Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Jurnalis Senior Jannerson Girsang Berikan Kriteria Calon Bupati Simalungun

MENUJU SIMALUNGUN 1 (2015-2020)

Oleh: Jannerson Girsang

Bapak Soffyan Pemred Harian Analisa di kantor Analisa Jalan A Yani Medan. Saya nenyerahkan dua buah buku Refleksi Melayani di Tengah Masyarakat, 50 Tahun Pelpem GKPS. Beliau sudah berusia 78 tahun tetapi masih energik. "Olah Raga dan Berdoa" katanya. Panjang umur ya Pak!. Foto IST FB Jannerson Girsang.

Kini sudah banyak akun FB Menuju Simalungun 1 (2015-2020). Tim Sukses kayaknya sudah gencar memunculkan calon unggulannya. 

Saya memimpikan calon Bupati di tanah kelahiranku yang tidak mengumbar "uang" dan berhasil membangun sarana fisik semata, tetapi memiliki pengalaman membangun manusia seutuhnya di Kabupaten Simalungun. usuhan, . 

Calon yang kuimpikan adalah seorang yang memiliki konsep kepemimpinan seperti Rajamin Purba, SH, Bupati Simalungun periode1963-1973. Mantan Bupati Simalungun yang meninggal pada 1977 itu adalah pemimpin yang visoner, cerdas, berwibawa dan seluruh perhatiannya selama masa jabatannya adalah memikirkan dan melakukan tindakan untuk sebuah mimpi: Kabupaten Simalungun yang maju. 

(Baca dari biografinya dan cerita para kader-kadernya selama menjadi bupati, dan hasilnya yang kini ada di tengah-tengah masyarakat).

Sudah 42 tahun yang lalu beliau mengakhiri jabatannya sebagai bupati di usia masih relatif muda, namun karya-karyanya yang visioner masih dapat dilihat dan dinikmati hingga sekarang ini. 

Beliau mengenal dengan baik masalah di sana dan mampu menunjukkan prestasinya yang monumental dan hingga sekarang masih ada di tengah-tengan masyarakat Kabupaten Simalungun. 

Saya membantu rekan-rekan saya di daerah Simalungun yang nanti akan menjatuhkan pilihan pada seorang menjadi Bupati Simalungun (2015-2020). 

Calon Bupati adalah seorang yang dikenal luas oleh masyarakat di Kabupaten Simalungun yang terdiri dari berbagai etnis: Simalungun, Jawa, Tapanuli, Karo, Melayu, Mandailing, Cina, dll dan berbagai agama yang ada di sana. 

Mereka bukan orang yang hanya memperjuangkan suku atau agama tertentu, dan tidak mengandalkan kampanyenya menggunakan unsur-unsur itu. 

Calon Bupati Simalungun memahami budaya-budaya yang ada di Kabupaten Simalungun dan mampu bergaul dan dikenal luas diantara berbagai suku dan agama di sana. Dia mampu mengatasi konflik yang berasal dari Suku dan Agama, membuat kehidupan masyarakat yang harmonis. 

Calon bupati adalah yang peduli dan cinta budaya. Peninggalan-peninggalan nenek moyang harus mendapat perhatian yang serius. Museum, gedung-gedung kesenian haruslah difungsikan dan menghasilkan budayawan, atau seniman yang handal. 

Pilihan saya yang tertinggi kalau seorang calon mampu menggunakan berbagai bahasa di sana, sebagai bukti kesehariannya memang masuk ke pergaulan masyarakat di sana. 

Lihat PM Singapura yang ketika mengumumkan meninggalnya PM Singapura menggunakan tiga bahasa utama di negeri itu: Inggeris, Melayu dan Mandarin. 

Seorang Bupati Simalungun harus memiliki konsep yang jelas tentang masa depan para petani, khususnya sayuran di daerah dataran Tinggi, serta para petani sawah di daerah dataran rendah dan petani pekebun. Dia memiliki konsep yang jelas tentang perlindungan petani, serta fasilitas akses jalan masuk ke lokasi pertanian.

Sejak dahulu kala belum ada satupun processing di wilayah penghasil sayuran atau buah. Kita masih terus menjualnya mentah. Harga ditentukan pasar yang tak menentu. Saya kira petani di Silau Marawan, di Saribudolok, Saran Padang, Situri-turi, Bangunsaribu, Hinalang, Tigarunggu membutuhkan processing hasil pertanian mereka, seperti cabe, tomat, kentang dll. Daerah-daerah persawahan seperti Tanah Jawa, Pane Tongah, Bandar, Rajamaligas dll, membutuhkan irigasi yang baik, serta penanganan pasca panen, subsidi pupuk dan sarana pertanian. 

Selain itu calon bupati harus memiliki konsep yang jelas tentang pemekaran Kabupaten Simalungun yang sudah menggantung selama lima belas tahun lebih. 

Calon Bupati Simalungun adalah orang yang memiliki program yang jelas tentang Danau Toba. Mereka harus menyatakan sikap soal karamba dan pelestarian Danau Toba, memiliki konsep yang jelas penyelesaian masalah ini hingga lima tahun ke depan. 

Seorang Bupati Simalungun harus memiliki konsep yang jelas tentang keamanan dan ketertiban umum. Tidak boleh lagi terjadi pembunuhan aparat keamanan seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Rakyat harus merasa aman tinggal di sana. 

Calon bupati memiliki program penerapan e-budgeting dalam penyusunan anggaran. Anggaran Pemda yang terbuka dan bisa dibaca masyarakat luas. 

Calon bupati Simalungun, bukan orang yang arogan, tetapi seorang yang rendah hati. Bukan orang yang berpidato, seolah yang lain tidak tau apa-apa tentang Kabupaten Simalungun, mampu melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan. Dia adalah seorang inspirator, bukan menakut-nakuti rakyat. 

Dekat dengan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat di Kabupaten Simalungun yang terdiri dari beragam suku itu. Tidak pernah melecehkan suku atau agama orang lain. 

Ke depan, model Rajamin Purba, SH mungkin sangat cocok menjadi Bupati Simalungun. Sampai kini orang-orang masih "Rajaminan" padahal kekuasaannya sudah berakhir pada 1973, atau 42 tahun yang lalu. 

Rajamin, mampu bersinergi dengan siapa saja, tanpa memandang suku, agama. Contoh, ketika mendirikan USI, beliau bersama 45 orang dari berbagai suku menjadi anggota badan pendiri Yayasan perguruan tinggi swasta itu di awal pendiriannya. 

Rajamin menguasai bahasa Simalungun, bahasa Karo, Bahasa Tapanuli. Selama kepemimpinannya beliau mampu mensinergikan semua suku yang ada di sana, tanpa kehilangan identitasnya sebagai orang Simalungun. 

Dia memikirkan budaya (Partuha Maujana Simalungun--Museum Simalungun), memikirkan model pembangunan yang menyentuh kebutuhan rakyat (dia turut membidani pembangunan Pelayanan dan Pembangunan Pelpem GKPS pada 1965), memiliki visi yang jauh ke depan soal pendidikan (Beliau adalah Pendiri Universitas Simalungun)--tapi itu bukan milik pribadinya . 

Kita masih menyaksikan karya-karya Rajamin yang monumental, dinikmati seluruh rakyat dan bukan menjadi milik pribadinya. 

Bukan bupati yang setelah memegang jabatannya, memperluas gurita perusahaan pribadinya, menjadi kaya dan memiliki aset pribadi dimana-mana.
Terima kasih. Jangan salah pilih. (**)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments