsar STh juga belum dikenal secara luas selaku seorang seniman Simalungun yang mumpuni.

Beberapa lagu cimptaannya kini sudah memasyarakat di kalangan etnis Simalungun khususnya. Misalnya lagu berjudul “Langkah kon Ma Inang”. Lagu ini diciptakan Pdt JP Tamsar STh atas permintaan seorang keluarga bermarga Purba/br Saragih karena putrinya mau menikah.

“Lagu ini saya ciptakan atas permintaan satu keluarga Marga Purba/br Saragih saat saya melayani di GKPS Kampung Durian 16 Juli 1998. Saat itu setiap orang Batak yang mau menikahkan putrinya selalu menyanyikan lagu Toba “Borhatma Dainang” saat memberikan ulos kepada putrinya. Namun kini sudah ada lagu Simalungun “Langkahkon Ma Inang”, ujar Pdt JP Tamsar STh saat wawancara khusus dengan penulis di GKPS Jambi, Kamis (25/12/2014). (Video Lagu Lakkahkon Ma Inang Vokal Betty Br. Sinaga)

Menurut Pdt JP Tamsar STh, lagu “Langkahkon Ma Inang” pertama kali direkam dalam pita kaset oleh Ledis Trio (Pop Simalungun) Asuhan St Darmawan Saragih. Kemudian direkam ulang dalam bentuk VCD oleh penyanyi Betty Br Sinaga. Lagu “Langkahkon Ma Inang” kini sudah menjadi lagu wajib pesta adat saat perkawinan mempelai putrinya Boru Simalungun. Lagu ini juga sudah menyebar di Media Youtube.

“Simalungun kini sudah memiliki lagu khusus yakni “Langkahkon Ma Inang”,saat orang tua mepelai wanita menyematkan Bulang dan Hiou (ulos-red)  kepada  mempelai wanita. Jadi lagu ini menggantikan lagu Toba “Borhat Ma Dainang”. Lagu “Langkahkon Ma Inang”,sudah menjadi lagu wajib pesta perkawinan Simalungun,” ujar ayah dari tiga putra satu putri ini.

Namun ketenaran lagu “Langkahkon Ma Inang”, ternyata Pdt JP Tamsar STh tak mendapat apa-apa, termasuk royalty. Bahkan ucapan yang dia dapat saat lagu itu diminta seorang produser di Medan hanya mendapat ucapan “Kan malas uhur mu Pa, boi ham terkenal alani lagu ai irekam” (Kan senang rasanya bapa, lagu bapa masuk dapur rekanan dan bapa terkenal-red). Jawaban itu membuat saya seperti patah arang,” ujar Pdt JP Tamsar STh yang hidupnya sederhana ini.

Boomingnya “Langkahkon Ma Inang” sebagai lagu Pesta Adat Perkawinan Simalungun, ternyata banyak juga yang tak tahu siapa pencipta lagu tersebut. Bahkan lagu itu sudah ada di Youtube tanpa disebutkan siapa penciptanya. 

“Serupiahpun saya tak dapat apa-apa dari lagu “Langkahkon Ma Inang”. Namun saya tetap bersyukur bisa lagu “Langkahkon Ma Inang” menjadi lagu wajib saat pesta adat perkawinan Simalungun. Jadi tak lagi selalu lagu Tapanuli “Borhat Ma Dainang”.

“Lagu “Langkahkon Ma Inang” saya ciptakan dalam satu hari. Saya selalu mencipta lagu dalam keheningan malam. Biasanya pukul 00.00WIB keatas, saya merenung dan mulai menuliskan syair demi syair. Saya kemudian membayangkan dan merenungkan kalau orang tua yang hendak menikahkan putrinya yang telah lama hidup bersama. Itulah terciptanya lagu “Langkahkon Ma Inang”, ujar Pdt JP Tamsar.

Tak hanya lagu “Langkahkon Ma Inang” yang sudah akrab di telingan penikmat lagu Simalungun. Salah satu lagu adalah “Ulang Mintor Holsohan” hasil Lomba Cipta Lagu Daerah Simalungun dengan Panitia HIMAPSI tahun 1980. 

Lagu “Ulang Mintor Hosohan” sudah direkam dalam pita kaset oleh Trio Mora (Edi Purba, Edi Haloho, Purba) dengan Pdoducer St Monang Saragih (Bandung) tahun 1986. Lagu ini juga sudah sangat akrab ditelingan masyarakat Simalungun pecinta lagu Simalungun.

