 |
Sidang Raya (SR) PGI |
BERITASIMALUNGUN.COM, Parapat-Krisis ekologi
makin akut dialami bangsa ini. Bencana banjir, kekeringan, asap, bahkan
konflik lahan, makin rutin terjadi dan seolah tak ada jalan keluarnya.
Karena itu, Sidang Raya (SR) PGI 2014 lalu di Nias memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap isu kerusakan ekologis.
Dalam keprihatinan terhadap kerusukan
ekologis ini dan dalam rangka konsistensi menjalankan mandat SR
tersebut, maka PGI dalam sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) PGI 2016
di Parapat 22-26 Januari 2016 memberikan perhatian khusus dengan isu
tersebut.
Pemilihan kota Parapat sebagai tempat
pelaksanaan sidang juga dimaksudkan untuk memberikan perhatian dan
dukungan terhadap pemulihan Danau Toba dari ancaman kerusakan yang lebih
parah.
“Kita bersidang di tepi Danau Toba yang
makin lama makin mengalami ancaman kehancuran karena ulah manusia yang
tidak bertanggungjawab,” kata Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette TH.
Lebang, dalam pengantarnya mengawali Laporan Majelis Pekerja Harian
(MPH) PGI kepada sidang MPL PGI 2016, pada Sabtu, 23 1/2016).
“PGI ikut mendukung kampanye cinta Danau
Toba,” tegas Ketua Umum PGI. PGI berharap agar pemerintah dan
masyarakat di sekitar Danau Toba memberikan perhatian dan melakukan
upaya-upaya yang konkrit untuk menyelamatkan Danau Toba dari kerusakan
yang lebih parah.
Dalam laporan MPH PGI juga ditegaskan
oleh Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, MTh. Gomar mengatakan
bencana dan krisis ekologis akan tetap terjadi. “Sebagai akibat
perlakuan kita yang tidak ramah terhadap alam, dan sebaliknya
mengeksploitasi alam melebihi batas-batas daya dukung bumi.”
Pada saat yang sama krisis ekologis ini
juga diperparah dengan lemahnya penataan tata ruang wilayah dan
pengelolaan hutan kita,” tambahnya. (SNC)
 |
Prosesi penyambutan. |
0 Comments