Hari ini (Minggu 9 Agustus) dari 12-13 pelajar dan mahasiswa yang mendapat penghargaan sebagai pelajar/mahasiswa berprestasi di gereja GKPS Simalingkar, hanya 3 orang laki-laki. |
Pengamatan beberapa tahun belakangan ini di gereja kami dan di tempat
anak-anak saya kuliah, saya berkesimpulan prestasi perempuan di
sekolah/perguruan tinggi sungguh mengesankan. Perempuan lebih unggul
dari laki-laki.
Padahal, kalau saya bandingkan dengan situasi
saya mulai dari SD hingga perguruan tinggi sebelum pertengahan 1980-an,
penghargaan seperti ini, laki-lakilah yang selalu unggul. Hari
ini dari 12-13 pelajar dan mahasiswa yang mendapat penghargaan sebagai
pelajar/mahasiswa berprestasi di gereja GKPS Simalingkar, hanya 3 orang
laki-laki.
Suatu ketika saya mengikuti wisuda putri saya di Universitas Indonesia, dari 13 mahasiswa terbaik, hanya 4-5 orang laki-laki. Dari empat anak saya, tiga putri dan satu putra, prestasi akademik (IP)
ketiga putri saya di sekolah dan perguruan tinggi, jauh melebih
prestasi putra saya satu-satunya.
Ketika hal ini saya konfrmasi
ke putra saya, dia tidak merasa terganggu dengan kondisi kakak-kakaknya
dengan prestasi yang lebih bagus dari dirinya.
Kata putra saya
:"Perempuan lebih rajin dan tidak sering ke luar. Makanya jam belajarnya
lebih banyak dari kami kaum laki-laki. Tapi, kontribusi laki-laki ke
masyarakat lebih banyak dari perempuan. Laki-laki lebih banyak di
lapangan," kata putra saya Bernad memberi alasan.
"Tokh kalau
anak perempuan yang pintar-pintar itupun, jika disuruh suaminya mendidik
anak di rumah, pasti dilakukannya. Karena wanita itu hidup sesuai
dengan kebiasaan yang masih dianut saat ini," tambahnya.
Penelitian
Dahulu, prestasi anak laki-laki di bidang sains dan matematika menjadi
asumsi kalau mereka unggul dibandingkan anak perempuan. Namun,
penelitian terbaru saat ini menunjukkan hal sebaliknya.
Para
peneliti dari Universitas Missouri dan Universitas Glasgow di Glasgow,
Skotlandia, menemukan, prestasi akademis anak perempuan unggul
dibandingkan anak laki-laki di 70 persen negara yang menjadi lokasi
penelitian-- terlepas tingkat gender, politik, ekonomi atau keseteraan
sosial.
"Kami mempelajari tingkat capaian pendidikan sekitar 1,5
juta, anak-anak berusia 15 tahun dari seluruh dunia, menggunakan data
yang dikumpulkan antara tahun 2000 dan 2010," kata Curators Professor of
Psychological Sciences di College of Arts and Science, David Geary,
seperti dikutip Antara.
Namun, sesudah memasuki lapangan
pekerjaan, ada kecenderungan dimana perempuan tidak terwakili dalam
pekerjaan dengan karier produktif tertinggi. Andreas Schleicher,
direktur pendidikan OECD, berpendapat bahwa masalahnya bukan "tentang
laki-laki dan perempuan melakukan pekerjaan yang sama untuk upah yang
berbeda, tetapi tentang pria dan wanita mengejar karier yang berbeda".
Secara khusus, ia mengatakan perempuan masih "sangat kurang terwakili"
dalam pekerjaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
teknik dan matematika, yang dapat menjadi salah satu karier produktif
tertinggi. Fenomena lain. Dalam acara kebaktian, hanya satu jalur dari tiga jalur kursi di gereja yang ditempati kaum bapa/laki-laki.
Padahal, posisi kepemimpinan laki-laki di gereja didominasi laki-laki.
Demikian juga kepemimpinan laki-laki di berbagai instansi, organisasi
dan lain-lain.
Menurut Anda, apa kesimpulan dari fakta di atas?
Bisakah kita katakan perempuan sekarang lebih unggul di sekolah dari
laki-laki? Bagaimana pengamatan di tempat Anda? Bagaimana dengan
kecenderungan kepemimpinan masa depan? (St Jannerson Girsang)
0 Comments