Dalam Lagu “Ulang Mintor Hosohan” inipun, Pdt JP Tamsar STh tak mendapatkan jerih hasil karyanya. Sungguh sangat ironi, seorang karya seorang Seniman Simalungun yang juga Pendeta GKPS, justru tak dihargai etnisnya sendiri. 

Jangankan Royalti, uang terimakasih atas lagu ciptaan itupun tak ada. Lagu “Ulang Mintor Hosohan” pernah jadi lagu wajib saat Lomba Duet di Pesta Jubileum GKPS Se Resort Jambi tahun 2012 lalu. Sejumlah videonya Duetnya lagu “Ulang Mintor Holsohan” ada diposting di Media Sosial Youtube.

Lagu “Ulang Mintor Hosohan” juga manjadi Juara II Lomba Cipta Lagu Simalungun yang diadakan Himapsi Siantar Tahun 1980 dengan Piala Menteri Cosmas Batubara. Saya tak dapat apa-apa atas lagu ini. Saya bukan menuntut, tapi hanya sedikit minta dihargai hasil karya cipta saya,” ujar Pdt JP Tamsar STh yang kini menjabat sebagai Pendeta GKPS Resort Jambi sejak tiga tahun lalu.

Juara I Lomba Cipta Lagu Daerah Se Sumut
Pdt JP Tamsar STh
Prestasi gemilang dalam hal mencipta lagu sudah ditorehkan Pdt JP Tamsar STh. Lagu berjudul “Ingat Ma Amang” menjadi Juara I Se Sumatera Utara saat ikut lomba Cipta Lagu Daerah yang diadakan Stasion TVRI Sumatera Utara, Medan 1989. 

“Lagu ini saya ciptakan saat saya melayani di GKPS Merek Raya, Simalungun. Lagu ini saya ciptakan tepatnya 23 Mei 1989. Awalnya lagu ini saya ikutkan lomba cipta Lagu Daerah Se Sumut. Seleksi pertama dari 154 lagu, lagu saya ini lolos ke 25 besar kemudian 10 besar. Kemudian dinyanyikan dan diarasemen oleh pemusik dak akhirnya Juara I se Sumut,” katanya.

Namun lagu “Ingat Ma Amang” gagal mewakili Sumut ke Tingkat Nasional karena surat pemberitahuan Juara I Se Sumatera Utara tak diterima Pdt JP Tamsar STh saat itu.

“Saat itu Sinode Bolon GKPS di Bogor. Saat istirahat makan siang, saya baca Koran Kompas, tiba-tiba ada berita hasil Lomba Cipta Lagu Daerah Se Nasional di Jakarta. Saya baca diberita itu, lagu ciptaan saya yang mewakili Sumut tidak ikut. Saya langsung lemas. Saat itu belum ada telepon genggam (HP). Jadi pemberitahuan Juara I Se Sumut hanya dikirim lewat surat Pos ke tempat kos. Saat saya pulang, saya lihat sudah ada surat pemberitahuan itu sudah ada, saya saat itu sungguh kecewa,” katanya.

Pdt JP Tamsar STh juga awalnya kurang yakin kalau lagu ciptaanya juara I. Biasanya yang mendominasi juara adalah Tapanuli dan Karo. 

“Saat saya ke TVRI Medan, saya ditanya oleh TVRI Medan kenapa tak ikut lomba ke Tingkat Nasional di Jakarta. Saya berikan alasan karena Sinode Bolon. Jadi saya diberikan hadiah Juara I Sumut berupa TV, Tabanas Rp 800 Ribu, Piala  dan hadiah lainnya,” katanya.

Kata JP Tamsar, lagu itu hingga kini belum direkam. Lagu “Ingat Ma Amang” yang menjadi Juara I Se Sumatera Utara saat ikut lomba Cipta Lagu Daerah yang diadakan Stasion TV TVRI Sumatera Utara, Medan 1989 lalu, hingga kini belum direkam.

Syair Lagu Harus Bahasa Seni

“Saat ini saya prihatin dengan pencipta lagu-lagu Simalungun masa kini. Banyak syair lagu dengan bahasa pasaran dan bukan bahasa seni. Inilah yang membuat derejat Lagu Simalungun redah dimata etnis sendiri dan orang lain. Kalau saya mencipta lagu selalu dengan bahasa Seni, yakni bahasa Simalungun yang artinya mendalam,” ujar suami dari L br Saragih ini.

Kini setidaknya ada 33 Judul lagu Ciptaan Pdt JP Tamsar STh yang belum direkam. Dari 33 judul tersebut ada lagu Rohani Simalugun, Pop Indonesia dan Pop Simalugun. 

“Garis kelompok lagu yang saya ciptakan selalu beraliran sendu atau sentimentil. Karena saya saat mencipta lagu selalu larut dalam rasa “kesedihan”. Selain itu, karena saya juga seorang Pelayan, unsur arahan ke peda Pemujian Tuhan juga tak luput saya sajikan dalam syair lagu. Kalau soal lagu yang irama girang, minim sekali. Adapun mungkin hanya ada satu dua,” katanya.

Pdt JP Tamsar STh dalam mencipta lagu terkesan hanya otodidak dengan naluri seni yang tinggi. Dalam mencipta lagu untuk membuat nada irama hanya menggunakan gitar. Namun hasil lirik dan syair lagunya sungguh menggugah dan bernilai seni tinggi.

“Saya juga berharap agar pencipta lagu Simalungun untuk tetap menjaga kualitas dan nama identitas Bahasa Simalungun. Bahasa Seni Simalungun harus dipertahankan dalam lagu Simalungun. Sehingga lagu Simalungun bukan lagu “kacangan”, tapi berkualitas tinggi,” katanya.

“Saya salut dan angkat tangan kepada Maestro Seniman Simalungun Taralamsyah Saragih. Lagu ciptaanya hingga kini abadi dan bahasa seni Simalungunya dalam. Kita berharap kepada musisi Simalungun, khususnya yang muda-muda agar bisa mempertahankan Bahasa Seni Simalungun tersebut,” ujarnya.

13 Tahun Tak Mencipta Lagu

Sembari menunjukkan teks lagu-lagu ciptaanya kepada Penulis, Kamis (25/12/2014) di Ruang Konsistoris GKPS Jambi, Pdt JP Tamsar STh sadar bahwa dirinya sudah 13 tahun tak lagi menciptakan lagu. 

“Sudah 13 tahun rupanya saya tak lagi mencipta lagu, khususnya lagu Simalungun. Redupnya keinginan saya mencipta lagu ini, akibat dampak tak adanya perhatian dari para producer dan juga para pengusaha entertainer Simalungun. Saya sempat kecewa kepada producer yang sesenaknya merekam lagu saya, namun saya tak dapat apa-apa, bahkan sebatang rokok pun tidak,” kenangnya.

Pdt JP Tamsar STh berharap, lagu-lagu karya ciptaanya bisa direkam dengan baik dan professional. Namun hingga kini dirinya masih menanti tawaran dari para Producer yang cinta dengan Lagu Simalungun. 

“Saya berharap ada producer yang mau merekam lagu-lagu saya ini secara professional. Saya juga berharap para penyanyi yang menyanyikan lagu saya untuk mau menyebutkan pencita lagu. Sebab hak cipta ini kan dilindungi undang-undang, jadi saya berharap para Senian bisa dihargai,” kata Pdt JP Tamsar SH yang juga piawai bernyanyi ini.

Kini setidaknya ada 33 judul lagu yang masih disimpan raih oleh Pdt JP Tamsar yang belum direkam secara professional. Diantaranya lagu itu yakni “Ijado Ham Sonari, Sedo Nalupa Au Bamu, Sayang Dimanakah Kau Kini, Naha Uhurmu Bakku, Diri Ini hanya Milikmu, Tading Ilobei, Dipimpin Oleh Yesus, Dosa Warisan, Glory Haleluya, Semoga Kau Lahir Dihatiku, Ranting Berduri Sebagai Mahkota, Hasrat Hati Kandungan Sanubari”.

Kemudian “Ahama Jambarhu Anak Hu, Malam Ini Malam Yang Indah, Mase Sonin, Tangkap Ham Tangan hu Botou, Sahei Do Sabou Do, Apala Hata Sangkababah, Urupi Ham Au, Rembulan Jadi Saksi, Katakan Sejujurnya, Soya Do Haganupan, Ingat Ma Amang, Selamat Tinggal Kawanku, Songon Bunga Na Italun, Seakan Tak Terasa, Odakhon Ma Da, Ulang Sai Inunut Tangis. 

Menurut Pdt JP Tamsar, dirinya banyak mencipta lagu saat melayani di GKPS Merek Raya. Saat itu jemaat dan pemuda banyak meminta agar diciptakan lagu untuk dinyanyikan mereka. “Kemudian laguku dinyanyikan mereka dan kemudian dinyanyikan orang lain lagi. Begitulah seterusnya,” katanya.


Awal Mencipta Lagu


Pdt JP Tamsat berkisah, kalau niat awalnya muncul naluri mencita lagu karena musibah ditinggal kekasih yang meninggal di Pemandian Sabas Haranggaol saat dirinya kuliah di STT HKBP Pematang Siantar.

Saat itu dirinya ditinggal kekasihnya karena meninggal. Padahal sudah menjalin kasih selama beberapa tahun. Bahkan Pdt JP Tamsar sempat sampai tak selera makan di Asrama selama 3 hari karena musibah yang menimpa kekasihnya itu.

Namun karena dorongan dari teman kampus, Pdt JP Tamsar bangkit dari kesedihan. Dirinya menguraikan kesedihan itu dalam syair lagu yang berjudul “Sai Malungun Do Au”. Dari situlah awalnya Pdt JP Tamsar menuliskan syair-syair  lagu yang kebanyakan lagu-lagunya adalah kisah nyata dalam kehidupan manusia.
Bahkan satu lagu yakni “Ipaikkan Bai Nadaoh” terinspirasi dari seorang pemuda GKPS yang sudah menjalin hubungan kasih sejak kelas 3 SMP hingga lulus SMA. Namun akibat status sosial antara laki-laki dan si perempuan, orang tua perempuan itu menyekolahkan putrinya ke Bandung untuk kuliah.

Sehingga kedua sejoli itu terpisah karena orang tua si perempuan tak senang kepada si pria yang dekat dengan putrinya itu.

“Awalnya saya lihat pemuda ini rajin ke gereja, partonggoan dan kegiatan pemuda lainnya. Namun tiba-tiba ada perubahan akibat dipisahkan keadaan dengan pacarnya. Lalu saya tanyakan kenapa pemuda itu berubah. Lalu pemuda itu bercerita, dan saya membuat kisahnya dalam sebuah lagu Pop Simalungun yang berjudul “Ipaikkan Bai Nadaoh” katanya. 

Bagi Producer Profesional yang tertarik dengan lagu-lagu Ciptaan Pdt JP Tamsar STh ini bisa menghubungi di HP 081361339025. (Asenk Lee Saragih-HP 08127477587). 


(Video Pdt JP Tamsar "Langkahkonma Inang" di Pesparawi Seksi Bapa Se Distrik VI Pekanbaru )



 Pdt JP Tamsar STh "Tangkapham Tangan Hu Botou"
 

Daftar Lagu Ciiptaa Pdt JP Tamsar STh
                                           Daftar Lagu Ciptaan Pdt JP Tamsar STh
 Lagu berjudul “Ingat Ma Amang” Ciptaan Pdt JP Tamsar STh menjadi Juara I Se Sumatera Utara saat ikut lomba Cipta Lagu Daerah yang diadakan Stasion TVRI Sumatera Utara, Medan 1989.



Lirik Lagu Langkah Kon Ma Inang

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih




Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih



Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh, Kamis 25 Des 2014 Memainkan Gitar Dan Lagu Ciptaannya. Foto-foto Asenk Lee Saragih

Pdt JP Tamsar STh Memainkan Gitar Sembari Bernyanyi Dengan Lagu Ciptaannya Kamis (25/12/2014) di Ruang Konsistoris GKPS Jambi. Setidaknya sudah ada 33 Judul Lagu Hasil Ciptaanya Yang Belum Direkan Secara Profesional. Kini Sudah 13 tahun juga Pdt JP Tamsar SThtak lagi mencipta lagu. Foto Asenk Lee Saragih.


Kumpulan Lagu Ciptaan Pdt JP Tamsar STh

Ulang Mintor Holsohan

Lirik Lagu Ulang Mintor Holsohan Cip Pdt JP Tamsar STh

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments